🐑 68

1K 23 14
                                    

Di depan pagar rumah mewah berlantai 3. Terlihat 4 pria berpakaian formal tengah berdiri di depan sana sembari memasang papan reklame bertuliskan ....

'Rumah ini disita'

Sedangkan seorang wanita yang baru saja tiba di depan rumahnya, mendadak histeris saat melihat rumahnya disegel.

"Astaga, rumahkuu! Hei kalian! Lepasin tulisan sampah itu dari pagar rumah saya!" bentak wanita tersebut dan hendak melepaskan reklame yang terpasang di pagarnya.

"Kalau mau kami lepaskan, Nyonya Sofia harus membayar hutang satu miliar itu!" ujar salah satu pria dengan tegas.

"Saya bilang besok ya besok! Anak saya belum kirim uangnya!" bentak Sofia begitu geram.

"Kalau tidak mampu membayar, tidak perlu berhutang! Merepotkan saja!" pria berkacamata hitam itu tak kalah membentak Sofia.

Wanita itu terus berusaha masuk ke dalam rumahnya. Namun percuma, pagarnya yang tinggi telah dirantai oleh mereka.

"Sekarang Nyonya pergi saja! Karena anda sudah tidak punya hak di sini!" ujar pria yang lebih muda.

Sofia meraung. Namun ke-4 pria itu justru kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkannya seorang diri di sana.

"Ini rumahku! Kalian nggak boleh ngambil rumahku! Bajingan, bangsat, kurang ajar!" teriak Sofia sembari mengacak-acak rambutnya.

Sesaat kemudian ia kembali teringat Altra. Mengingat dirinya telah mempunyai menantu dari keluarga kaya raya.

"Aku harus meminta uang dua miliar sama Altra dan aku ancam akan mengambil Stella, kalau dia nggak mau turutin permintaanku!" gumam Sofia sembari tersenyum.

🐑

Genta menyusuri koridor rumah sakit untuk mencari letak kamar kembarannya yang kabarnya telah dirawat sejak 3 hari yang lalu.

"Kamar cempaka," gumam Genta saat mendapati kamar yang ditunjukkan petugas rumah sakit di meja administrasi.

Cowok itu kembali melangkahkan kakinya untuk menghampiri kamar yang di mana Gerta sedang dirawat di sana.

"Ger?" panggil Genta setelah membuka pintu ruang rawat Gerta yang ternyata tak ada seorang pun di dalam sana. "Ger? Ini gue Genta. Lo lagi ditoilet?"

Tak ada sahutan dari dalam, membuat Genta berinsiatif untuk melangkah menuju toilet yang ada di dalam ruang rawat.

"Ger?"

Kosong. Tak ada seseorang di dalam toilet. Genta kembali mengedarkan pandangannya yang hanya mendapati parsel buah dan beberapa botol air mineral yang ada di atas nakas.

"Gerta!" Mendadak perasaan Genta menjadi kalut. Ia pun berlari keluar untuk mencari kembarannya.

Tatapannya jatuh pada sebuah tangga yang tak jauh dari kamar rawat Gerta. Feeling Genta mengatakan bahwa Gerta berada di atas roftoop. Maka dengan cepat Genta berlari menaiki tangga.

Feeling Genta memang tak pernah diragukan lagi. Ia mendapati kembarannya tengah duduk di lantai roftoop sembari menundukkan kepalanya.

"Ger?" panggil Genta sembari berjalan mendekatinya. Sesaat kemudian ia tercekat ketika mendapati tangan kembarannya berlumuran darah. "Gerta, lo kenapa!?"

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Where stories live. Discover now