Dede bayi

3.7K 90 22
                                    

"Azha!!"

"Alesha!"

"Kenapa sayang ! kenapa?" Alesha yang berdiri di atas sofa segera mendekati Azha dan memeluknya

"Ada kocoa gede banget yang, kecoanya terbang ke arah ku, geli" di perhatikan nya area sekitar, tapi kecoa yang Alesha ceritakan sudah tidak ada lagi.

"Udah nggak ada sayang, kecoanya dah pergi, tenang ya"

"Besok aku panggil orang buat bersihin rumah" Jujur Azha benar-benar panik saat teriakan sang istri menggema di seisi rumah, ia mengira hal buruk telah terjadi pada istri dan anaknya, syukurnya hanya karena kecoa terbang yang datang entah dari mana.

Mereka kembali ke kamar setelah 10 menit lamanya Alesha terus memeluk Azha, itupun Azha yang melepaskan pelukannya lebih dulu, pegal juga rasanya berdiri lama dengan posisi berdiri, bagaiman dengan Alesha yang sedang hamil besar

Pelukan itu berlanjut di atas tempat tidur, Alesha jadikan lengan Azha sebagai bantalnya, satu tangan Azha memeluk erat Alesha, sesekali Azha juga mendaratkan ciumannya di ubun-ubun sang istri.

"Ngapain tadi, hem?"

"Aku nggak bisa tidur" jawab Alesha singkat, ia begitu menikmati pelukan Azha yang menenangkan, pelukan yang sejak tadi begitu ia dambakan sebenarnya.

"Kenapa? Hem? Perutnya keram lagi?" Alesha menggeleng, ia mendongak menatap wajah Azha dari bawah, rambut yang sedikit menutupi wajah sang istri ia rapikan kebelakang telinga.

"mau di peluk kamu, aku nggak bisa tidur kalau nggak di peluk kamu, adek yang minta juga, iya kan dek?" Alesha menunduk dan sedikit menggeser tubuhnya agar dapat memberikan usapan diperut besarnya.

"Iya ibu" Alesha menjawab sendiri dengan merubah suaranya seperti anak kecil, tingkahnya itu membuat pria yang sejak tadi menatapnya tidak sanggup menahan senyum di wajah.

"Terus kenapa nggak bilang, sayang ku..."

"Aku nggak tega lihat kamu tidur nyenyak banget terus aku bangunin cuman mau minta di peluk. Aku tau kamu banyak kerjaan di kafe, belum lagi urusan kamu di kafe cabang yang mau opening, kamu juga ada ngisi acara, aku tau Kamu kecapean sampai tidur juga udah nggak gerak-gerak lagi, karena nggak bisa tidur aku ngajak ade keruang tamu buat lihat-lihat foto wisuda kamu, eh malah ketemu kecoak terbang" bahunya terangkat geli, Alesha kembali menenggelamkan wajahnya di dada sang suami, tempat ternyamannya.

"aku sampai panik waktu denger kamu teriak histeris, aku kira kamu kenapa-kenapa, ya Allah, jauhkanlah marabahaya dari anak dan istri hamba"

"Kalau di peluk gini tiba-tiba langsung ngantuk aja, rasanya nyaman banget, bikin tenang"

"Ya udah sekarang kamu tidur, aku usap punggung kamu sampai kamu mimpi indah" Alesha mengangguk pelan.

Azha benar-benar terus memeluk seraya mengusap punggung wanitanya, jika tadi Alesha yang tidak bisa tidur, sekarang Azha. Pria itu sudah sempat terlelap kemudian bangun lagi, itu yang membuatnya sekarang kesulitan untuk kembali terlelap, tidak masalah juga, ia justru bersyukur karena sekarang Alesha nya sudah tidur dengan nyenyak. Perlahan Azha lepaskan pelukannya, ia takut sang istri terganggu. Azha mengusap pelan sisi wajah sang istri, wajah tenang di saat tidurnya.

"Jangan pergi lagi, Sha. kamu tau seberapa takutnya aku waktu kamu pergi gitu aja tanpa kabar, aku takut kamu pergi, benar-benar pergi ninggalin aku, aku sayang banget sama kamu Sha" Azha beralih ke perut sang istri, ia letakkan telapak tangannya di atas perut besar itu.

"Adek, sehat-sehat di perut ibu ya nak"

.....

"Ini bonus buat kalian "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"ELZHA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang