19

720 132 60
                                    

Halo ada yang belom folow aku? Follow atuh da bageur hehe

.

.

Happy Reading

.

.

"Eomma!" teriakan antusias itu terdengar nyaring seiring pelukan si buntalan lemak di perut Ara, "aku senang Eomma datang kemari untuk menemaniku, memangnya Eomma sudah tidak sibuk ya?"

"Annyeong rubah kecil," sahut Ara tersenyum, "sebenarnya masih sibuk sih, tetapi Eomma sudah rindu sekali denganmu."

"Aku juga rindu, Eomma!"

Ara merasa cukup ajaib dengan sikapnya pada buntalan lemak satu ini, karena setelah Bora sakit tempo hari, rasanya Ara tidak mempunyai alasan untuk bersikap kasar lagi, sepertinya ia benar-benar sudah mulai tulus menyayangi anak ini.

"Terima kasih, aku senang sekali." Kini tatapannya beralih pada sang ayah, "Appa, terima kasih karena sudah membawa Eomma," ucapnya seraya memeluk Yoongi tak kalah antusiasnya, "aku bahagia sekali karena bisa jalan-jalan dengan Eomma dan Appa. Salah satu keinginanku akhirnya terkabul, yeay!"

Bora melompat-lompat dengan tangan masing-masing menuntun Ara dan Yoongi. Kedua orang dewasa itu saling tatap, tak dapat dipungkiri jika hati keduanya menghangat ketika mendengar keinginan sederhana Bora tersebut. Ah, mereka tidak tau saja, di belakang, Go imo tengah mengesat air matanya saking terharu dengan pemandangan di depannya.

"Hm ... ngomong-ngomong ...." Bora melepas tautan tangannya lantas memundurkan tubuh guna

menilik penampilan Ara dari atas ke bawah, "Eomma tampil sangat cantik tanpa seragam sekolah, iya kan Appa? Oh, tunggu! Baju Eomma dan Appa juga sangat serasi! Apa kalian memang akan berkencan?" tanya Bora dengan mata berbinar.

Mendengar ucapan Bora, Yoongi menatap penampilannya dan Ara bergantian. Ia mengumpat dalam hati, kenapa dia bisa tidak memperhatikannya tadi?

Ara pun otomatis ikut melirik Yoongi, ia mengerutkan dahi karena merasa penampilannya dan Yoongi biasa saja, tapi ia malah penasaran dengan reaksi duda tua itu, pasti dia hanya mencebik atau menjingkatkan pundaknya tak acuh. Namun, alih-alih seperti yang Ara bayangkan, wajah duda itu malah memerah dengan mata yang tampak menghindari menatap Ara.

"Eyy, wajah Appa sampai memerah begitu," goda Bora menunjuk wajah sang ayah dengan senyuman jahil, "Eomma, coba lihat! Wajah Appa memerah karena malu."

"Hei, Bora-ya, kenapa malah menggoda Appa? Appa hanya kepanasan tau," timpal Yoongi setelah berdeham kikuk.

Ara hanya menimpali dengan senyuman tipis. Ia merasa aneh dengan perasaan asing yang sejak tadi mengganggunya, terlebih sejak tadi ia terus saja memperhatikan penampilan Yoongi yang jauh lebih casual—celana jeans dipadukan dengan t-shirt putih disertai topi yang dikenakan terbalik—tak akan ada yang menyangka jika pria itu sudah mempunyai anak. Ara mengedip pelan, mencebikkan bibir karena merasa otaknya bermasalah, sebelumnya tak ada yang terlihat tampan selain Jimin, lalu kenapa hari ini Yoongi masuk hitungan?

Anak kecil itu menelengkan kepalanya dan terkekeh usil. "Kepanasan di tempat ini? Di dekat arena ice skating?" Tunjuk Bora polos, "kukira Appa sedang malu karena ketahuan akan berkencan dengan Eomma!"

Dengkusan geli terdengar dari mulut Ara, dan sebelum terjadi debat tak berfaedah, atau sebelum perasaan anehnya semakin menjadi, ia segera mengajak Bora masuk ke arena ice skating. "Kau bisa bermain?"

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang