𝐒𝐰𝐒𝐥-𝟑𝟎

44.5K 4.3K 1K
                                    

Happy Reading

(𝚂𝚙𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏)

oOo

Sedangkan di lain tempat si pengirim pesan terlihat baru turun dari kudanya setelah satu jam lamanya Dia berkuda di lapangan pacuan kuda yang baru saja Dia beli untuk menyalurkan hobi barunya.

"Minum dulu Boss." Ucap Banyu sambil menjulurkan tangannya yang memegang botol minum ke arah Iam.

Iam langsung menerima botol minum yang Banyu sodorkan "Thanks, mana ponsel saya?"

Banyu langsung memberikan ponsel Iam yang dari tadi Dia pegang.

Iam menerima ponselnya dari Banyu, setelah selesai minum Dia langsung melempar botol minum itu kepada Banyu.

Dengan langkah pelan Iam berjalan meninggalkan tempat itu dengan tatapan yang terus tertuju pada ponselnya.

Sedangkan Banyu langsung mengikuti langkah Boss-nya sambil mengelap keringat yang ada di wajah tampan Iam dengan tisu yang baru di berikan oleh salah satu Bodyguard yang ada di dekatnya.

Senyum Iam mengembang saat melihat jika Olla telah membalas pesannya di WhatsApp.

Babyy

[Lo samain gue sama kuda? Lo mirip buaya!]

Iam terkekeh melihat pesan itu, lalu jarinya mulai bergerak untuk membalas pesan dari Olla.

[Aku nggak samain kamu sama kuda, kuda sama kamu jelas beda. Kamu berkali-kali lipat lebih cantik dari kuda 😉]

Tak lama pesan balasan dari Olla kembali masuk.

[Cih buaya.]

[Buaya-buaya gini kamu suka😝]

[🖕🏻]

[Tadi aku baru selesai berkuda, lain kali kamu mau ikut aku berkuda?]

[Nggak!]

[Judes banget pacarnya siapa sih?]

[Pacar bapak lo!]

Tawa Iam pecah saat melihat pesan itu, entah Dia harus marah atau cemburu karena balasan pesan dari Olla tapi yang saat ini Iam rasakan malah rasa geli di perutnya hingga membuat Dia ingin tertawa.

"Hahahahaha."

Banyu yang ada di samping Iam menatap Iam aneh 'Boss gue udah gila ya? Kasihan mana masih muda.' Batin Banyu miris.

Dengan tangan sedikit bergetar karena masih tertawa Iam kembali membalas pesan dari Olla.

[Aku nggak bakal restuin kamu jadi Mommy baru aku, karena yang harusnya sama kamu itu aku bukan Daddy aku yang udah bangkotan.]

Setelah mengirim pesan itu, Iam seketika teringat wajah Ian yang masih terlihat sangat tampan walaupun usianya sudah tidak muda lagi. Tapi bisa-bisanya Dia menyebut Ian bangkotan, jika saja Ian tahu anak kesayangannya menyebutnya bangkotan mungkin sekarang Iam sudah habis di tangan Daddy-nya yang saat ini sedang galau karena harus bercerai dengan Mommy-nya.

"Hahahahaha bangkotan."

Banyu yang mulai takut jika Iam benar-benar sudah gila langsung melempar asal tisu dan botol minum yang Dia pegang lalu kedua tangannya yang sudah bebas langsung menggucang bahu Iam walaupun tidak membuat Iam terguncang sedikitpun.

"Boss sadar Boss, lo nggak boleh gila sebelum gue sekaya lo!"

Iam menepis kasar tangan Banyu dari bahunya "Apasih nggak jelas sekali kamu ini, mana ada saya gila. Kamu kali yang gila!"

Banyu yang melihat Iam sudah kembali normal menghela nafas lega "Ah maaf Boss."

"Hmm." Dehem Iam singkat.

"Boss kalo saya boleh tahu kenapa Boss besar ikut menceraikan Nyonya Claudia?" Tanya Banyu penasaran karena yang Dia tahu hanya Iam yang akan menceraikan Aya lalu tiba-tiba ada berita jika Ian juga akan ikut menceraikan Claudia.

Iam menjawab pertanyaan dari Banyu yang sedang dalam mode profesional terlihat dengan cara bicaranya yang lebih formal "Dad ikut menceraikan Mom karena Dad kecewa dengan Mom yang telah membohongi saya selama lima tahun ini."

"Jadi soal Dia yang sebenarnya tidak pernah mendonorkan darahnya untuk Boss, Boss besar tidak tahu dengan kebenaran itu?"

"Iya, lima tahun lalu saat saya kecelakaan Dad lagi di luar negri. Jadi Dad juga nggak tahu soal kebohongan itu, yang Dad tahu Aya mendonorkan darahnya untuk saya sehingga dengan alasan balas budi saya harus menikah dengan Aya yang saat itu sedang hamil anak dari kekasihnya."

Banyu menggelengkan kepala tidak percaya dengan penjelasan dari Iam "Gila nggak sih, selama ini lo di tipu sama wanita yang selalu lo banggakan." Ucap Banyu yang saat ini sudah tidak berbicara formal lagi karena terlalu kesal dengan fakta jika sahabat sekaligus atasannya di permainkan oleh Ibu kandungnya sendiri.

Iam tersenyum miris saat mendengar ucapan Banyu "Saya bahkan sempat berpikir jika saya bukan anak kandung Mom."

"Tapi kayanya itu nggak mungkin deh. Lo mirip banget sama Mommy lo."

"Kamu orang pertama yang bilang saya mirip dengan Mom, padahal orang lain bilang jika saya lebih mirip dengan Dad."

"Sial gue nggak tahu, maaf Boss kayanya mata gue sempet buta sekilas. Iya sih kalo di lihat-lihat lo berkali-kali lipat lebih mirip sama Boss besar."

Senyum tipis terbit di bibir Iam "Thanks, saya lebih senang saat di bilang mirip Dad."

"You're welcome Boss—"

"Btw lo penasaran nggak sih alasan Mommy lo maksa lo buat nikah sama si Ayam?"

"Ayam siapa?" Tanya Iam seolah tidak tahu padahal Dia sangat tahu siapa Ayam yang Banyu sebutkan.

Banyu berdecak "Ck masa lo nggak tahu Dia calon mantan Istri lo."

Iam terkekeh "Aya maksud kamu?"

"Iya serahlah namanya apa gue nggak perduli, intinya gue cukup penasaran alasan Mommy lo maksa lo buat nikah sama Dia. Emang lo nggak penasaran apa?"

"Saya lebih penasaran dengan orang yang telah mendonorkan darahnya untuk saya."

"Gue rasa cari tahu Identitas seseorang akan sangat mudah untuk lo, kalo lo sepenasaran itu kenapa lo nggak cari tahu sendiri?"

"Satu hari setelah saya tahu jika Aya tidak pernah mendonorkan darahnya untuk saya, saya langsung mencari tahu sebenarnya siapa orang yang telah mendonorkan darahnya untuk saya. Tapi hasilnya nihil, Identitas orang itu tidak dapat di ketahui."

"Lo udah coba tanya sama Mommy lo tentang siapa yang donorin darahnya untuk lo?"

"Sudah."

"Apa katanya?"

"Mom bilang Dia tidak kenal dengan orang yang mendonorkan darahnya untuk saya, yang Mom tahu orang itu adalah wanita yang seumuran dengannya."

Banyu seketika memijit kepalanya yang mendadak pusing "Misterius banget anjir—"

"Padahal hidup lo yang rumit tapi gue jadi ikutan pusing, kalo masalah ini udah selesai gue mau lo kasih gue cuti selama dua minggu penuh."

"Tenang saya akan kasih kamu cuti selama satu bulan penuh plus bonus, kalo kamu bisa buat perceraian saya dan Aya selesai dalam waktu satu bulan."

Banyu rasanya ingin pingsan mendengar permintaan Iam yang ingin proses perceraiannya segera selesai dalam waktu satu bulan padahal itu sangat tidak mungkin, apalagi kondisi Aya yang saat ini sedang Koma membuat proses perceraian akan memakan waktu lebih lama.

Bersambung

Kayanya udah banyak yang mulai bosen sama cerita ini ya? Author sedih:(

Spam 1k klo mau author up bsk🖤

𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐰𝐢𝐟𝐞'𝐬 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐥𝐢𝐟𝐞Where stories live. Discover now