Bab 29

12.2K 1.4K 45
                                    

Setelah menanti selama beberapa waktu dengan penuh rasa penasaran, akhirnya hari yang paling Lethisa tunggu tiba. Hari ini, hari pertunangan Devon dan Roselyn. Dengan balutan gaun merah semata kaki juga riasan tipis dan polesan lipstik senada warna gaunnya, ia menghampiri Chester di ruang tamu mansion sembari tersenyum manis.

“Apa aku membuatmu lama menunggu?” tanyanya.

Chester hanya menjawab dengan menggeleng tanpa minat. Melihat pria itu berwajah muram dan tidak dalam suasana hati yang baik membuat Lethisa bingung sekaligus penasaran.

“Kau kenapa?” ujarnya lagi.

Tidak menjawab dengan kata-kata, Chester merogoh saku dan memberikan secarik kertas kecil yang terlipat pada Lethisa.

Dengan sebelah alis terangkat naik, Lethisa mengambil dan membuka lipatan kertas itu lalu membaca tulisan singkat yang tertera di sana dengan saksama.

• • •
Dayang pribadi Roselyn membeli racun pagi ini.
Kalian berhati-hatilah.
—Victor.
• • •

Reaksi pertama setelah Lethisa selesai membacanya adalah ia mendecih lalu mendengus geli dan sedikit terkekeh kecil.

“Apa kau mengkhawatirkan ini?”

Chester mengernyit. “Kau tidak?”

Lethisa tidak menjawab. Ia hanya menghentikan kekehnya dan kembali membaca kertas di tangannya sembari bergumam.

“Begitu rupanya. Pesta ini dibuat bukan untuk menggelar pertunangan, tapi merayakan kematian seseorang.”

Chester masih tak mengalihkan pandangannya dari Lethisa. Puluhan detik setelahnya, gadis itu akhirnya mengubah atensi dan berbalik menatapnya dengan senyum yang mengembang lebih lebar dari sebelumnya kemudian bertanya.

“Haruskah kita mewujudkan keinginan mereka, Chester?”

***

Lethisa dan Chester tiba di aula pesta sejak seperempat jam  lalu. Keduanya kini berdiri di tepian ruangan megah tersebut, bermaksud untuk menghindar dari tamu bangsawan sebanyak yang mereka bisa—demi menjaga kenyamanan Chester.

Aula pesta sudah dipenuhi oleh banyak manusia. Namun, pemilik pestanya belum juga hadir hingga saat ini. Sepertinya mereka menunggu sampai seluruh tamu undangannya tiba.

“... Silakan diambil, Nona, Tuan.”

Seorang pelayan datang tanpa diminta, membawa nampan yang di atasnya terdapat dua buah gelas tinggi berisi sampanye. Lethisa dan Chester menoleh dan menaruh atensi pada pria itu.

“Aku tidak minum alkohol. Bisakah aku mendapat jus jeruk sebagai gantinya?” tanya Lethisa.

“T-tidak bisa!” tolak pelayan itu dengan sedikit tergagap.

Lethisa mengangkat sebelah alis. “Kenapa tidak bisa?”

“M-maksud saya, anu ... s-semuanya sudah dipersiapkan khusus untuk masing-masing tamu. Anda tidak bisa meminta hal lain karena semua jamuan disediakan dengan jumlah yang pas,” sahutnya separuh gelagapan.

Lethisa melirik nampan, melihat dua papan nama kecil di depan gelas bertuliskan ‘Lethisa Wesley’ dan ‘Pasangannya’.

“Bawa kembali saja. Kami tidak menginginkannya,” celetuk Chester dingin.

Villainess Want to Die [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon