35

697 122 64
                                    

Siapa yang nangis brutal gegara mau ditinggal wamil? GUEEEE
.
.
.

Saat ini terhitung dua minggu pernikahannya, dan Ara merasa baik-baik saja setelah menyandang gelar sebagai nyonya Min Yoongi.

Selain duda tua itu yang selalu menolak berganti tempat untuk tidur, di mana Ara pun akan selalu kalah dari permainan batu kertas gunting yang ia usulkan sendiri, ada satu hal lagi yang membuat gadis itu hampir mengalami serangan jantung, Min Yoongi dan dada telanjangnya!

"Omo! Yak, Ahjussi! Kau sudah dua kali muncul seenaknya seperti ini. Bisakah kau mengetuk dulu sebelum masuk? Kalau aku sedang telanjang bagaimana?” protes Ara di dalam walking closet seraya membalikkan badan, malu luar biasa mendapat pemandangan tak senonoh ini lagi. Oh ayolah, dada bidang dengan dua biji kenari, otak mana yang tidak merasa tersetrum?

Kehadiran Yoongi ke dalam walk in closet hanya dengan handuk yang membelit pinggang, jelas membuatnya kesal juga. Mencoba untuk terlihat tidak terlalu jelalatan di hadapan pria itu, Ara berkata dengan nada ketus meskipun kini bibirnya mencebik kesal karena otaknya random sekali sekarang. Ya, mau bagaimana lagi? Ara tetap gadis normal walau memiliki perasaan tidak normal pada sang kakak.

“Kau ini kenapa sih? Pria dewasa sepertiku ini sangat menghargai waktu, kau tau? Aku tidak suka membuang waktu hanya untuk menunggumu bergantian menggunakan walk ini closet ini, kita bisa terlambat ke sekolah Bora, bodoh!” terang Yoongi dengan intonasi kelewat menyebalkan, seolah apa yang sedang dia sajikan di depan Ara adalah hal yang wajar, toh dia tidak telanjang kan.

“Tapi tidak begini juga dong, kau menuliskan beberapa poin dalam perjanjian kita, tapi kau sendiri melanggarnya,” elak Ara tak terima, masih enggan membalik badan sebelum duda gila itu memakai baju dengan pantas.

“Poin yang mana?” tantang Yoongi, mengambil satu kaos putih sebagai dalaman lalu memakainya, "oh, kau merasa tergoda olehku?"

Melalui pantulan kaca salah satu lemari, Ara berbalik setelah melihat Yoongi telah memakai baju, melipat kedua tangannya di depan dada lalu tersenyum miring mencoba mengatasi situasi ternistakan yang sedang ia alami. Setidaknya ia tak boleh terlihat mati kutu di depan Yoongi, bisa habis ia nanti diledek oleh duda arogan satu itu.
"Hei, Ahjussi. Apa kau memang selalu mempunyai kepercayaan diri sebesar itu, eoh? Kau tau tidak, badanmu itu jelek, aku tak mau melihat bukan karena sedang terpesona, hanya tak mau mengotori mataku dengan pemandangan buruk seperti bentuk badanmu itu! Cih!"

"Oh, bagus kalau begitu. Jadi tak masalah kan kalau setiap hari aku bertelanjang dada, toh kau juga tidak tertarik."

Ara melongo mendengar jawaban Yoongi yang jauh di luar perkiraan. Dua kali saja sudah membuat kepalanya pening, apalagi setiap hari harus melihat kacang kenari milik Yoongi. Oh Tuhan, cobaan ini harus ia nikmati atau dilewati?

“Cepat ganti bajumu, kurasa yang ini cocok.” Yoongi mengeluarkan baju dari kotak yang tadi baru dikirim Pak Kwon, mengulurkannya pada Ara yang diam saja di pojok ruangan.

Ara menghela napas panjang, mendekat dan mengambil dress selutut berwarna putih elegan di tangan Yoongi itu. Dengan sengit ia berjalan melewati samg pria, tak lupa menabrak bahunya, mengancam dengan suara dingin.

"Awas saja kalau kau terus bertelanjang dada di hadapanku, aku juga bisa berkeliaran di hadapanmu dengan rambut basah setiap saat."

Yoongi terpaku, melotot kaget tanpa bisa membalas ucapan Ara yang kini memilih keluar ruang ganti. Ia membayangkan bagaimana jika Ara benar-benar terus berkeliaran dengan rambut basahnya yang acak-acakan. Yoongi mendecak frustrasi, menendang sofa panjang di dekatnya untuk meluapkan emosi. Dia kesal! Kenapa juga harus selemah itu hanya karena si bodoh Ara dengan rambut basahnya itu. Sialan!

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Where stories live. Discover now