🐑 78

1.1K 13 14
                                    

Aku kembali lagi menulis part yang bikin dag-dig-dug derr😭

Warning, bagian bawah🔞

Happy Reading.

Genta tersenyum sembari melambaikan tangannya pada Tika yang telah berdiri di depan pintu untuk keluar dari ruangannya. Meskipun tak rela jika gadis itu pulang, ia tetap harus menyuruhnya untuk kembali ke rumah dari pada harus mendengar omelan dari Aksa.

"Bye ... i love you!" kata Genta lalu mengulum senyumnya.

Sedangkan Tika yang mendengar hanya mengacungkan kedua jari tengahnya sebelum dirinya menutup ruang rawat tersebut, meninggalkan Genta yang saat ini tengah menertawainya.

Saat sedang menyusuri koridor rumah sakit. Suara seseorang berhasil membuat Tika menghentikkan langkahnya.

"Tika! Tunggu!"

Tika menoleh ke belakang dan mendapati seorang gadis tengah berlari ke arahnya. Dia adalah gadis yang pernah keluar dari hotel bersama Alatas. Dia Erdylene.

"Akhirnya kita ketemu lagi," ucap Er setelah tiba di hadapan Tika.

"Kenapa?" tanya Tika menatap Er tanpa ekspresi.

"Lo mau besuk Ala? Dia–"

"Nggak, gue habis besuk cowok gue," potong Tika.

Dahi Er berkerut, menatap Tika dengan pandangan heran. "Secepat itu lo dapet penggantinya Ala? Padahal dia–"

"Kalau lo mau ngomongin yang nggak penting, mending nggak usah. Kerjaan gue banyak," potong Tika dan hendak beranjak dari tempatnya.

Akan tetapi Er segera menahan tangannya.

"Ala sakit, dia nungguin lo buat datangin dia. Lo mau nemuin dia kan?" ucap Er berusaha merendahkan suaranya.

Dahi Tika berkerut. Bohong jika dirinya tak bertanya-tanya tentang sakit yang dialami Alatas, bahkan terselip rasa khawatir di sana.

"Dia udah punya lo, ngapain nungguin gue? Titip salam aja semoga cepat sembuh."

Setelah mengatakan kalimatnya, Tika segera beranjak meninggalkan Er, meskipun dirinya sangat ingin bertemu dengan Alatas. Namun hatinya belum siap untuk kembali terluka saat menatap wajah cowok itu.

Sedangkan Er, berusaha mencerna kalimat yang dilayangkan Tika untuknya. Rupanya gadis itu salah paham, pantas saja sikapnya sangat jauh berbeda dari apa yang Alatas ceritakan tentang keceriaan dan keramahan gadis tersebut.

Sembari berjalan menyamai langkah Tika, Er kembali bersuara, "Tika, lo pasti salah paham. Gue saudaranya Ala!"

Langkah Tika kembali terhenti dan menatap Er dengan pandangan heran.

🐑

"Sialan, teh laknat! Nggak bakalan gue minum lagi!" umpat Altra setelah mematikan shower di toilet kamarnya.

Setelah minum teh pemberian Stella, ia merasakan reaksi aneh dalam tubuhnya. Berbagai pikiran kotor terus merasuki otaknya dan membuat Altra memutuskan untuk mandi agar menyegarkan pikirannya.

30 menit berada di dalam, akhirnya Altra keluar dari dalam toilet sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Baru beberapa langkah untuk menuju lemari. Altra dibuat tercengang oleh keberadaan Stella yang berdiri di depan sebuah lemari, dengan tubuh yang hanya dibalut handuk dan rambutnya terlihat sembab seperti dirinya.

Melihat punggungnya saja, jakun Altra sudah naik-turun. Apalagi saat Stella membalikkan tubuhnya, hingga tatapan mereka saling bertabrakan.

"Loh, kamu mandi juga?" tanya Stella saat mendapati rambut Altra yang terlihat basah.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Where stories live. Discover now