Senja Dan Rindu [END]

26. Dan Berakhir

Sun☀️

Aku udah mandi.
Kamu sana mandi, siap-siap berangkat ke kafe. Hati-hati berangkat ke kafenya, jangan bawa mobil ngebut.

Bisa ga sih mau pap tu aba-aba dulu?
Aku males ke kafe, capek banget.
Mobil ku belum diperbaiki.
Semangat ya, Fa. Semangat menghadapi senin yang indah.

Ga seru kalau aba-aba dulu.
Istirahat aja dirumah ya! Nanti sore, siap ngajar aku kerumah kamu.
Nerveous, Ya. Mau jadi pembina.
Jadwal aku ngajar di jam pertama.
Sarapan kamu udah otw.

Semangat, Pak.
Makasih udah goofoodin.
Kamu jangan skip sarapan, okey👌

Okey sayang👌
Aku siap-siap dulu ya.

Bye

Deretan pesan di pagi hari adalah hal yang sudah biasa Rafa lakukan. Lelaki itu pasti akan mengngabari ku setiap waktunya. 

Ia tidak pernah lupa mengingatkan hal-hal kecil dalam hidup ku.

Aku senang diperhatikan lebih olehnya.

Dalam kisah yang baru ini, aku banyak belajar dari masa lalu ku. Aku mengubah banyak sifat buruk ku, merendahkan ego ku dan lebih memperhatikan hal-hal disekitar ku.

Aku tidak mau kehilangan sekali lagi.

Sudah cukup ditinggal mati olehnya.

Sudah cukup aku hilang akan diri ku sendiri karna tidak sanggup menghadapi hilangnya orang paling berharga.

Rafa, asalkan kamu tau bahwa aku disini sangat mencintai mu. Aku takut kehilangan kamu, aku takut di tinggal kamu.

Tolong lebih lama di hidup ku ya?

Aroma kopi menyeruak masuk kedalam indra penciuman.

Lonceng itu sedari tadi tidak berhenti berbunyi, menandakan banyaknya pelanggan masuk ke dalam cafe yang tiga tahun ini berjalan lancar. 

Setelah lulus dari bangku universitas, aku memilih membuka usaha sendiri. Sedangkan Rafa, lelaki itu mengajar di Sekolah Menengah Atas. Menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Zura bernasib sama dengan Rafa. Mereka mengejar karir sesuai jurusannya.

Hanya aku saja yang melenceng dari jurusan ku.

Kehidupan mereka sudah berkembang semakin jauh, namun aku tetap begini saja.

Berputar-putar di lubang yang sama.