🐑 36

1.8K 56 161
                                    

This chapter is supported by deesar🖤

Dentuman musik DJ seakan menyambut kedatangan Ridan yang baru saja menapaki tempat yang dipenuhi aroma alkohol, dan asap vape.

Ia terus mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Altra.

"Nyungsep di mana sih lo? Mabuk aja masih ngerepotin!" dumel Ridan sembari membungkukkan tubuhnya lalu menoleh ke kanan-kiri, barangkali saja Altra tertidur di bawah kolong, kan nggak ada yang tahu.

Ridan membuang napas berat sembari menggaruk tengkuknya. "Terakhir deh gue ngerjain orang sampai separah ini, baru tau kalau dia the king of sad boy."

Cowok itu kembali melangkah lebih dalam, kali ini ia harus lebih jeli untuk mencari Altra, lantaran lampu yang dipasang di ruangan ini terlihat lebih redup. Beberapa kali ia menolak pemberian minuman dari wanita bertubuh molek, dan beberapa kali pula Ridan melayangkan jari tengahnya pada para pria berkepala botak yang tengah tersenyum genit menatapnya.

"Berantem sini lo, Setan!"

Teriakan dari seseorang membuat Ridan menghentikan langkahnya.

"Itu kayak suaranya--"

"Woi! Anjing lo! Jangan kabur, Nyet!"

Ridan semakin yakin jika teriakan itu persis seperti Altra yang mengajaknya untuk berkelahi beberapa hari yang lalu. Cowok itu pun berlari kearah sumber suara yang di mana ia yakini jika Altra berada tak jauh dari tempat ini.

Suara teriakan itu semakin terdengar jelas dari depan, hal itu membuat Ridan lantas menyusup masuk dari kerumunan orang-orang yang tengah menyaksikan perselisihan 2 cowok. Dan benar saja apa yang Ridan tebak.

Tanpa berpikir panjang, Ridan segera menarik Altra pergi sebelum cowok itu kembali melayangkan pukulan pada lawannya. Hal itu membuatnya mendapatkan sorakan kekecewaan dari mereka yang ingin menyaksikan pergulatan gratis itu.

"Woi! Siapa lo?! Berani banget narik-narik gue! Lo--hmph!"

Ridan membekap mulut Altra dan membawanya menjauh dari ruangan itu. Setelah di rasa aman, cowok itu membanting tubuh Altra di atas sofa.

"Lo siapa ha?! Muka lo kayak penjual jengkol langganan nyokap gue," ujar Altra sembari menatap Ridan dengan serius, meskipun matanya telah memburam.

Ridan tersenyum pasrah, ingin rasanya menggantung Altra di tower saat ini juga.

"Gue–"

"Mau Stella, mau Stella!" potong Altra sembari mengguncangkan lengan Ridan.

Perasaan gue ngaku jadi Putri deh, kenapa nama Stella terus yang disebut? Pikir Ridan.

"Mau lo apa'in pengharum ruangan? Semprotin ke muka lo?" tanya Ridan sembari berusaha melepaskan lengannya dari Altra.

"Mau gue peluk, gue mau minta maaf sama dia! Mumumu ...."

Sarap!  Batin Ridan sembari bergidik ngeri.

Namun dikarenakan ia masih mengira jika dirinya lah yang telah membuat Altra menjadi seperti sekarang, maka sebisa mungkin Ridan harus menyetok kesabaran, dan mencoba menghibur Altra.

"Oke gue cari'in nanti, lo mau yang wangi apa?"

🐑

Di lain tempat, Genta baru saja tiba di apartement-nya selepas balapan yang mereka adakan beberapa jam yang lalu. Seketika ia memperlambat langkahnya saat mendapati pintu ruangannya yang terbuka.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang