🐑 29

1.7K 69 176
                                    

"Eh?" Gadis berambut sebahu itu tersentak saat Genta yang baru saja keluar dari minimarket datang sembari mengetuk kepalanya dengan sekotak susu. "Buat aku?"

Cowok bertubuh tinggi itu mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Ngelamunin apa lo?" tanya Genta setelah memposisikan dirinya di samping Tika. Gadis yang menemukannya tergeletak di pinggir jalan.

"Kira-kira Abang marah nggak ya, kalau tau aku hari ini nggak berangkat sekolah?" gumam Tika setelah menyedot susu kotak rasa mangga.

"Ya marah lah, apalagi kalau bolos!" Genta terkekeh lalu meneguk soda kaleng berwarna merah.

"Kalau aku nggak bolos mungkin Kak Genta udah ketlindas mobil dari tadi!" ujar Tika begitu sarkas.

Genta tergelak, tangan kanannya terangkat mengacak puncak kepala Tika. "Makasih udah bawa gue ke klinik."

Tika mengangguk, dan kembali penasaran dengan kejadian yang menimpa Genta. "Kenapa Kak Genta bisa dipukul orang? Kak Genta punya salah apa sama dia?"

Genta berdehem, dan menarik tangannya dari kepala Tika.

"Kita berantem." Tentu saja Genta berbohong, ia tak mau masalah antara dirinya dengan Stella menjadi tersebar.

"Orang itu siapa?" Tika masih penasaran.

"Ada deh, kepo banget lo! Gue cium lama-lama," goda Genta sembari menaikkan kedua alisnya dan sukses membuat gadis itu bergidik.

"Mau dipukul Abang sama Kak Ala?" ujar Tika sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Lo sesuka itu sama Alatas?" Entah kenapa pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

Gadis itu mengangguk antusias. "Kak Ala perhatian, dia bagi aku udah kayak kakak, ayah, sahabat sama pacar! Beruntung banget aku bisa kenal sama Kak Ala."

Mendengar itu Genta lantas mencebikkan bibirnya. "Padahal gue juga bisa."

"Maksudnya?" Gadis itu belum mengerti.

Genta menggeleng, ia juga tak mengerti mengapa kalimat seperti itu keluar dari mulutnya. Genta yang dikenal paling tak peduli soal perasaan, kini jantungnya berdegup lebih cepat sejak berada di samping gadis itu.

Genta memilih untuk mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya pada Tika. "Beli yang lo mau, asal jangan yang pedes-pedes! Gue males diomelin sama Aksa, apalagi Alatas."

Mata cantik gadis itu seketika berbinar, bibirnya yang pinkies membentuk sebuah senyuman hingga memperlihatkan giginya yang tersusun rapi. "Serius? Kak Genta mau nlaktir aku lagi?!"

"Hm, buruan ambil keburu gue berubah pikiran!"

Gadis itu buru-buru merebut ponsel Genta dengan senyumnya yang masih lebar.

"Makasih Kak Genta! Jadi makin sayang deh, aih sering-sering gini yaa! Ahahahaha ...." Tika tertawa sembari mencubit gemas pipi Genta. Hanya gadis itu yang berani melakukan hal ini, dan berhasil membuat semburat merah di pipi Genta tercetak dengan jelas.

"Iwyaa ... heh! Pipi gue sakit!" Genta berusaha menjauhkan tangan gadis itu dari pipinya.

Gadis itu tergelak, "Ahahaha ... yaudah aku pesan ayam saos lava ya?"

"Kan gue udah bilang jangan yang pedes-pedes!" protes Genta.

"Cuma level delapan kok!" bujuk Tika dengan wajah melas.

"Nggak!"

"Tujuh?"

"Nggak!"

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Where stories live. Discover now