111

725 192 160
                                    


===HAPPY READING===

Sebenarnya Bora tidak begitu mengerti apa yang terjadi padanya beberapa hari lalu. Sejauh ingatan sang gadis, dulu dia hanya bermaksud mendatangi Lee An, berkeluh kesah seperti biasa. Sayangnya saat itu hujan begitu deras dan gubuk tempat mereka berkumpul tampak terkunci.

Bora memilih menunggu di sana karena memang tidak ada tempat berteduh. Tubuhnya basah kuyup, menggigil hebat bersamaan dengan rasa lapar karena belum makan sejak pagi, lebih tepatnya dia sengaja melewatkannya. Toh saat itu tidak ada yang peduli dengannya bukan?

Lee An akhirnya datang, berlari cepat menuju ke arahnya dengan senyuman lebar, sebelum Bora berakhir terbangun di rumah sakit dan disuguhkan wajah Ara yang begitu khawatir.

Ah, Ara, sang ibu kesayangan yang memilih meninggalkan dirinya dulu. Bora bingung harus bereaksi seperti apa? Apakah harus gembira karena akhirnya Ara datang atau marah karena selama ini dia meninggalkannya? Dia terlalu takut kecewa untuk kesekian kalinya. Maka penolakanlah yang ia luapkan pada wanita yang sangat ia rindukan itu bersama beberapa pukulan yang jelas Bora sesali kemudian.

Namun, walaupun penolakan dan umpatan kasar yang ia layangkan pada Ara, nyatanya gadisitu tetap di sana, tetap memperlihatkan kasih sayangnya pada Bora dan hal itu jelas menumbuhkan setitik harapan bahwa Ara Eomma-nya benar-benar akan kembali.

Ya, pada akhirnya Ara menepati janji kali ini. Dia tetap di sana, selalu menyapa Bora di pagi hari dengan sarapan lezat yang sudah tersaji, begitupun sang ayah yang tampak ceria walau cara berjalannya masih belum normal. Menurut cerita yang Bora dengar, Yoongi menggendong tubuhnya saat menemukan ia tak sadarkan diri di tempat Lee An, dan hal tersebut jelas membuat Bora semakin merasa bersalah.

Pagi ini, Bora kembali terlonjak saat dirinya terbangun dari sebuah mimpi buruk. Waktu masih menunjukkan pukul empat pagi. Keringat memenuhi keningnya bersama deru napas kasar yang terdengar. Mimpi tentang Ara yang kembali pergi tetap saja selalu menjadi ketakutan terbesarnya.

Walau Ara sudah berjanji akan selalu ada dan tidak akan pergi lagi, seakan alarm dalam diri Bora selalu bereaksi berlebihan ketika hari baru tiba, gadis itu selalu terbangun dalam tidurnya dan otomatis mengecek keberadaan Ara di kamar sang ayah.

Hari pertama dia mengecek keberadaan Ara di sana, setelah beberapa kali mengetuk dan tidak ada jawaban dari dalam, Bora dengan sangat hati-hati membuka pintu kamar sang ayah dan mendapati kedua orang tuanya tidur terpisah. Dia berpikir barang kali ayahnya tadi sempat terbangun dan kembali tertidur di sofa. Namun, hari-hari berikutnya apa yang dia dapati jelas menimbulkan pemahaman baru.

Ara memang di sana bersama mereka, tetapi tidak kembali bersama sang ayah. Bora tidak bodoh, beberapa kali dia mendapati Yuna dan Jimin memperdebatkan tentang sebuah kesalahan yang dilakukan Yoongi pada Ara. Jadi, apakah Bora telah begitu merepotkan Ara kali ini? Sehingga ibu sambungnya itu harus berpura-pura kembali pada sang ayah walau kesalahannya terlalu besar untuk dimaafkan?

Mau tidak mau, air mata kini mengalir kembali di pipi Bora. Dia menginginkan Ara kembali tetapi sangat merasa bersalah jika Ara Eomma-nya harus berpura-pura agar dia bahagia dan mengorbankan diri.

Cukup lama Bora merenung hingga mencapai titik di mana dia harus menanyakan sesuatu pagi ini. Setidaknya, dia harus mengonfirmasi satu dua hal pada kedua orang dewasa itu.

Pukul enam pagi, Bora tidak mendapati aktivitas di dapur, barang kali sang ibu bangun kesiangan, mengingat tidurnya tampak begitu pulas saat Bora melihatnya tadi. Jadi, sebagai kejutan dia berniat untuk membuatkan sarapan untuk kedua orang tuanya.

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang