16

673 140 64
                                    

Wkwkwk ga gabut sebenernya tapi pengen aja update.

Sok komennya dibuasin atuh. Komen ceritanya ya jangan next2 doang hehe (kalau berkenan)
.
.
.

Ara memalingkan wajah dan menghela napas. Tatapan Park ssaem jelas mengintimidasi. Walau sejauh ingatannya dia bukan pribadi yang kerap kali mencari masalah di sekolah--selain acara bolos-bolos kemarin--tampaknya wali kelas yang terkenal dengan tagline tidak menerima kesalahan itu akan mencecarnya kali ini.  Ingatkan Ara untuk tetap menunduk dan berpikir jernih.

Ara mengikuti pria akhir tiga puluhan itu ke ujung ruangan tempat meja kerjanya berada, lantas duduk di kursi yang ditunjuk Park ssaem.

Pribadi tersebut terlihat menatap Ara cukup lama. "Apa kau bisa menjelaskan mengenai rumor tersebut, Lim Ara? Apakah semua itu benar?"

Ara sebenarnya tidak ingin menjawab, demi Tuhan Ara tidak peduli. Namun, saat Jimin ikut-ikutan menyangsikannya, mau tak mau Ara jadi memikirkan rumor ini juga.
"Rumor yang mana, Seonsangnim?" tanya Ara masih menunduk.

"Apa kau memiliki banyak rumor sehingga aku harus menjabarkannya, eoh? Dengar Lim Ara, selama ini reputasimu di sekolah ini cukup bagus, tidak pernah terlibat kasus apa pun, aku juga tidak pernah memanggilmu karena pelanggaran, tetapi kenapa sejak kemarin rumor tentangmu bergulir sangat cepat eoh? Dan itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan oleh sekolah ini."

"Apakah saya memiliki hak untuk membela diri, Seonsangnim? Rumor yang beredar dan tuduhan-tuduhan tersebut sangat tidak berdasar. Itu memang diriku, tetapi seharusnya orang tidak bisa langsung menyimpulkan apa yang terlihat dalam foto. Foto tidak dapat berbicara bukan?" ucap Ara tanpa sedikitpun gentar, "aku harap, untuk seseorang yang sangat kompeten seperti Anda, semuanya bisa dibicarakan baik-baik bukan hanya tuduhan searah tanpa bukti konkret."

Park ssaem menatap Ara lekat seolah sedang mencari celah kebohongan dari diri gadis itu. Jemarinya bergerak di meja seolah berpikir keras. "Jadi bisa kau ceritakan bagaimana kejadiannya? Karena seseorang tanpa nama itu telah mengirimkan foto lain ke grup chat sekolah." Pria itu memperlihatkan foto Ara dan Yoongi di kantor polisi tanpa diedit, "bagaimana kau bisa berada di kantor polisi dengan seragam Donggu masih menempel di badanmu Lim Ara? Kau mau mempermalukan sekolahmu, eoh?"

"Saat itu aku menemukan anak dari pria yang ada di dalam foto itu tersesat dan aku menolongnya, Seonsangnim. Namun, entah bagaimana aku tiba-tiba saja dituduh menculiknya, tapi masalah itu segera beres saat ayah dari anak itu datang. Pihak polisi pun tidak memperpanjang masalah tersebut. Aku bersih dan Anda bisa memeriksanya di kantor polisi."

Pria itu masih menatap Ara, menimang dari bagaimana gadis itu bertutur dengan tenang. Untuk seorang yang sangat menjunjung kehormatan, Park ssaem agaknya mulai memercayai Ara, tetapi tekanan yang dia dapat dari kepala sekolah cukup membuatnya pusing.

"Aku ingin percaya padamu, tetapi Kepala Sekolah murka sekali dengan adanya rumor ini. Kau tau bahwa sekolah kita tercinta ini sedang mencoba bangkit setelah kasus Oh Seoran?" Kali ini Park ssaem menyambar spidol dekat komputer mengetuk-ngetukkannya gusar. Dia tampak berpikir keras sementara guru-guru yang sudah hadir di ruangan itu sejak tadi tampak mencuri dengar.

Ara mencoba tenang meskipun ia merasa tak nyaman karena punggungnya serasa berlubang oleh tatapan para guru lain di sekitarnya. Ia lalu menghela napas panjang dan menatap Park ssaem dengan lebih berani.

"Seonsangnim ... jika aku bisa membawa pria di dalam foto itu untuk mengonfirmasi ucapanku tadi, apa Anda bisa membantuku mengatasi berita bohong yang beredar? Aku sebenarnya tidak mau peduli, tapi karena berita itu bergulir terlalu liar dan sekolah juga sudah mengambil langkah melalui Anda, aku tidak bisa tinggal diam."

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Where stories live. Discover now