🐑 6

3.3K 107 189
                                    

"Kalian lagi, kalian lagi!" Pak Malik memijat keningnya yang terasa pening, sembari menyandarkan punggungnya di sofa.

5 cowok itu, saling melempar tatapan sengit satu sama lain, terutama Alatas yang masih ingin menganiaya Altra, karena berhasil memancing amarahnya.

"Kalau tuh Setan nggak mulai, nggak mungkin saya gebugin dia."

Altra mengangguk setuju, sebelum ia mengetahui siapa Setan, yang dimaksud Alatas. "Bener tuh!"

"Emang, Setannya siapa?" tanya Pak Malik penasaran.

"Tuh, si Altra!" Alatas menunjuk Altra dengan dagunya.

Altra yang mendengarnya jelas tak terima. "Maksud lo ngatain gue Setan?!" Cowok itu menabrakkan bahunya di lengan Alatas.

Aksa, dan Genta segera melerai ke-2 bocah tengil itu, jika dibiarkan maka aksi baku hantam pun, terjadi lagi. Padahal rasa nyeri di wajah mereka belum hilang, sedangkan Arshan, ia sedari tadi duduk manis di samping Pak Malik.

"Udah, Nyet! Kita sekarang di ruang BK!" Aksa menarik bahu Altra.

Ke-2 cowok itu masih menegakkan bendera perang, tanpa memperdulikan ucapan Aksa.

"Apa lo, gue tonjok!" Alatas hendak melayangkan kepalan tangan ke arah Altra.

"Eh ... eh, jangan-jangan!" lerai Genta sembari menarik bahu Alatas.

"Ipi li, gii tinjik!" ejek Altra menirukan kalimat Alatas.

"Apa lo, berani?!" tantang Alatas kembali.

"Jangan-jangan!" Lagi-lagi Genta, mencegah.

"Bocah Monyet, Anying!" Alatas menatap sengit Altra.

Pak Malik mengusap wajahnya dengan kasar. Ingin rasanya memundurkan diri dari jabatannya sekarang dari pada setiap hari berurusan dengan mereka.

"Sudah! Kalian tau? Bapak udah bosan ngasih hukuman buat kalian!" Pak Malik menghela napas sejenak. "Pertama kali sekolah kita diserang anak geng yang kerap meresahkan masyarakat, bapak harap ini yang terakhir kali."

Aksa mengangguk. "Saya jamin, maaf sudah bikin semua ketakutan karena mereka."

"Tapi hukuman buat kalian masih berlaku, semoga setelah ini kalian kapok." Pak Malik mengusap dagunya.

Altra menyipitkan matanya, menunggu hukuman apa yang akan ia dapatkan.

"Hukuman kalian yaitu diskors tiga hari," ucap Pak Malik, membuat ke-5 siswa itu melongo.

"What?! Diskors?" pekik Altra.

"Yang bener?" Alatas mengusap dagunya.

"Really?" Arshan menatap Pak Malik.

"Reall! Kenapa? Nggak suka?" tanya Pak Malik terdengar mengejek.

"Ya jelas--" Altra menggantungkan kalimatnya.

"Suka dong Pak!" sahut ke-4 sahabatnya.

"Ala!" Altra menghampiri Alatas sembari menyodorkan telapak tangannya untuk bersalaman.

"Kerja sama yang bagus!" Alatas menyambut jabatan tangan dari sahabatnya dengan girang.

"Libur kita, Cok!" seru Genta sembari melompat kegirangan.

Pak Malik yang tadinya merasa puas kini dibuat melongo.

"Jadi ini rencana kalian?! Kurang ajar!"

🐑

Byurr

Ketiga siswi itu tertawa puas saat seorang gadis dengan pasrah bertekuk lutut di hadapan mereka dengan seragamnya yang terlihat basah kuyup.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang