84

886 173 61
                                    

Nih ah aku kasih aja walo belom 110 vote soalnya kemarin aku ga sengaja upload

110 and 100 komen bisa? HAHAHA
.
.
.

Ara bersenandung lirih seraya mengaduk satu panci besar galbitang yang menguarkan uap panas nan lezat.

Diam-diam Ara melirik sang juru masak—Yuna—yang sedang mengiris bawang bombay tidak jauh dari tempatnya berdiri, kagum karena wanita itu sangat piawai dalam segala hal hingga terbesit satu pertanyaan besar dalam peta otaknya. Apakah Yoongi menyesal karena telah memilihnya dan melepaskan wanita sesempurna Yuna?

Ah, rasa insecure memang tidak pernah menempatkan seseorang dalam posisi yang baik, dan sepertinya Ara akan dihantui rasa itu seumur hidupnya karena sebanyak apa pun Yoongi mengutarakan rasa cinta terhadapnya, Ara tak dapat memungkiri jika ada di beberapa kesempatan tatkala tatapan Yuna dan Yoongi bertemu, dia dapat melihat sesuatu yang tidak nyaman di antara mereka.

Sebuah fragmen manis barang kali? Ah, tidak tidak, tentu saja itu tidak boleh terjadi! Ara menggeleng brutal, tersesat dalam lamunannya hingga sendok sayur yang sedang dipeganggangnya terlepas dan menimbulkan cipratan kuah panas yang mengenai tangannya sedikit.

"Aw! Astaga!" pekik Ara yang sontak membuat Yuna terkejut.

"Ra-ya, kau kenapa?" tanya Yuna, tangannya yang sedang mengiris bawang bombay tampak terhenti dan mendongak khawatir.

"Tanganku kena kuah panas galbitang."

"Basuh dengan air mengalir, itu akan mengurangi sakitnya," perintah Yuna sigap, setelah meraih tangan Ara yang punggung tangannya memerah. "Kau melamunkan apa, eoh? Kok bisa begini." Wanita itu mengerutkan keningnya tatkala menatap Ara yang bergerak tak nyaman seraya memalingkan wajahnya kikuk.

"Eh itu ... ini galbitang-nya enak sekali Eonnie. Skill memasakmu luar biasa, aku harus banyak belajar darimu, hehe."

Yuna terkekeh kali ini menatap Ara lurus. "Kau bisa belajar dariku kapan saja, Yoongi itu sangat menyukai galbi dan makannya akan lahap sekali jika aku memasakkan itu untuknya dulu," ucap Yuna tanpa kendala, bibirnya mengembang tatkala harus mengulang kembali reminisensi indahnya bersama pria itu.

"Oh benarkah?" sahut Ara, ia benar-benar tak dapat menyembunyikan suasana hati yang mendadak mellow walau berusaha sekuat tenaga untuk menarik sudut bibirnya.

Bagaimana tidak, cerita Yoongi dan Yuna adalah kisah yang secara paksa harus berakhir, dan seharusnya Ara mengerti jika wanita itu masihlah menyimpan banyak kenangan yang berkaitan dengan suaminya tersebut.

"Mungkin kau sudah tau tentang Yoongi yang tidak menyukai kismis?" tanya Yuna yang langsung di jawab Ara terlalu terburu-buru dengan anggukan meyakinkan.

"Te-tentu saja aku tau. Ya benar, ahjussi sangat tidak menyukainya," jawab Ara dan dia bersumpah jika info tersebut sangatlah baru baginya. Kenapa juga pria itu tidak menyukai kismis, bukankah anggur yang dikeringkan itu termasuk ke dalam jajaran superfood?

"Aku jadi ingat saat dulu membuat bolu kismis dan dia tidak memakannya sama sekali. Aku bahkan menangis karena mengira dia tidak menghargai usahaku, kau tahukan ibu hamil itu sensitifnya kelewatan." Yuna masih saja berceloteh riang dengan mata yang menatap tangan Ara yang memerah di bawah kucuran air, "di sini ada gel untuk kulit melepuh tidak ya?"

"Tidak apa-apa kok Eonnie, cipratan kuah panasnya hanya sedikit mengenaiku, jangan terlalu khawatir."

Terlihat wanita itu mengembuskan napasnya lega sebelum kembali pada pekerjaannya. "Ah syukurlah, kalau Yoongi tau dia pasti akan sangat khawatir. Dia masih menjadi pribadi perhatian, kan?"

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Where stories live. Discover now