𝐒𝐰𝐒𝐥-𝟓𝟑

28.5K 2.7K 1.5K
                                    

Happy Reading

(𝚂𝚙𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏)

oOo

Semua orang yang ada di Ruangan itu tampak terkejut dengan pertanyaan yang Ayla lontarkan pada Iam.

Bahkan Banyu dan Bayu sampai menjatuhkan Tablet yang keduanya pegang ke lantai.

"APA?" Teriak Iam yang secara spontan bangun hingga infus yang terpasang di tangannya terlepas.

Mengabaikan rasa sakit di tangan dan kepalanya karena Dia tak berhati-hati apalagi Dia baru bangun setelah seminggu tak sadarkan diri. Pria berparas tampan itu menatap Ayla dengan tatapan meminta penjelasan "Apa maksud anda?" Tanya Iam pada Ayla yang saat ini menatapnya dengan tatapan rumit.

"Saya tidak ingat pastinya di Rumah Sakit mana, tapi yang saya ingat jika sepuluh tahun yang lalu saat saya sedang datang ke Negara ini untuk mengunjungi Olla, saat itu saya sempat mengalami kecelakaan kecil sehingga saya harus di obati di Rumah Sakit—"

"Saat saya datang ke Rumah Sakit, saya melihat seorang wanita paruh baya sedang menangis histeris karena anaknya mengalami kecelakaan hebat hingga membutuhkan donor darah yang cocok tapi sayangnya Golongan darah yang di miliki anak itu sangat langka yaitu Golongan darah O negatif sehingga pihak Rumah Sakit kesulitan untuk mendapatkan donor darah untuk anak itu. Saya yang mengetahui hal itu tentunya tak akan tinggal diam apalagi saya mampu membantu menyelamatkan nyawa anak itu karena untungnya Golongan darah kami sama, setelah selesai mendonorkan darah untuk anak itu saya sempat meminta Ibu dari anak itu untuk merahasiakan Identitas saya."

Entah kenapa setelah mendengar penjelasan dari Ayla tak membuat Iam senang apalagi mengetahui fakta jika Claudia sempat menangis histeris saat Dia mengalami kecelakaan, membuat setitik rasa bersalah timbul di hatinya karena telah memasukan Ibu tirinya ke Rumah Sakit Jiwa.

"Anda tahu dari mana jika anak yang anda tolong adalah saya? Mungkin saja itu orang lain." Ucap Iam yang ingin menyangkal jika anak yang Ayla tolong mungkin saja bukan dirinya.

"Walaupun sudah tidak muda lagi saya memiliki ingatan yang bagus dalam menghafal wajah orang dan saya rasa ingatan saya tidak salah jika sepuluh tahun yang lalu anak yang telah saya tolong adalah kamu. Saya masih ingat betul setelah mendonorkan darah untuk kamu, Ibumu sempat berterima kasih kepada saya dan Dia juga sempat menunjukan foto kamu di ponselnya yang Dia jadikan Wallpaper. Bahkan saya sempat memuji jika kamu sangat tampan, kalo tak salah saat itu Usiamu masih remaja mungkin sekitar sembilan belas tahunan." Balas Ayla dengan ingatan yang tertuju pada kejadian sepuluh tahun yang lalu.

Mata Iam mulai berkaca-kaca, pria tampan itu merasa terharu dan tak bisa membantah lagi jika Claudia memang perduli padanya walaupun Claudia hanya Ibu tirinya tapi Dia tetap keluarganya. Mungkin Claudia memang menyayanginya tapi Dia menunjukan kasih sayang itu dengan cara yang berbeda misalnya memaksa Iam menikah dengan Aya karena Claudia percaya jika Aya adalah yang terbaik untuknya walaupun itu adalah fakta yang salah tapi di mata Claudia, Aya tetap yang terbaik untuk Iam walaupun Aya telah melakukan kesalahan yang fatal dengan menodai ikatan suci Pernikahan mereka.

Kening Ayla menyerit saat melihat mata Iam yang berkaca-kaca, tapi Dia mencoba untuk mengabaikan hal itu karena saat ini Dia ingin bertemu dengan wanita yang sepuluh tahun lalu sempat Dia temui dan ternyata wanita itu adalah Ibu dari pria yang ada di hadapannya.

"Ibumu kemana? Saya ingin bertemu dengannya."

Iam tak tahu harus menjawab apa karena nyatanya Dia sudah lama tak menemui Claudia yang mungkin kini sudah menjadi gila karena terlalu lama tinggal di Rumah Sakit Jiwa.

𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐰𝐢𝐟𝐞'𝐬 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐥𝐢𝐟𝐞Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt