𝐒𝐰𝐒𝐥-𝟒𝟖

30.1K 3K 1.6K
                                    

Happy Reading

(𝚂𝚙𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏)

oOo

Satu tahun kemudian...

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat sudah empat tahun lamanya Olla pergi dari Negara ini meninggalkannya dalam kesepian dan kehampaan tiada henti.

Pria berparas tampan dengan rambut hitam yang kini memanjang membuat ketampanan yang di milikinya bertambah walaupun tubuhnya terlihat lebih kurus dan tak terurus tapi ketampanan yang di milikinya tak luntur sedikitpun.

Sayangnya pria tampan berstatus Duda kaya raya itu memiliki Gangguan Ledakan Marah atau Intermittent Explosive Disorder (IED). Pengidap IED cenderung mudah marah karena masalah 'sepele' dan menunjukkannya dengan cara berlebihan.

Karena itu selama setahun ini Iam harus tinggal di Rumah Sakit Jiwa dengan penjagaan yang ketat oleh para Bodyguard yang di tugaskan oleh Ian. Awalnya Ian tidak ingin anak kesayangannya di masukan ke Rumah Sakit Jiwa, karena Ian merasa jika merawat Iam di Mansion Marxus sudah lebih dari cukup.

Tapi kejadian satu tahun yang lalu membuat Ian dengan terpaksa memasukan anak kesayangannya ke Rumah Sakit Jiwa. Awalnya yang Iam lakukan jika marah adalah membanting barang, mengumpat, hingga menjerit hanya untuk mengekspresikan amarahnya. Kadang Iam juga memukul Bodyguard atau pekerja laki-laki yang ada di Mansionnya bahkan kadang Ian, Banyu dan Bayu juga tak luput dari sasaran kemarahan Iam.

Kejadian satu tahun lalu yang membuat Iam di masukan ke Rumah Sakit Jiwa adalah karena saat itu Iam tak sengaja mendengar ucapan seorang Pelayan pria yang mengatakan hal buruk tentang kekasihnya padahal membicarakan Fabiollaella di Mansion Marxus adalah hal terlarang karena Iam akan sangat sensitif tentang apapun yang berkaitan dengan Olla. Tapi Pelayan pria itu sepertinya tak takut dengan larangan yang ada, hingga Iam yang merasa marah langsung membunuh Pelayan pria itu dengan pistol yang biasanya Dia gunakan untuk menembak Aya. Bukan hanya Pelayan itu yang mati karena tembakan Iam tapi hampir seluruh Pelayan pria yang bekerja di Mansion Marxus menjadi sasaran kemarahan Iam dan untungnya Ian datang tepat waktu untuk menghentikan anaknya yang hampir membunuh seluruh pekerja yang ada di Mansion Marxus.

Seperti yang pernah Iam ucapkan pada Ian jika Dia sampai membunuh orang saat kemarahan yang di rasakannya sulit di kendalikan maka Iam akan setuju untuk di masukan ke Rumah Sakit Jiwa.

Dan akhirnya Iam di tempatkan di Rumah Sakit Jiwa terbaik yang ada di Negaranya. Jika kalian bingung kenapa setelah membunuh orang Iam malah di masukan ke Rumah Sakit Jiwa bukannya ke Penjara. Tentunya kalian mengerti jika Kekayaan serta Kekuasaan yang di miliki oleh Iam serta Ian akan dengan mudah menutupi kasus pembunuhan itu.

Iam menatap lurus pada foto yang menampilkan wajah cantik Olla dengan figura berlapis berlian yang dulunya terpasang cantik di dinding kamarnya dan kini foto itu terpasang di dinding kamar Rumah Sakit Jiwa yang selama setahun ini telah Iam tempati.

"I miss you so much." Lirih Iam sambil menatap foto Olla dengan tatapan sendu serta rindu.

"Kenapa kamu pergi?"

"Harusnya kalo kamu pergi kamu ajak aku. Bukannya ninggalin aku di sini, sendiri dengan segala kenangan indah yang kadang menyakitkan untuk di ingat."

"Walaupun orang lain memaksa aku untuk melupakan kamu, aku nggak bisa dan nggak akan pernah bisa melupakan kamu."

"Walaupun kenangan indah bersamamu kadang menyakitkan tapi aku nggak akan melupakan setiap kenangan itu sampai aku mati."

"Apa kamu ingin melihat aku mati untukmu? Agar kamu percaya jika nyawapun akan aku berikan hanya untukmu."

"Fabiollaella, aku sangat mencintaimu. Tapi kenapa kamu meninggalkanku?"

"Apa benar jika ini karma untukku karena menjadikanmu mainan hanya untuk menghibur kesepianku? Tapi akhirnya aku mencintai mainanku sendiri, mencintaimu yang awalnya adalah selingkuhanku."

"Mereka bilang aku gila dan aku akui memang aku gila karena terlalu mencintaimu. Kamu pergi meninggalkanku, hingga aku hancur dan perlahan menjadi gila karena terlalu frustasi menahan rindu yang aku rasakan."

"Aku marah kepada diriku sendiri karena masih tidak dapat menemukanmu, aku tak perduli jika kamu sudah menjadi milik orang lain karena jika itu terjadi dan aku berhasil menemukanmu aku akan dengan senang hati membunuh pria yang dengan lancang mengambil milikku."

Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan yang Iam lontarkan sambil menatap foto Olla. Iam seakan membayangkan jika Dia sedang berbicara pada Olla. Karena itu sudah menjadi rutinitas Iam selama tinggal di Rumah Sakit Jiwa dan Iam akan menjadi lebih tenang saat sudah melakukan hal itu. Selama setahun ini keadaan Iam sudah mulai membaik dan sepertinya memasukan Iam ke Rumah Sakit Jiwa adalah pilihan yang tepat karena selama setahun ini Iam lebih jarang marah karena yang lebih sering Dia lakukan adalah berbicara sendiri sambil menatap foto yang menampilkan wajah cantik Olla.

oOo

Sedangkan di Negara lain tepatnya di Negara yang selama empat tahun ini menjadi tempat tinggal Olla, terlihat gadis berparas cantik itu semakin bertambah cantik seiring bertambahnya usia. Selain itu Olla juga terlihat semakin dewasa, apalagi saat ini Dia telah resmi menjadi CEO dari Amethysta Company menggantikan Papa-nya.

Tahun ini adalah tahun pertama Olla menjabat sebagai CEO setelah tahun lalu Dia lulus dari Universitas terbaik yang ada Negaranya dengan nilai yang sangat bagus dan membanggakan.

Setelah menggantikan Papa-nya sebagai CEO, Olla selalu di sibukan dengan berkas-berkas penting serta pertemuan-pertemuan penting yang tak ada habisnya. Karena itu, Olla lebih sering menghabiskan waktunya di kantor daripada di Mansion Keluarganya.

Seperti saat ini padahal hari sudah malam tapi Olla masih mengerjakan berkas penting bernilai Triliunan yang Abraham tugaskan padanya. Walaupun Olla sudah resmi menjadi CEO tapi Olla masih di awasi dengan ketat oleh Abraham hingga Olla merasa muak dengan segala tuntutan yang Abraham bahkan Ayla limpahkan padanya.

Walaupun hubungan Olla dan kedua orang tuanya sudah lebih baik tapi nyatanya Olla masih menyimpan sedikit kekecewaan kepada orang tuanya yang meninggalkannya saat Dia masih kecil.

Sejujurnya Olla merasa muak dengan hidupnya yang sekarang di atur oleh kedua orang tuanya tapi Olla cukup bersyukur karena pilihannya untuk datang ke Negara ini adalah pilihan yang tepat, buktinya Dia bisa hidup lebih lama di bandingkan di kehidupan pertamanya.

Tapi kadang rasa rindu itu datang menghampirinya, Olla kadang merindukan tingkah gila dan kata-kata manis yang sering di lontarkan oleh Iam-nya, salah maksudnya mantan kekasihnya.

"Iam Marxus." Gumam Olla sambil memainkan pulpen yang ada di tangannya.

"Udah empat tahun berlalu, pasti sekarang Dia udah nikah lagi."

Ah kenapa Olla malah merasa sesak saat membayangkan jika Iam sudah menikah dan mungkin sudah memiliki anak dengan wanita lain. Olla benci perasaannya yang tidak pernah hilang untuk Iam, nyatanya baik di kehidupan pertama maupun kedua hati Olla selalu berlabuh pada pria yang sama yaitu Iam Marxus.

Olla terkekeh saat merasa sesak di hatinya, Dia kembali bergumam "Kenapa kita harus selalu bertemu kalo nggak di takdirkan untuk bersatu?"

"Baik di kehidupan pertama maupun di kehidupan kedua kita memang nggak di takdirkan untuk bersama."

"Tapi jika ada kehidupan ketiga, gue harap kita akan bertemu dengan pertemuan yang lebih baik serta status yang tidak rumit."

-Bersambung-

SwSl kembali lagi setelah kejadian yang nggak menyenangkan di minggu kemarin:)

Author awalnya pngn hiatus karena kejadian kemarin cukup mengejutkan untuk author, tapi karena author nggak mau membuat pembaca kesayangan author nunggu akhirnya author mutusin untuk nggak hiatus dlu;)

Di part ini Olla dan Iam masih belum ketemu, kalian pasti kecewa:( tapi tenang aja bentar lagi mereka bakal ketemu. Jadi tunggu aja part² selanjutnya♡

Spam 1,5k untuk part ini♥

𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐰𝐢𝐟𝐞'𝐬 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐥𝐢𝐟𝐞Kde žijí příběhy. Začni objevovat