DUAPULUH TIGA

15 3 0
                                    

Pagi ini sangat indah di mana burung- burung berkicau dengan merdu dan nampak mentari pagi yang bersinar di atas sana

namun tidak dengan suasana hati damar dimana hari ini bagaikan mimpi buruk baginya

"We..anak baru itu jago bener mainnya"seru gerfsen yang melihat dari jendela kelasnya

"Kalau gak salah namanya Roni"ucap Satya yang ikut berdiri di sebelah gerfsen menatap turun kelapanya

"Kak wisman nyaranin dia gabung di tim basket"ujar gerfsen yang nampak Masi begitu terpaku dengan Roni yang bermain dengan lincah

"Sebagai kapten basket kak wisman gak adil soalnya siswa lain banyak yang mau join tim basket sekolah ngapain siswa baru itu nyelonong aja"cerutu frendhi dia saja yang coba masuk sudah dua tahun mendaftar belum di terima-terima

"Kali ini gue setuju si sama jalan pikiran lo"geredilan ikut menghampiri ketiga temanya

"Logika,damar anak roling yang tiba-tiba masuk ke DETREW karna dia punya potensi jadi itu juga berlaku untuk Roni"tak ada sanggahan sama sekali jika seorang atalah berargumen rasanya semua sudah sangat masuk akal

"Nah ren dengerin si ata,kak
Wisman Nerima kak Roni karna kemampuanya udah ada, lagian mereka udah kelas tiga gak mungkin kak Roni nunggu tahun depan buat daftar,jadi lo nunggu tahun depan aja ren,sapatau tahun depan gue udah jadi kapan bukan lagi wakil hehe"bujuk gerfsen yang berusaha menenangkan frendhi

"Lo ngapain gue perhatiin murung aja pagi-pagi"tegur Herlan yang melihat damar nampak lesu di bangkunya

"Gue kurang tidur aja"jawab damar

"Boong Lo mata Lo gak item yang ada Lo kaya orang Satres mikirin sesuatu,ada masalah ama si riselda"Herlan ikiut duduk di sebelah damar

"Gak ada"

****

Sore ini damar pulang lebih cepat dari biasanya ia begitu gembira mendengar kabar dari ayahnya bahwa Ale sudah pulang ke rumah

"Ayah ale nya di mana"tanya damar ketika sudah sampai di ruang kerja Zahir

"Dia lagi di kamarnya"jawab Zahir tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop

"Kalau gitu damar keluar dulu yah"pamit damar sebelum akhirnya pergi dan berlari secepat yang ia bisa ke kamar ale

Saat sampai ke dalam kamar ternyata Ale tengah duduk santai menatap  keluar di balkon

"Gue udah kangen banget sama Lo"tanpa melihat wajah ale damar merangkul pundak Ale yang tengah berdiri di balkon

"Ha..lo"seketika damar melepas rangkulan tangannya ketika melihat wajah asli dari Ale yang ternyata selama ini adalah galen musuh bebuyutan DETREW

"Sekarang Lo harus siap dengan neraka damar"ucap galen sebelum menyenggol bahu damar untuk melewatinya

Damar Masi terdiam kaku di tempat,apa apaan ini semesta seolah tak membiarkan hidupnya damai

Apa belum cukup semua siksaan ini,di sekolah Radit dan Roni tak berhenti menyiksanya di tambah lagi ratna dan galen yang pasti akan selalu mengusiknya di rumah

****

"Dam beneran gelen itu ade Lo"tanya Johan begitu tidak terima

"Bisa bisanya sialan itu saudaraan sama Lo yang baiknya masyaallah"ucap Herlan

"Gak tau juga itu mungkin udah takdir"ucap damar sebelum meninggalkan teman-temannya dari dalam markas

DAMAR GRALINO [END]Where stories live. Discover now