🐑 64

1K 22 13
                                    

3 bulan telah berlalu. Kini saatnya untuk membuka lembaran baru. Hari-hari yang dilalui Altra dan Stella kini lebih berwarna.

Meskipun setiap harinya Stella diuji kesabarannya oleh Altra yang selalu membuatnya kesal. Namun hal itu tak mengurangi rasa sayangnya pada cowok tengil tersebut.

Contohnya saja seperti hari ini. Di mana hari Minggu yang seharusnya ia gunakan untuk bersantai justru dibuat meradang karena kelakuan Altra pagi ini.

"Udah berapa kali aku bilang? Kalau naruh handuk basah itu jangan dikasur! Jorok tau nggak?! Aku nggak mau ya kamu gini lagi, tidur sendiri aja kalau gitu!"

"Ini juga! Seragam kotor bukannya masuk ke keranjang, malah dicantol di kursi!"

Stella terus mengomel sembari membersihkan kamar mereka dan tak menyadari bahwa Altra kini diam-diam hendak kabur dari mansion.

"Kamu denger nggak sih aku ngomel dari tadi?!" Stella gemas sendiri karena tak ada sahutan dari Altra.

"Kemana sih? Awas aja kalau ketemu!" Akhirnya perempuan itu beranjak dari kamar untuk mencari suami tengilnya itu.

Sementara di luar sana Altra buru-buru naik ke atas jok motornya sebelum Stella mencarinya. Namun sayangnya saat ia hendak memutar gas motornya, suara teriakan Stella dari ambang pintu membuatnya mematung.

"Altra! Mau kabur kamu?!" teriak Stella lalu berjalan cepat mengahmpiri suaminya.

"Aaaa ... nggak Sayang, aku nggak kabur. Gue--eh aku mau beli sate sumpah! Laper banget ...," pekik Altra saat telinganya ditarik oleh Stella.

"Bohong! Kamu mau kabur kan, biar nggak aku omelin?!" geram Stella bahkan tangan kirinya mulai mencubit pinggang Altra. "Lagian udah dimasakin masih mau beli yang lain! Boros tau nggak!?"

"Enggak, Sayang ... aku nggak kabur beneran, iya aku nggak kemana-mana," sahut Altra sembari meringis kesakitan. Cubitan Stella tak pernah main-main.

Perempuan itu melepaskan jeweran dan cubitannya dengan wajahnya yang bersungut kesal.

"Maaf, iya nggak diulangin lagi," ucap Altra dengan nada memelas.

Stella memutar bola matanya jengah. Pasalnya ini bukan pertama atau kedua kalinya Altra mengucapkan kata seperti tadi.

"Jangan marah, iya gue bersihin deh kasurnya," bujuk Altra sembari mencolek pipi Stella.

"Udah bersih!" sembur Stella sembari berkacak pinggang.

Altra pun menghembuskan napas lega. Namun tak berselang lama ia kembali tercekat saat Stella kembali melontarkan kalimatnya.

"Malam nanti nggak ada susu-susu'an! Bikin sendiri!" tandas Stella lalu kembali beranjak untuk masuk ke dalam rumah dan mengabaikan wajah cengo Altra.

Cowok itu pun langsung turun dari motornya dan membuntuti Stella dengan kalimat bujuknya.

"Ya jangan gitu dong! Nggak asyik banget mainnya ancam-ancaman!"

Stella mencibir dan tetap melanjutkan langkahnya untuk menuju kamar.

"Heh, harus berbakti sama suami! Mau dilak-"

Drrtt ... drrtt

Getaran ponsel di saku celananya, membuat Altra mengurungkan kalimatnya. Stella pun kembali menoleh ke belakang.

"Mama telepon," lapor Altra.

Dengan wajahnya yang masih terlihat kesal, Stella berjalan mendekati Altra. "Angkat dong! Masa didiemin!"

Altra pun langsung menggeser panggilannya dan mengaktifkan loudspeaker agar Stella bisa ikut mendengar.

"Halo, Mama," sapa Altra sembari berjalan menuju sofanya dan diikuti oleh Stella.

"Halo Sayang! Gimana kabar kamu sama Stella?" tanya Lusiana dari seberang sana.

Altra menatap Stella sembari tersenyum begitu pula dengan Stella yang nampak senang mendengar suara Lusiana.

"Kita baik kok, Ma. Cuma Altra kadang sering bandel kalau dibilangin, aku makin pusing," jawab Stella diiringi gelak tawanya.

"Altra emang suka gitu, Sayang. Mama juga hampir setiap hari marah-marah sama suami kamu itu," sahut Lusiana ikut tertawa.

Altra yang mendengar lantas mencebikkan bibirnya.

"Oh iya, kalian udah liburan belum? Jadi gini, sebenarnya Mama sama Kak Ay mau liburan ke Maldives sekalian jenguk Kakek-Nenek di sana, tapi Kak Ay masih sakit sedangkan jadwal penerbangannya dua hari lagi. Kalian mau nggak gantiin mama sama Kak Ay?" tanya Lusiana penuh harap, agar uang yang telah ia bayar tak terbuang sia-sia.

Altra dan Stella saling menatap seakan menimang tawaran dari Lusiana.

"Bentar, Ma," jawab Altra lalu menjauhkan ponselnya dan kembali menatap Stella untuk meminta pendapat.

"Gimana? Mau nggak? Lumayan bisa liburan gratis," kata Altra begitu antusias.

Sedangkan Stella nampak berpikir sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Mau ya?" bujuk Altra kembali.

Melihat wajah tengil Altra membuat Stella menjadi was-was. Karena akhir-akhir ini, cowok itu sering mencuri kesempatan untuk modus.

"Tapi-"

"Kita mau, Ma! Stella bilang nggak sabar banget pengen liburan!" kata Altra dan mengabaikan wajah cengo dari Stella.

"Altra, aku belum bilang setuju!" pekik Stella sembari mencubit lengan Altra.

Cowok itu justru menempelkan jari telunjuknya di bibir Stella.

"Dia semangat banget, Ma!" lanjut Altra dan membuat Lusiana di seberang sana tersenyum lega.

"Oke kalau gitu, sore nanti kalian ke rumah mama ya? Mama bawain bekal banyak buat kalian," sahut Lusiana begitu antusias.

"Siap!"

Stella yang melihat wajah semangat dari Altra hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tak lama sambungan telepon itu berakhir.

"Yeyy! Liburan! Nggak sabar mau makan pai buatan nenek!" seru Altra sembari mencubit gemas pipi Stella.

"Kamu suka pai?" tanya Stella sembari menjauhkan tangan Altra dari wajahnya.

Altra mengangguk mantap, membuat Stella mengulum senyum. Kini ia semakin tahu banyak apa yang disukai suaminya. Dengan begitu ia akan meminta resep pai kesukaan Altra pada sang nenek besok.

Di tengah kebahagiaan yang selalu datang untuk Altra dan Stella. Ada laki-laki yang dipatahkan oleh cintanya. Cowok itu kembali menuntup kotak berlapis beludru biru berisi cincin di hadapan seorang gadis yang baru saja menolak cintanya.

Siapakah dia?

Tbc

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Where stories live. Discover now