Scene 14.0 - Explicit Confession

314 29 2
                                    

Kring Kring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kring Kring

"Minggir! Minggir!" Scene berteriak heboh sambil mengendarai airwheel miliknya ketika ia baru saja memasuki basecamp tempat biasa mereka berkumpul. Dirinya dan Kim baru saja kembali dari Bangkok setelah empat hari berlibur bersama, lebih tepatnya, bekerja.

Keth yang kaget karena mendengar teriakan Scene, lantas berbalik, menghadap Scene yang hampir terjungkal ke depan karena menarik rem paksa pada airwheelnya. "Woi!" wanita itu memekik tak terima.

"Yang bener aja ni perempuan," keluh Keth sambil menahan pundak Scene dan membantunya agar tidak jadi terjungkal. Kim, yang berada di belakang Scene juga otomatis ikut datang menahan Scene. "Gini nih, kalau SIM A nya nembak semenit jadi," ledek Keth lagi.

Mendengus, Scene memelototi Keth sambil mengusap body airwheel yang ia kendarai, takut-takut mainan baru kesayangannya itu lecet. "Makanya kalau punya kuping tuh dipasang!"

"Gue belah juga ni barang." Keth mengancam Scene dengan tawa lalu menendang pelan body airwheel Scene.

Belum sempat Scene beradu keributan dengan Keth, Kinn rupanya terlihat sedang menuruni tangga menuju ke arah mereka sekarang. Senyum merekah muncul di bibir Scene ketika ia melihat lelaki itu.

Untuk segala hal memang Kinn seperti pendingin yang menyejukkan.

"Wow Scenery, welcome back," sapa Kinn sambil menyodorkan kepalan jarinya di depan Scene untuk bertos ria. Ia lalu menyentil sebuah bel yang menggantung di airwheel Scene hingga benda itu mengeluarkan suara. "Lo jauh-jauh ke Bangkok cuman untuk beli ginian?"

"Siapa beli, orang ada yang kalah taruhan. Cupu."

"Kim?"

"Yo..." Kim menutup langsung mulut Scene dengan telapak tangannya, membungkam wanita itu agar tidak lagi bersuara. Ia juga mengacak-ngacak wajah dan mencubiti pipi Scene tanpa ampun.

"Taruhan apa?" tanya Keth.

"Anjing." Scene mengumpat spontan setelah merasakan keusilan Kim. "F1. Jagoannya kalah hahahaha, padahal gue gacha doang."

"Kasihan. Emang lagi nasibnya kerampokan." Kinn ikut meledek yang membuat Kim mendengus jengkel.

Ketiganya lalu berjalan menuju ruang tengah bersama, sementara Scene lebih dahulu pergi dengan mengendarai airwheel dan mengelilingi penthouse sesukanya. Tingkah wanita itu kini terlihat seperti anak kecil yang sedang sibuk dengan mainan baru dan tidak memperdulikan sekitar lagi.

"Glad to see her smile again," ujar Kinn membuka suara ketika ketiga bersaudara itu berakhir mendudukkan diri di sofa.

Keth mengangguk setuju, sama halnya dengan Kim. "Last month was really bad for her. Gue kaget luar biasa waktu dikabari Kim," gumam Keth menambahi.

Just Skies are Drawing | T1 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang