89

821 177 266
                                    

Ada beberapa yang ga kuat mental dan milih stop baca, hiks. Thanks buat yang stay

Vote tetap 110 ya

.

.

.

Sejak pagi, Yoongi mencari Ara kemana-mana, bahkan sampai harus mengerahkan seluruh armada taksi untuk mencari keberadaan istrinya itu. Benar jika dia sangat menyesali dengan apa yang sudah terjadi, bahkan tadi malam itu tak ada unsur kesengajaan apa pun karena yang dia lihat itu Ara bukan Yuna sang mantan istri.

Yoongi kalut dengan rasa bersalah teramat besar. Hingga di akhir pencarian, ia berhenti di depan sebuah hotel di mana disinyalir menjadi tempat terakhir taksi yang ditumpangi Ara berhenti. Namun pertanyaannya, siapa yang ditemui Ara di sini?

Jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Yoongi tak memberi tau siapa pun perihal Ara yang tiba-tiba saja menghilang. Tubuhnya lelah, pikirannya terlalu kalut hingga Yoongi merasa otaknya siap meledak kapan saja. Sejak tadi ia terus marah-marah, bahkan pada Pak Kwon yang menanyakan absensinya di kantor hari ini.

Yoongi mondar-mandir di lobi, meminta manajer hotel membuka rekaman CCTV guna menunjukkan keberadaan istrinya, tetapi belum juga petugas CCTV itu datang, dari arah pintu depan Hyunjin masuk ke dalam area hotel bersama rombongannya. Mereka sepertinya baru kembali dari photoshoot dan Yoongi yang otaknya terlalu cepat memproses sesuatu, dengan gegabah segera mendekat dan mencengkeram kerah kemeja Hyunjin hingga pemuda itu termundur beberapa langkah.

"Tunjukkan di mana istriku, sialan!" Yoongi menuduh tanpa basa-basi karena sudah jelas jika Hyunjin ada di sini, jelas Ara menemuinya.

"Yak Tuan Min, sikap macam apa ini? Menyerang model yang kau sewa untuk iklan perusahaanmu, aku bisa menuntutmu!" seloroh Hyunjin tak gentar.

Sunny yang tadi kaget, ikut bergerak cepat untuk melepaskan cengkeraman tangan sang pria pada artisnya. "Tuan Min, lepaskan tanganmu! Kau bisa melukai Hyunjin."

Yoongi melepaskan cengkeramannya dengan kasar, membuat tubuh Hyunjin limbung, hampir jatuh jika tidak ditahan oleh pria yang berkerja satu tim dengannya. Yoongi tak sabar, hampir menendang Hyunjin karena tak juga buka suara.

"Di mana Ara?!"

"Kau kan suaminya, kenapa malah bertanya padaku," jawab Hyunjin tak peduli, dan Yoongi kembali mendekat, ingin memukul pemuda tengil itu tetapi Sunny menghalangi, wanita itu berdiri tepat di depannya, jelas menjadi tameng untuk sang model.

"Jangan berputar-putar, berengsek! Katakan di mana Ara?!" Yoongi semakin tak terkendali rasanya. Sejak awal dia tak menyukai Hyunjin, apalagi di situasi dimana ia meyakini bahwa Ara pasti disembunyikan pemuda tak tau aturan ini.

Hyunjin hanya mendengkuskan tawa remeh sebagai respons awal, mengubah tatapannya menjadi memicing tak senang. "Oh, kau sedang mengatai dirimu sendiri ya? Pantas sih, kau ... memang berengsek kok."

"Oh Hyunjin, aku memperingatkanmu!"

Hyunjin berdecak tak senang, menyingkirkan Sunny dari hadapannya, bicara pada manajernya lebih dulu. Ia hanya takut jika Sunny terluka. "Noona, menyingkirlah. Aku tau kau mengkhawatirkanku, tapi aku ini lelaki, aku yang akan menjagamu bukan kau yang malah menjadi tamengku."

Sunny hampir memukul kepala Hyunjin karena kesal, bisa-bisanya artisnya itu masih berbasa-basi, padahal Tuan Min terlihat tengah emosi padanya. Ini bukan tentang khawatir, tetapi Sunny di sini jelas tugasnya adalah menjaga Hyunjin dari segala hal yang bisa membuat artisnya itu terluka. Namun, mengkhawatirkan Hyunjin sepertinya adalah hal yang sia-sia, Sunny malas meladeni.

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Where stories live. Discover now