🐑 30

2.2K 58 144
                                    

Pagi telah tiba, kini Altra bersiap mengenakan seragam sekolahnya dan sudah 15 menit lamanya ia menunggu Stella keluar dari dalam kamar.

Hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 06:45. Namun perempuan itu sama sekali belum membuka pintu kamarnya, bahkan Altra baru sadar jika sedari tadi ia tak mencium aroma masakan yang selalu dibuat Stella.

"Stella, lo udah bangun belum sih?! Siap-siap aja lama banget!" Altra menyandarkan punggungnya sembari melipat kedua tangannya di dada.

Hening. Tak ada sahutan dari dalam kamar Stella, hal itu membuat Altra semakin kesal.

"Lama gue tinggal ya lo! Eh, gue males nungguin! Nggak usah sengaja di lama-lama'in deh!" ujar Altra dengan nada tinggi.

Lagi-lagi tak ada sahutan, Altra membuang napas kasar sebelum beranjak dari sofa untuk menghampiri kamar Stella.

Tiba di depan pintu kamar perempuan itu, Altra langsung mengetuknya.

"Ini udah telat! Lo mau sekolah kagak sih?!"

"La!"

Cowok itu pun memutuskan untuk membuka sendiri pintunya. "Lo de–" Kalimatnya terputus saat ia mendapati kamar Stella yang tak berpenghuni.

"Lah? Kemana tuh anak?" gumam Altra sembari melangkah masuk ke dalam. "La, lo kemana?!"

Cowok itu berjalan menghampiri kamar mandi dan tak ada Stella di dalam sana.

Altra kembali mencari perempuan itu hingga halaman mansion-nya. Saat itulah ia bertemu Pak Doni yang tengah menyapu.

"Stella udah berangkat duluan?" tanya Altra pada pria itu.

"Loh, bapak aja seharian kemarin nggak ketemu Stella, Al," balas Pak Doni sembari mengkerutkan dahinya.

"Nggak ketemu Stella? Berarti kemarin dia nggak pulang?!" Altra semakin cemas.

"Astaga, bapak kira kamu tau! Yaudah ayo bapak bantu cari!" Pak Doni hendak mengambil kunci motornya, tapi Altra segera menahan lengannya.

"Nggak usah, Pak! Biar aku aja, Bapak jaga rumah aja ya!"

Cowok itu pun bergegas menghampiri motornya dan beranjak dari halaman setelah membunyikan klaksonnya.

Altra semakin takut Stella betulan akan menjauhinya.

🐑

Di tempat lain, kini Stella menapakkan kakinya di halaman panti asuhan setelah turun dari taxi. Perempuan itu terlihat menenteng beberapa paper bag bergambar kartun.

"Kakak Cantik!"

Stella memiringkan kepalanya saat suara anak laki-laki berumur 8 tahun baru saja memanggilnya.

"Horeee ... Kakak Cantik ke sini lagi! Yeeyy ... Calla, ada Kakak Cantik!"

Stella tergelak, dan bergegas menghampiri beberapa anak kecil yang telah berkumpul untuk menyambutnya.

"Haloo! Kalian apa kabar?" sapa Stella sembari membalas salaman anak-anak.

"Kita semua baik, Kakak Cantik! Kita kangen banget!" sahut anak laki-laki berambut keriting.

Stella terkekeh sembari mengusap lembut rambut anak itu. "Kakak juga kangen banget sama kalian, oiya ... di mana Calla?"

"Itu dia Calla!" tunjuk seorang gadis kecil mengarah ke belakang Stella.

Perempuan itu lantas menoleh, dan mendapati Calla tengah duduk sendirian sembari memeluk boneka domba.

"Calla, sini!" seorang anak laki-laki berlari kecil menghampiri Calla dan mengajaknya untuk ikut bergabung.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ