TUJUH PULUH

459 25 0
                                    

Scene menilik penampilannya sekali lagi di depan cermin sambil sesekali menengok layar ponselnya. Lima menit yang lalu, Kim mengabari bahwa lelaki itu sebentar lagi akan sampai di hotel mereka—dan tentu saja ia merasa gugup setengah mati sekarang. "Astaga, Scenery. Bukankah sudah menjadi makanan Kim sehari-hari melihat bagaimana berantakannya kamu di pagi hari. Seharusnya biasa saja, kan?" ucap Scene berusaha menenangkan diri. Wanita itu terus mengerang sambil berkali-kali menghembuskan nafasnya kasar. "Santai, Scenery. OK? Biasa saja, biasa saja, HFT! ARGH!"

Bel berbunyi dan tentu membuat Scene semakin kalang kabut. Ia memperhatikan dirinya sekali lagi, mulai dari tatanan rambut hingga sepasang mule sandals yang membungkus telapak kakinya. Strapless midi dress by Carolina Herrera yang dihiasi bordir bunga klasik serta bertabur sedikit kristal halus itu terlihat luar biasa menawan di bawah sinar hangat pukul sepuluh malam. Ia sedikit berlari ke lantai utama—menuju area voyage untuk membuka pintu.

Benar saja, begitu pintu terbuka sempurna, yang dijumpai wanita itu tentu adalah lelakinya. Sama memikat seperti sang wanita, Kim begitu tampan dengan kemeja hitam santai serta dua kancing teratas yang sengaja ia lepaskan. Di tangannya, ada sebuah buket bunga besar yang otomatis langsung mengambil perhatian Scene. "What's that?" Scene terpengarah. Pasalnya, bunga-bunga itu dibungkus oleh kertas wrap berwarna hitam doff. Kemudian diisi dengan kurang lebih seratus dua puluh lima tangkai mawar biru cantik.

"Hi, Princess." Kim memberi satu kecupan hangat di pipi kanan Scene sebagai sapaannya. Ia lalu melangkah masuk lebih dahulu—membiarkan buket bunga tersebut diletakkan di salah satu kursi meja makan. "Siapa yang sedang berulang tahun, Scenery?" kata Kim usai menjumpai ada satu kue tart yang telah tersaji di antara makanan lainnya.

"Kamu," jawab Scene riang. Ia berjalan ke arah Kim usai mengambil beberapa foto bersama buket mawar yang dibawa Kim. "Kemarin aku belum sempat merayakan ulang tahun kamu. Maaf," ucapnya kemudian mengambil dua batang lilin dan menancapkannya di atas kue tart. "Happy birthday, K. The grumpiest man in my life, but I am the first person who loves him the most!"

"Astaga." Kim tertawa seraya meraih lengan Scene untuk duduk tepat di sebelahnya. Lelaki itu juga mengambil dua lilin lain sebagai tambahan agar tidak hanya dirinya saja yang dirayakan. "Kita tiup lilinnya sama-sama. Karena kemarin, sewaktu ulang tahun kamu kita belum merayakannya dengan benar. Maaf ya, jeda waktunya lama sekali. Selamat ulang tahun, Scenery."

Keduanya saling memejamkan mata dan memanjatkan doa. Usai lilin telah padam sempurna, Kim dan Scene langsung bertepuk tangan diiringi tawa riuh. Mungkin sudah terlambat sekali tentang perayaan mereka, namun setidaknya satu dari mimpi usai berpisah untuk waktu yang lama itu akhirnya terwujud.

Scene menyesap wine dalam gelas miliknya serta mengambil dua kacang almond. Satu tangannya yang lain telah digenggam oleh Kim dan sesekali lelaki itu mengecup punggung telapak tangannya hangat. Tidak ada yang tahu, bahwa sedari ia menjumpai wanitanya yang berdiri di depan pintu—tampil luar biasa menawan sesuai dengan agenda bahwa malam ini adalah malam kencan pertama mereka, jantungnya juga berdebar luar biasa. Bahkan sekarang, lensanya tidak mau lepas dari Scene sama sekali.

Kim berdehem kecil sebelum mengucapkan satu kalimat yang sudah ia niatkan dari jauh-jauh hari. "Scenery," panggil Kim pelan. Sementara Scene yang masih asyik pada kacang almondnya, hanya memberi respon dengan gumaman kecil. "I love you," ucap Kim. "I love you, Scenery."

Scene otomatis memelankan kunyahnya dan melirik Kim melalui ujung ekor matanya—tengah memperhatikan ia begitu serius. Wanita itu langsung menunduk sambil mengulum senyum di bibir bersamaan seluruh wajahnya yang memanas. Dan Kim yang menyaksikan bagaimana malu-malunya Scene saat ini malah semakin gencar mengusili wanita itu—meraih pinggang Scene untuk semakin duduk mendekat kepadanya. "I love you, Scenery," ucap Kim lagi. Wajahnya sengaja ia dekatkan seraya menikmati dua pucuk pipi Scene yang bersemu merah. "Hey, I love you. When will I get a reply?"

Just Skies are DrawingHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin