86

951 165 222
                                    

Vote 110
Komen 110

Beneran ini mah gakan dibonusin. Akan update pas udah terpenuhi (atau pas aku dah sembuh). Semoga pembaca  shadow pada keluar.

PELAN-PELAN BACANYA
.
.
.

Pada awalnya, Ara beranggapan kalau cinta sejatinya itu Jimin karena sudah terlalu banyak air mata yang jatuh tatkala merindukan sosok itu. Ara masih berdebar, walau kini rasa itu semakin tipis dan bahkan nyaris hilang.

Namun kini, Ara semakin tahu bagaimana rasanya merindu. Dia ingin Yoongi ada di sana, Ara ingin melihat sosok yang selalu menggenggam tangannya itu. Ia merasa sesak dan bahkan debarnya semakin hebat hingga rasanya ingin menangis

Hari ini seharusnya berjalan baik, Ara cukup senang dengan sikap yang diperlihatkan sang ibu mertua. Telah banyak orang yang terbantu dengan adanya kegiatan amal ini. Namun semua berubah kacau tatkala hujan badai yang tak terprediksi terjadi di sana.

"Ahjussi, aku dan eommonim baik-baik saja dan berada di tempat yang aman. Kau tidak perlu khawatir, tolong jaga Bora untukku ya. Aku—"

Setidaknya itulah kalimat terakhir yang bisa gadis itu katakan sebelum sambungan telepon itu terputus. Lim Ara resah sebab pemberitaan tentang longsor yang terjadi setelah hujan lebat tadi menjelang sore hari, membuatnya harus hilang kontak dengan Yoongi. Menara komunikasi satu-satunya ditempat itu ikut roboh dan Ara hanya berhasil mengatakan bahwa dia dan mertuanya baik-baik saja.

"Hai, Lim Ara, kita bertemu lagi."

Ara yang tengah termangu memandang pohon besar, seketika langsung berdiri, menatap wanita yang tak akan ia lupakan—Cha Mirae. Wanita kaya dan baik hati yang mau bicara dengannya saat semua orang memandang sinis pada dirinya dulu di rumah utama.

"Ah, Nyonya Cha. Aku tidak menyangka bisa bertemu Anda di sini, maaf aku tak menyadari kehadiranmu karena terlalu fokus pada eommonin," sahut Ara dengan senyum lebar, otomatis Ara berdiri dan memberikan bungkukkan sopan.

"Ya, aku melihatnya dan itu bukan masalah. Ngomong-ngomong, aku meminta Yoongi membawamu ke rumahku, tetapi anak itu sepertinya sibuk sekali akhir-akhir ini."

"Ah, ya. Dia memang sibuk sekali," sahut Ara, tanpa sadar menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Ngomong-ngomong kenapa sendirian di sini? Semua orang berkumpul di dalam." Cha Mirae ikut duduk di samping Ara, mengeratkan jaket tebalnya karena cuaca sangat dingin malam ini.

"Hanya mencoba menghubungi suamiku. Tadi dia terdengar khawatir. Aku hanya takut dia terlalu memikirkan keadaanku dan eommonim."

"Kau merindukannya ya?" tebak Mirae yang sukses membuat Ara salah tingkah.

Apa begitu kentara? Oh Tuhan, itu memalukan!

Terbiasa dengan keberadaan Yoongi, membuat Ara tanpa sadar mulai menggantungkan diri pada pria itu. Membuat Ara terus merasa aman ketika dekat, dan mulai gelisah saat berjauhan seperti saat ini. Yoongi yang berjanji menjemput secepatnya, mengatakan membawa karangan bunga besar untuk dirinya, tiba-tiba saja harus gagal hadir karena bencana longsor yang menutup seluruh badan jalan, mengisolasi tempat amal tersebut dari luar.

Cha Mirae tersenyum lembut, menepuk pelan pipi Ara yang memerah. "Kau polos sekali. Wajahmu langsung memerah, terlalu mudah ditebak."

"Apa itu buruk?" tanya Ara khawatir.

"Tentu saja tidak. Menjadi naif sepertimu adalah hal menguntungkan, tetapi juga menjadi boomerang di sisi lainnya. Kadang orang bisa memanfaatkan, kadang juga bisa lebih mudah mengerti diri kita."

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang