3

1K 184 53
                                    

Yuk kencengin lagi dong vote and comment-nya biar aku semangat

*
*
*

)❥❥❥ 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 ❥❥❥(

Barang kali, apa yang terjadi pada Ara ini bisa dikatakan sebagai nasib buruk yang datang dari niat mencari keuntungan. Sungguh sial baginya karena saat dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dengan membawa Bora turut serta-karena anak itu tetap tidak mau menunjukkan rumahnya-dia malah ditangkap polisi atas tuduhan penculikan.

Astaga ... anak kecil ini benar-benar titisan siluman rubah yang membawa banyak kesialan.

Gadis itu kini tengah mendekam dalam sel di kantor polisi setempat walau sudah berkali-kali menjelaskan dengan cara berteriak bahkan sampai menangis pada petugas di sana.

Rasanya tambah runyam saja saat ada pengacara kelas tiga yang sejak tadi menawarkan jasa untuk membantu kasusnya.

"Kita akan menunggu orang tua dari anak ini, sebelum menentukan hukuman apa yang pantas untuk penculik seperti Anda," ucap petugas polisi menatapnya jijik.

"Yak! Kau bisa kutuntut karena memfitnahku sebagai penculik. Mana ada penculik memakai baju sekolah!" teriak Ara tak terima, "Kitty, bicaralah! Katakan pada mereka kalau aku justru membantumu tadi!" tuntut Ara pada Bora yang saat ini berdiri linglung di luar sel.

Nahas bagi Ara karena alih-alih responsif, Bora malah terlihat syok juga. Otak kecilnya terlalu bingung untuk mencerna apa yang tengah terjadi saat ini. Awalnya ia hanya tak ingin punya ibu seperti Jessica Wang yang senyumnya terlihat tak tulus dan dibuat-buat itu. Ia lalu memilih kabur agar sang ayah tidak dekat-dekat lagi dengan serigala jelek itu.

"Korban terlihat syok, Anda harus menjaga sikap Anda, Nona!" peringat seorang polisi yang tampak kesal karena mendengar Ara terus berteriak.

Ara akhirnya terduduk, air matanya bahkan jatuh semakin deras. Ia tak mampu berpikir jernih, sementara pengacara kelas tiga yang sibuk menawarkan jasa itu, kini tengah mencorat-coret besaran biaya jasa yang dia minta untuk kasusnya.

"Hei, Ahjussi! Kau semakin membuatku kacau saja. Aku tak butuh jasa siapa pun karena aku bukan seorang penculik. Pergi sana, cari mangsa lain atau lakukan sesuatu pada rambut berminyakmu itu," seloroh Ara tanpa memikirkan sopan santun dan terus menangis.

Dia kelewat stress terutama saat mengetahui besaran nominal yang ditawarkan sang pengacara. Pribadi di depannya itu mengedikkan bahu, tampak tersinggung karena Ara membahas rambut klimisnya. Usianya juga sudah matang, jadi ia semakin merasa tak senang karena gadis muda angkuh di dalam sel penjara itu tak punya tata krama.

Tengah bingung dengan kondisinya, Ara menunduk dan menghapus air matanya kasar. Ia membisikan nama Jimin oppa karena rasa takut akan situasinya kini. Hal ini cukup rumit karena si gadis kecil itu tidak juga mau membuka mulut dan membantunya.

Ah, sial! Tahu akan begini, lebih baik tadi aku membiarkan saja titisan siluman rubah itu benar-benar diculik.

"Appa!" Tiba-tiba sebuah teriakan yang berasal dari bibir Bora terdengar nyaring di dalam kantor polisi.

Ara yang sejak tadi duduk kacau dengan wajah terbenam dalam tekukan kaki mulai mendongak ke arah sumber suara.

Dalam rangkuman pandangannya, Ara melihat anak kecil itu berlari, memeluk seorang pria dalam balutan jas hitam dengan rambut sedikit panjang yang disisir rapi ke belakang. Obsidian pekat pria itu memicing ke arah Ara, tampak gusar.

Setelah memeluk sang anak dan mengucapkan beberapa kata dengan senyuman ramah yang ajaibnya terlihat manis, pria itu lantas berdiri dan mendengarkan dengan saksama perkataan dari petugas polisi. Matanya kembali memicing tajam pada Ara yang saat itu juga menatapnya dalam sel tak jauh dari tempatnya berdiri.

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Where stories live. Discover now