28. Masih Dengan Yang Lama

21 8 0
                                    

Sudah seminggu ini Kezia hilang tanpa kabar, entah kemana gadis itu menepi. Nomor tak bisa di hubungi sama sekali. Rumah dan kafenya sudah Rafa kunjungi setiap harinya, namun semua nihil.

Bang Iyan juga tidak dapat di hubungi, satupun keluarga Kezia tidak ada yang dapat di mintai informasi.

Entah apa yang sebenarnya terjadi.

Rafa juga sering berkunjung ke tempat peristirahatan Nathan, namun ia tak pernah menemukan Kezia berkunjung kesana.

"Kita lapor polisi aja?" Mama Rafa memberi usul.

"Jangan, Ma. Aku cari aja dulu. Mana tau Jia cuma pergi buat nenangi diri." Ucapnya.

"Udah seminggu engga ada kabar, Fa. Mama khawatir kalau Jia kenapa-kenapa." Eni-Mama Rafa- tampak khawatir dengan hilangnya Kezia seminggu ini.

Lelaki itu menenangkan sang mama, "Yakin sama aku, Ma. Kezia pasti baik-baik aja." Katanya.

"Tolong cari tau kabarnya ya, Nak. Mama beneran khawatir. Mama takut kalau Jia ngelakuin hal yang aneh." Eni elus punggung lengan Rafa. Ia percaya bahwa anak lelakinya itu pasti bisa menemukan Kezia.

"Pasti, Ma." Katanya.

Seminggu tanpa kabar dari sang kekasih, cukup membuat Rafa uring-uringan. Ia takut Kezia melalukan hal aneh, Rafa takut kalau Kezia melukai dirinya sendiri.

Berulang kali ia telepon nomor Kezia, berharap panggilan kali ini terhubung. Namun ternyata suara operator masih menjadi jawaban dari teleponnya.

Room chat itu tak kunjung berceklis dua.

"Kamu kemana sih, Jia. Kalau mau selesai kita obrolin baik-baik. Jangan bikin khawatir." Gumamnya, sembari sesekali mengecek handphonenya.

Album foto yang tertata rapi di atas rak meja belajarnya Rafa raih. Ia hembus debu yang menyelimuti album itu.

Ia balik tiap lembarnya.

Foto Kezia mengisi tiap lembarnya.

Rafa emang segila itu mencintai Kezia. Dahulu tak jarang ia selalu mengambil foto Kezia secara diam-diam. Ia sampai membuat album khusus ini hanya untuk Kezia. Kezia tau perihal album ini. Rafa sudah memberi taunya saat hubungan mereka sudah jelas.

"Aku nyelamati apa dulu ya sampai di bucinin gini sama kamu?"  Kata Kezia waktu itu.

Rafa tertawa kecil, lucu apa bila mengingat hal apa yang membuat ia jatuh cinta dengan gadis itu.

Pintu kamarnya di ketuk Rangga, Rafa menutup albumnya. Berdiri menghampiri si bungsu yang kini berdiri di depan pintu kamarnya.

"Tebak siapa yang nungguin lo di bawah?"

"Jia?"

"Ibu mendiang bang Nathan."

―00―





Rumah ini sudah sangat lama tidak perpenghuni. Di tinggal bunda dua tahun lamanya, ternyata isinya masih baik-baik saja.

Debu-debu yang menghampiri tiap sudutnya sungguh tebal.

"Siapa yang beli, Bunda?"

"Kamu masih inget ga adek kelas kamu pas masih kuliah? Dia putih banget, matanya sedikit sipit. Kalau ga salah dia keterunan chinese. Dulu sering banget main kesini, paling dekat sama Adit. Bunda lupa namanya, inget ga?"

Aku berusaha mengingat, padahal teman ku sedikit. Tapi kali ini aku lupa, keterunan chinese? Yang aku tau cuma Juna yang mengalir darah chinese.

Senja Dan Rindu [END]Where stories live. Discover now