Sayang

2K 81 1
                                    

Selesai menunaikan sholat ashar, barulah Azha pulang ke rumah, pintu pagar rumahnya terbuka, ada mobil hitam yang terparkir di halaman depan.

"Mobil ayah?" Bergegas Azha parkirkan mobilnya dan masuk ke dalam rumah

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam" jawab ketiga orang yang duduk di ruang tamu

"Ayah, ibu" Azha menghampiri orang tuanya, mencium punggung tangan mereka secara bergantian, baru setelahnya ia duduk di samping Alesha.

"Kamu ko nggak pulang nak, ingat... Sudah punya istri bukan anak bujang ibu lagi" Dewi menasehati putra sulungnya dengan lembut.

"Iya nak, kesian menantu kami di tinggal lama, apalagi Alesha belum lama tinggal di daerah sini, belum punya teman" Ali sesap teh hijau buatan sang menantu, Azha hanya tersenyum dan menoleh sesaat menatap Alesha, wanita itu menggunakan abaya hitam yang Azha beli saat di pasar tadi.

"Gue pinjam bentar bajunya, nanti gue cuci sebelum balikin, gue terpaksa, gue nggak punya baju tertutup, nggak enak aja rasanya duduk bareng nyokap bokap Lo pakai baju yang ada" bisik Alesha dengan suara pelan di samping Azha.

"Kamu cantik banget pakai baju itu" Azha tidak mengalihkan pandangannya dari Alesha, ia tak sungkan memuji Alesha di depan orang tuanya. Pria itu tersenyum begitu juga dengan Alesha yang tersenyum kikuk.

"Nggak jelas banget nih cowok, tadi marah-marah nggak jelas, sekarang muji-muji, pake senyum segala lagi, jantung gue kan jadi nggak tenang " monolog Alesha.

"Ekhem, kayanya kita harus pulang deh yah, kita bertamu di waktu yang kurang tepat" Cepat saja Dewi memasang kembali tas bahunya dan menggenggam tangan sang suami.

"Eh, kalian mau pulang, nginap aja Bu, yah"

"Nggak usah lah nak, ayah ibu nggak mau ganggu pengantin baru" Dewi terkekeh pelan, Azha dan Alesha mengekori di belakang, mereka secara bergantian mencium punggung tangan Dewi dan Ali.

"Hati-hati"

"Iya, kalian juga, cepat-cepat kasih ayah ibu cucu yaa,kalo bisa kembar aja sekalian" Alesha terbatuk-batuk tertelan air liurnya sendiri mendengar ucapan Dewi, Azha refleks mengusap punggung sang istri, interaksi ke-duanya mengahdirkan senyum bahagia dari kedua orang tua Azha yang sudah ada di dalam mobil, kedatangan mereka kerumah sang anak sebenarnya ingin memastikan Jika hubungan anak dan menantunya baik-baik saja, mereka tidak bisa memungkiri Ada ketidak cocokan di antara mereka, perbedaan terlihat jelas dari keduanya, akan sulit menyatukan kedua karakter yang saling bertolak belakang, tapi kegusaran itu sedikit menipis setelah melihat sendiri bagaimana Azha memperlakukan sang istri, walaupun Alesha hanya diam saja.

"Semoga keluarga anak kita baik-baik aja ya ,yah... Nggak kaya apa yang ibu pikirkan"

"Insya Allah ibu, ayah yakin sama Azha, sedikit demi sedikit pasti Azha bisa merubah istrinya menjadi lebih baik lagi, begitu juga dengan Alesha, anak itu anak yang baik, dia ganti pakaian nya agar terlihat lebih pantas, mungkin karena Anton dan Farah begitu memanjakan anaknya, jadilah Alesha sedikit berani membantah, tapi dengan orang lain, anak itu sopan banget" Dewi mengangguk samar, apa yang di katakan suaminya benar, saat mereka tiba, mereka di sambut Alesha dengan pakaian yang begitu terbuka, wanita muda itu hanya menggunakan celana pendek dan baju kaos ketat, tapi kemudian Alesha masuk ke kamar dan keluar lagi membawa nampan berisi dua gelas teh hijau dengan penampilan yang berbeda, wanita itu sudah berganti pakaian yang lebih tertutup.

Keduanya kembali duduk di kursi ruang tamu, Azha periksa paperbag yang orang tuanya bawa.

"Masyaallah, ini bolu pisang kesukaan,saya" Azha Menikmati bolu pisang yang begitu ia rindukan.

"ELZHA" Where stories live. Discover now