SEMBILANBLAS

15 4 0
                                    

Hari yang di tunggu Zahir akhirnya tiba damar mengiyakan tinggal bersama di rumahnya

"Mari silahkan masuk nak"wanita yang masi terlihat cantik bahkan di usia 38 tahun menyapa dengan hangat kehadiran sang suami yang memegang erat anak berusia 16 tahun

"Ratna kenalin ini damar anak kita"Zahir memperkenalkan damar ke sang istri

Dengan ragu-ragu damar mengulurkan tangan berniat menyakini Ratna

"Ayah dia bunda"dengan ragu ragu damar membiasakan kalimat itu di telinga Zahir

"Bukan nak bunda Ratna adalah wanita baik yang mencintai ayah setelah ibu kamu pergi dan menitipkan kamu ke panti"Zahir merangkul pundak Ratna pertanda bahwa ia sangat mencintainya

Damar menganguk angguk paham,tak apalah ratna bukan bundanya namun tatapan hangat dari wanita itu sudah cukup untuk dirinya,namun tak terpungkiri rasa ingin tau sosok ibu yang sebenarnya Masi tersimpan rapih di lubuk hati damar

"Makan dulu,bunda udah masak Lo"Ratna menarik tangan damar dengan lembut ke arah meja makan

"Damar mau ayam kecap atau ayam goreng"damar hanya mengangguki  semua menu yang di tawarkan Ratna

Damar Masi terasa mimpi bisa berada di dalam keluarga seharmonis ini

"Makasi Tante"ucap damar sebelum mulai memakan hidangan yang di siapkan Ratna

"Kalau panggil saya bunda damar gak keberatan gak"ujar Ratna diangguki damar yang masi mengunyah makanan
"Malam ini damar tidur di kamar ale aja ya,Ale juga jarang pulang,kalau renovasi kamar kamu udah selesai baru tidurnya di kamar punya damar"ucap Ratna memecah keheningan di rumah sangat megah ini mereka bertiga Tenga berkumpul di ruang keluarga

Zahir Masi sibuk mengerjakan beberapa pekerjaan di laptop sementara Ratna memoles kuku dengan beberapa cat kuku dan damar ia duduk enteng di samping Zahir sesekali bertanya apa yang di lalukan Zahir ketika di perusahaan

"Ale siapa bunda"tanya damar

"Ale itu adik kamu kalian seumuran kok dia juga udah kelas 11"ucap Zahir yang masi sibuk bergelut dengan layar laptop

***

"Cie..ada OKB nih"

"Apan si OKB"ujar damar yang tengah bersantai di markas bersama yang lain kali ini ia memilih duduk bersama dan tak duduk di kursi pojok kesayangannya

"Orang kaya baru"ucap kompak frendhi,Satya dan Herlan

"Ada-ada aja Lo pada"ucap gerfsen yang tengah bermain game dengan Johan

"Kecolongan"triakan itu terdengar nyaring dari lantai dua markas tentu hal itu mengundang pusat perhatian

"Ini sudah yang sekian kalinya kita kecolongan senjata dan hari ini senjata arsipan kita ikut hilang"Sura berat dan tegas geredilan di dalam sebuah ruangan khusus anggota inti DETREW

"Orang dalam"tebak frendhi

"Menurut gue gak mungkin lah,kita semua kan udah saling percaya"sanggah damar mengeluarkan pendapatnya

"Musuh dalam selimut gak ada yang keliatan dam,damar Lo terlalu polis untuk nanganin Kasus kaya gini"timpal Johan yang bersandar di bahu kursi berusaha mencerna semua kejadian ganjal di markas

"Berbicara tentang keamanan kita punya cctv namun buntu semua cctv waktu kejadian seolah lenyap keamanan setiap saat ada sekitar tiga puluh anggota yang menjaga tapi kenapa markas kita Masi kecolongan anjir"ucap frustasi geredilan ini bukan yang pertama kali markas kehilangan selama menjadi generasi ketiga DETREW sudah hampir lima kali mereka kecolongan tanpa jejak satupun dari pelaku

DAMAR GRALINO [END]Where stories live. Discover now