Bab 36

10.4K 1.2K 41
                                    

Lethisa sama sekali tak bisa tidur nyenyak. Kalimat ambigu Chester semalam berhasil menyita seisi kepalanya. Alhasil, ia terjaga sepanjang malam, dan baru bisa tidur saat matahari mulai terbit—itu pun hanya sebentar, kurang dari dua jam.

Dengan lesu, ia keluar barak dan berjalan sembari menatap sekeliling, mencari keberadaan orang yang membuatnya jadi seperti ini. Tapi, ia tidak berhasil menemukan sosok berambut pirang keperakan itu di antara kesatria yang tengah berkutat pada kesibukan masing-masing.

“Anda mencari apa, Nona?”

Kalimat tanya itu membuat Lethisa sontak menoleh, dan didapatilah Max yang tengah berjalan menghampirinya.

“Chester,” jawab Lethisa singkat. “Kau melihatnya tidak?” imbuhnya lagi, bertanya.

“Oh, tadi Komandan pergi bersama pria yang datang ke sini bersama anda.”

“Maksudmu Victor?”

Max mengangguk cepat, mengiyakan.

“Ke mana?” tanya gadis itu lagi.

“Saya tidak tahu. Tapi, sepertinya masih di sekitar sini.”

Tanggapan itu membuat Lethisa berniat mencari Chester yang ia duga sedang sengaja menghindarinya. Namun, niatnya terpaksa ia urung sebab kedatangan Dare menghalanginya.

“Ada apa?”

“Saya sudah memberi tahu Raja kami tentang rencana yang anda buat, dan ini surat balasan beserta barang-barang yang anda minta.”

Tangan Lethisa terulur, mengambil alih sebuah amplop dan kantung berukuran sedang berwarna merah gelap yang Dare berikan kepadanya.

“Kapan kau memberitahunya? Balasannya tiba cepat sekali. Apakah Finnomark dekat dari sini?”

“Tidak terlalu. Itu satu setengah hari dengan menunggang kuda. Tetapi, karena kami mengirimnya menggunakan burung pengantar surat, jadi tiba lebih cepat.”

“Lalu, bagaimana dengan ini?” Lethisa berujar sembari mengangkat kantung kain tersebut. “Tidak mungkin burung yang membawanya, kan? Ini terlalu berat untuk diikat pada seekor burung yang harus terbang jauh,” timpalnya.

“Marko sanggup melakukannya. Dia kuat.”

Lethisa mengernyit. “... Marko?”

“Di sana. Itu Marko.”

Gadis itu mengikuti arah ke mana Dare menunjuk. Ketika ia melihat objek itu, ia tersentak kaget dan terkesiap. Lethisa sama sekali tak menduga jika burung pengantar surat mereka adalah seekor elang jenis ekor putih setinggi satu meter dengan panjang rentang sayap mencapai dua meter.

Setelah berhasil mengembalikan kesadaran setelah sempat terhanyut dalam keterkejutan, gadis itu akhirnya membuka amplop dan membaca surat di tangannya.

Sama seperti yang sudah sempat Dare singgung di awal, inti surat itu berisi persetujuan Raja Kerajaan Finnomark yang mempercayakan semuanya kepadanya. Selain itu, ditulis juga jika barang-barang yang ada di dalam kantung kain ini adalah replika dari benda pusaka asli dengan keterangan sejarah yang sudah ditulis di kertas tambahan yang dilampirkan.

Villainess Want to Die [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें