Rok panjang

2.6K 95 2
                                    

"kita awali dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim, jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama, selamat membaca tulisan abstrak saya, dan yaa saya minta maaf jika terdapat banyak kekurangan di setiap tulisan saya, saya juga minta maaf jika terdapat banyak kata kasar di dalamnya.

Semenjak kejadian itu, Azha lebih banyak diam, ia enggan memulai obrolan, mereka lebih banyak saling membuang muka Jika berpapasan di dalam rumah. Seperti sekarang, tidak ada satupun yang mau memecahkan keheningan di meja makan, Hanya suara sendok dan garpu yang saling beradu di atas meja. Alesha melirik azha yang makan dengan tenang, wajah pria itu terlihat datar, tanpa ekspresi.

"Biar gue aja yang cuci piringnya" Alesha rebut spons cuci piring dari tangan Azha, Azha membilas tangannya dan berlalu dari sana, tanpa mengatakan sepatah katapun, Alesha menoleh menatap punggung Azha yang mulai menghilang dari arah tembok.

Alesha berdecak"CK, ambekan"

Azha memasang Hoodie berwarna hijau muda, hari ini, ia dan teman-teman komplek nya ingin pergi membeli beberapa hadiah untuk anak-anak yang mengikuti lomba BTQ. Azha dan teman-temannya sendiri selenggarakan sebagai panitia, acara itu Azha dan teman-temannya buat agar memberikan motivasi kepada anak-anak untuk lebih giat lagi mempelajari Al-Qur'an, hadiah kecil yang mereka sediakan hanyalah bentuk apresiasi dari orang dewasa kepada anak-anak.

Azha mengambil kucing motor nya yang bergantung dan keluar dari kamar, Alesha yang kebetulan ingin masuk kamar Azha lewati begitu saja.

"Lo mau kemana?" Alesha sedikit berteriak

"Azha, gue tanya Lo mau kemana" Azha menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap Alesha yang masih berdiri di ambang pintu kamar.

"Mau kemana pun saya, itu bukan urusan kamu, sama seperti yang kamu bilang, apapun yang kamu lakukan... Itu bukan urusan saya" azha berucap setenang mungkin. Azha balik lagi tubuhnya dan melanjutkan langkah, Alesha mengikuti pria itu Hingga ambang pintu, ia perhatian azha yang memasang helm nya bersiap pergi.

"Jangan lupa kunci pintunya, saya mungkin pulan malam, atau nginap di rumah Fahri, kalo kamu mau pergi, simpan kuncinya di tempat biasa" Azha menyalakan motor nya dan berlalu dari sana.

"Tu cowok kenapa sih, judes banget, dasar cowok ambekan"

"DASAR AMBEKAN"jelas Azha masih bisa mendengar teriakan kesal Alesha, pria itu hanya menyunggingkan senyum.

Brak

Pintu rumah Alesha hempas, membuat kaca-kaca jendela ikut bergetar.

....

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam" jawab tiga orang dewasa di dalam ruangan.

"Maaf, saya telat"

"Santai zha" fahri turun dari kursi, baru saja ia selesaikan memasang paku terakhir untuk di jadikan sebagai gantungan tirai.

"Eh, jangan kalian, biar saya sama Fahri aja" Azha mengentikan Nesha dan Aisha yang ingin memindahkan meja yang telah Meraka berikan kain di atasnya. Meja panjang itu segera di ambil alih oleh fahri dan Azha. Sedangkan Nesha dan Aisha melanjutkan menyusun hiasan bunga untuk di atas panggung.

Mereka menjadi panitia untuk acara kecil-kecilan itu, lomba itu pun baru pertama kali di adakan, setelah Azha bergabung menjadi pengajar di Tahfiz Qur'an komplek. Sebelumnya hanya di kelola Fahri, Nesha dan Aisha saja.

"Alhamdulillah" mereka mengucap syukur bersamaan setelah semua persiapan acara rampung, tersisa hadiah yang harus di siapkan.

"Nesha bawa motor?"

"ELZHA" Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt