𝐒𝐰𝐒𝐥-𝟏𝟓

62.6K 5.1K 425
                                    

Happy Reading

(𝚂𝚙𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏)

oOo

"Masuk." Ucap Olla singkat tanpa mau membantu Iam yang terlihat sedikit kesusahan berjalan.

Iam segera masuk dengan langkah sedikit tertatih, kaki Iam terasa kebas mungkin karena terlalu lama berdiri di cuaca yang dingin.

"Makasih." Ucap Iam setelah masuk ke dalam Mansion Olla yang terasa hangat.

"Lo kenapa nggak tidur di mobil aja si? Kenapa malah dateng ke sini, mana cuaca malam ini dingin banget lagi lo kan jadi kedinginan." Entah sadar atau tidak tapi kata-kata yang baru saja Olla ucapkan terdengar seperti orang yang khawatir.

Iam tersenyum mendengar ucapan atau lebih tepatnya omelan yang Olla lontarkan "Aku nggak bisa tidur di mobil, sempit."

"Mobil lo mogok di mana?"

"Nggak tahu aku lupa."

"Bisa-bisanya lo bilang lupa, kalo ilang gimana?"

"Beli lagi." Balas Iam singkat.

"Emang ya orang kaya, ngomong beli mobil lagi gampang banget kaya beli Permen."

"Kamu juga kan orang kaya."

"Gue nggak kaya, yang kaya Papa-Mama gue."

"Yaudah nggakpapa kalo kamu nikah sama aku, nanti kamu bakal jadi kaya."

Olla secara sepontan menggelengkan kepalanya langsung menolak ucapan Iam tanpa pikir panjang.

"Kenapa kamu langsung nolak aku padahal belum aku lamar?"

"Nggak minat, tawarin aja lamaran busuk lo itu ke cewek lain."

'Mana mau gue jadi istri lo lagi, trauma gue. Apalagi jadi istri kedua, rasanya pengen mati aja kalo sampe hal itu terjadi lagi.' Batin Olla yang merasa cukup tertekan dengan ucapan pernikahan yang dengan gampang Iam lontarkan, memang ya Iam itu Brengsek padahal Dia sudah punya Istri loh.

Sedangkan Iam yang memang hanya bercanda saat bilang akan menikahi Olla terlihat sangat santai. Bahkan dengan santainya Iam langsung berjalan menuju Ruang Tamu lalu duduk di salah satu Sofa panjang.

"Aku tidur di sini malam ini, tapi kalo kamu mengijinkan. aku pengen tidur di kasur." Ucap Iam yang malah ngelunjak memang ya Iam di kasih hati minta jantung.

"Heh perjanjiannya tadi nggak kaya gitu, lo tidur di Sofa itu atau tidur di luar."

"Aku yakin di Mansion ini ada banyak Kamar kosong yang dapat aku tempati."

"Semua kamar kosong di kunci dan kuncinya ada sama Kepala Pelayan, Kepala Pelayan itu pasti udah tidur gue nggak mau ganggu waktu tidur orang-orang yang kerja buat gue." Ucap Olla sengaja mengucapkan beberapa kata yang sama dengan ucapan yang beberapa saat lalu sempat Iam lontarkan.

"Oke, aku tidur di sini. Kamu nggak mau ngasih selimut sama bantal?"

"Banyak mau lo."

Tapi Olla tetap berjalan menuju salah satu Ruangan yang ada di lantai satu berisi barang-barang baru entah itu bantal, selimut, gorden, handuk, baju dan masih banyak lagi.

Tidak sampai tiga menit Olla kembali membawa bantal juga selimut berwarna putih untuk Iam lalu setelah di dekat Iam, Olla langsung melempar kedua benda itu ke arah Iam yang langsung di tangkap oleh Iam.

"Baik banget pacar aku." Ucap Iam bermaksud menggoda Olla yang terlihat masam.

"Bacot, tidur sana."

Sebelum kembali ke kamarnya Olla memberikan Iam peringatan yang mengandung ancaman "Lo cuma boleh tinggal di lantai satu jangan pernah berani untuk naik ke lantai dua apalagi lantai tiga, kalo lo ngelanggar mati lo!"

"Iya galak banget pacar, emang Babyy tinggal di lantai berapa?"

"Kepo lo anjir, tidur sana. Gue mau ke Dapur dulu, saat gue keluar dari Dapur dan lo belum juga tidur. Mending lo pergi dari Mansion ini!"

Dengan patuh Iam mulai membaringkan badannya di Sofa yang cukup besar, mata Iam menatap punggung Olla yang mulai menghilang saat Olla memasuki Dapur. Rasa kantuk mulai Iam rasakan hingga perlahan matanya terpejam dan pria tampan itu mulai tertidur lelap.

Sedangkan Olla yang saat ini sedang di Dapur dengan cekatan membuat Hot chocolate hingga sepuluh menit berlalu dua gelas Hot chocolate telah selesai Olla buat.

"Eh kenapa gue buat dua ya?" Tanya Olla entah pada siapa, gadis cantik itu sepertinya bingung karena Dia malah membuat dua Hot chocolate padahal satu saja sudah cukup untuknya.

"Satunya gue kasih buat Iam aja deh, kasihan juga tuh cowok Brengsek."

"Tapi, kenapa gue harus ngasih Hot chocolate ini buat Iam? Kalo Iam mau, tinggal minta buatin Istri tercintanya aja."

"Si Aya juga punya Suami tuh jaga baik-baik kalo perlu pakein rantai biar nggak kabur-kaburan ke tempat cewek lain."

"Kenapa Iam nggak minta jemput sama Istri tercintanya aja ya? Kenapa malah minta buat nginep di sini. Kayanya Aya lagi di Luar Kota deh karena itu Iam berani dateng ke sini, kadang gue bingung kenapa Aya sering banget ninggalin Iam buat urusan yang katanya 'Pekerjaan' padahal tanpa kerjapun hidup Dia udah enak jadi Nyonya Marxus."

Setelah puas bermonolog membicarakan Iam dan Aya, Olla memutuskan untuk memberikan segelas Hot chocolate itu pada Iam dari pada di buang kan sayang.

Olla berjalan menuju Ruang tamu dengan dua gelas Hot chocolate yang Dia pegang di tangannya langkah Olla terhenti saat melihat Iam yang sudah tertidur pulas dengan selimut yang turun ke kakinya.

Entah sadar atau tidak, Olla perlahan tersenyum tipis melihat tingkah Iam yang entah kenapa terlihat sedikit lucu di matanya.

Olla kembali berjalan mendekati Iam, setelah itu Olla menyimpan dua gelas Hot chocolate yang tadi Dia sempat buat di atas meja yang ada di Ruang tamu, tangan Olla yang sudah kosong dengan perlahan menaikan selimut Iam yang ada di kakinya hingga menutupi tubuh atasnya juga.

Setelah selesai menyelimuti tubuh Iam, Olla berbalik lalu mengambil satu gelas Hot chocolate dan satu gelas lainnya akan Olla tinggalkan di atas meja.

"Pembunuh."

Badan Olla membeku saat mendengar ucapan Iam yang secara tidak sadar Iam lontarkan dalam tidurnya atau bisa di bilang Iam mengigau.

-Bersambung-

Pembunuh?

Byeee sampe jumpa di Part selanjutnya ;)

Yang gabut bisa Spam di sini🖤

𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐰𝐢𝐟𝐞'𝐬 𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐥𝐢𝐟𝐞Onde histórias criam vida. Descubra agora