Hormon

2.2K 98 10
                                    

Alesha menggeleng, ia tutup halaman web yang menjelaskan bagaimana cara proses aborsi pada janin. Bulu kuduk Alesha berdiri ngeri, ia menunduk menatap perutnya.

"Di itu gue di masukin alat? Yang bener aja, bisa mampus gue" Alesha ketikan lagi di halaman pencarian tentang sesuatu yang bisa membuatnya keguguran, makanan mungkin.

"Durian" Alesha bahkan muntah hanya dengan mendengar namanya saja.

"Nanas?" Buah nanas termasuk makanan yang bisa menyebabkan keguguran.  yang sedang hamil muda, dianjurkan untuk mengurangi nanas saat hamil. Sebab, dalam buah nanas terkandung enzim yang disebut protease bromelin, yang akan memberi efek buruk sehingga dapat mengakibatkan keguguran pada ibu hamil.

"Bakal gue coba, nggak papa lah lidah gue gatal, yang penting gue nggak hamil"

"Sayang" suara Azha dari arah luar.

"Iyaa" cepat-cepat Alesha menghapus semua story pencariannya mengenai cara menggugurkan janin, untuk berjaga-jaga.

"Sayang, cepat. Keburu dingin Loh supnya"

"Iya iya" Alesha bergegas menemui Azha, ia yang meminta Azha untuk dibuatkan sup, mungkin ini yang di namakan mengidam. Anehnya sebelum Alesha tau Jika ia hamil, Alesha tidak pernah merasakan keinginan untuk memakan sesuatu tertentu. tapi setelah tau hamil, tiba-tiba saja Alesha menginginkan makanan yang aneh-aneh, misalkan saja kamaren, bisa-bisanya Alesha membangunkan Azha tengah malam hanya karena ingin makan mie tapi di siapi Azha.

Alesha tarik satu kursi di samping Azha, di depannya Sudah ada semangkuk sup ayam buatan Azha.

"Mau pakai nasi, nggak" Alesha mengangguk, ia biarkan Azha memberi nasi di mangkuk miliknya.

"Makasih sayang supnya" Azha Menyunggingkan senyum, Alesha terus saja berterima kasih setiap ia memasak untuk mereka.

"Iyaa, makan yang banyak ya" Alesha mengangguk seperti anak kecil yang patuh pada orang tuanya.

Satu sendok, dua sendok, masih aman, tapi untuk suapan ketiga kembali Alesha rasakan perutnya yang bergejolak di dalam sana, Alesha rasakan perutnya di aduk secara abstrak,  seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam perutnya. Alesha berlari menuju wastafel dengan tangan yang menutup mulut.

Azha yang pertama kali melihat Alesha yang muntah-muntah jelas kaget bercampur kawatir, Azha pijat tengkuk Alesha untuk membantu sang istri mengeluarkan isi perutnya.

Alesha menyeka mulutnya dengan lengan, semuanya keluar, tersisa rasa pahitnya saja  Tenaga Alesha habis terkuras, Azha papah tubuh Alesha untuk duduk kembali ke kursinya

"Minum dulu" Alesha tegak air putih hingga tandas, Azha duduk di depan Alesha, ia usap peluh di wajah istri tercinta.

"Kenapa, supnya nggak enak" tanya Azha dengan suara lembut, Alesha menggeleng, Alesha bisa melihat wajah Azha yang menampakkan raut khawatir

"asam lambung ku kayanya kumat" Alesha mengigit bibir bawahnya, ia takut Azha curiga.

Azha menatap intens wajah Alesha"Kamu nggak lagi bohong kan, sha?" Tatapan dalam Sarat akan kecurigaan tergambar jelas di wajah Azha, pandangan mereka bertemu.

"Kamu ko ngomong gitu, zha. Aku lagi nggak enak badan gini malah di tuduh bohong, malas aku sama kamu zha" Alesha berdiri dan menepis tangan Azha dari atas panggung tangannya

"Minggir" Alesha berucap ketus, Azha tidak menahan seperti biasa, ia biarkan Alesha pergi meninggalkan ruang makan, Azha hanya terus memandangi sang istri Hingga punggung Alesha tidak terlihat lagi.

Azha tatap nanar mangkuk sup yang Alesha abaikan.

"Kenapa nggak jujur sih, sha. Apa kamu merencanakan hal buruk pada anak kita?" Azha bermonolog, pria itu menghembuskan nafas berat, punggungnya ia  sandarkan di kursi, Azha memijat batang hidungnya dengan mata terpejam.

"ELZHA" Where stories live. Discover now