Scene 39.0 - Her and I

215 15 0
                                    

"We already tracked the IP's number that they sent to us, and the result said it was literally here, Aglaia. The transaction also coming out from Aglaia's device," jelas Theo yang kemudian sukses membuat semua orang yang hadir di ruang rapat saling melirik satu sama lain. "Saat ini Tim Keamanan sedang berusaha mencocokkan tiap-tiap device yang dicurigai bisa melakukan ini, namun hasilnya tidak ada yang cocok sama sekali."

"Tapi titiknya tetap berada di Aglaia, bukan?"

"Benar," jawab Theo. "Li Hua telah mengirimkan bukti invoice ketika mereka membeli lukisan tersebut, dan kami sudah memeriksanya juga. Hasilnya, cap bisa dibuktikan seratus persen asli milik Aglaia tanpa adanya rekayasa, karena barcode menghasilkan bukti tracking yang jelas. Kemudian tangan pimpinan pun mengatakan demikian."

"Tanda tangan? My signature?" Scene menunjuk dirinya dan terkejut. Ia kemudian melihat satu file yang dikirimkan oleh Theo dan membaca invoice tersebut dengan teliti. Benar, tanda tangannya ada disana, ia menandatangani bukti pembayaran tersebut, bahkan terlihat dibubuhkan dengan pulpen basah.

"Kami mencurigai bahwa pelaku memang sengaja menggunakan jaringan Aglaia dan menyembunyikan IP asli yang ia gunakan, atau dia tidak meretas, melainkan memang menyembunyikan perangkatnya disini. Dalam artian, pengoperasian tindakan tersebut diam-diam dilaksanakan di wilayah ini. Namun, ini masih hanya dugaan, banyak opsi lain yang bisa digunakan, tidak pada dua opsi itu saja. Jika ini adalah benar, itu artinya seseorang telah meretas jaringan kita dan ia adalah orang yang sangat memahami Aglaia."

Jorji—Kepala Divisi Produksi kemudian bersuara. "Bukankah ini hanya bisa dilakukan oleh seseorang seperti kalian? Karena jika kami atau yang bukan dari Divisi Keamanan, rasanya mustahil—kami tidak tahu apa-apa," ucapnya yang lantas membuat hampir seluruh perhatian berbalik tertuju kepada Theo.

Ekspresi Theo tiba-tiba berubah, dan Scene yang menyadari hal tersebut langsung menengahi. "Seseorang yang pintar akan teknologi tidak selalu mau bekerja untuk teknologi, Jorji. Bisa jadi, ia memiliki keinginan yang lain," tutur Scene. "Begini, tidak ada habisnya jika kita meletakkan kecurigaan satu sama lain. Saya juga yakin, beberapa dari kalian disini, mungkin, mencurigai saya karena mendengar apa yang Theo paparkan tadi. Tetapi, rasanya sangat tidak berguna dan masuk akal jika saya memang sengaja untuk melakukan hal tersebut, bukan? Sementara kita disini—termasuk saya, sebagai pimpinan selalu hadir pada paparan perkembangan kasus."

"Saya tidak akan menekankan atau bersikeras bahwa saya menolak untuk tuduhan tersebut karena nama dan tandatangan saya ada di kertas ini." Scene menunjuk pada tabnya yang masih menampilkan invoice yang ia singgung. "Namun, agar tidak ada kecurigaan yang terlempar seperti bola liar, maka kita harus sama-sama bekerja keras untuk mengungkap ini." Semua orang mengangguk setuju. "Theo, bagaimana dengan hasil CCTV? Ada perkembangan?"

"Hasil bisa diketahui paling cepat minggu depan, Maam. Karena kita menggunakan CCTV dengan sistem kualitas keamanan yang baik dan terverifikasi, sehingga mereka mengakui—tidak bisa memperbaikinya dengan tindakan yang gegabah. Mereka tidak mau mengambil resiko, karena kalau salah-salah, akan bisa dikenakan pelanggaran hak penggunaan."

"Oke, sampaikan kepada mereka untuk tolong menyelesaikan perihal CCTV ini secepatnya. Karena siapa tahu, kita bisa menemukan satu titik disana. Katakan bahwa Aglaia menunggu, untuk setidaknya paling lambat, minggu depan, memang sudah mendapatkan hasilnya, apapun itu. Kita membutuhkan penyelesaian kasus ini segera karena ini menyangkut banyak hal." Scene memberikan instruksi terakhirnya sebelum menutup pertemuan pagi ini. "Semuanya, kita akhiri sampai disini dan terima kasih."

Semua orang mengucapkan salam dan satu persatu mulai melangkah ke luar ruangan. Menyisakan Theo dan Arina yang masih bertahan dan melakukan beberapa diskusi dengan Scene. "Theo, laporkan apa saja yang para teknisi CCTV butuhkan setelah ini, saya juga akan kembali menghubungi Paman saya kalau-kalau beliau bisa membantu. Karena saya paham, kita tidak bisa bertindak secara sembrono dengan tidak mematuhi jalur yang sesuai hukum, bukan?"

Just Skies are Drawing | T1 (COMPLETED)Where stories live. Discover now