Bab 19

19K 1.9K 37
                                    

Pertemuan berikutnya antara Chester dan Lethisa adalah hari ini, tepat sehari setelah kedatangannya dan Janshen ke kediaman pria itu. Tak ada Janshen, kali ini Lethisa hanya mengajak Chester. Hanya mereka berdua yang pergi ke suatu tempat.

Butik Nevilleon. Itulah lokasi tujuan mereka. Sebuah toko pakaian yang disponsori langsung oleh Milana, sang Duchess Wesley, yang tidak pernah sepi pengunjung—hari ini pun sama.

Kedatangan mereka menghisap seluruh atensi yang ada di dalam bangunan. Keduanya seketika menjadi pusat perhatian. Sebagian dari mereka menatap lekat-lekat sambil berbisik. Sedangkan sisanya memberanikan diri untuk mendekat.

‘Ck, sial!’ sungut Chester dalam hati.

Seandainya boleh memilih, Chester merasa lebih baik jika ia dikepung oleh ribuan prajurit musuh daripada dikerubungi oleh beberapa wanita bangsawan seperti ini. Sebab, ia sangat membenci kaum aristokrat dan tidak ingin memiliki interaksi dengan mereka sama sekali.

“Saya tidak pernah berpikir bisa bertemu anda di sini hari ini, Nona Lethisa. Bagaimana kabar anda?”

“Tidak buruk.”

Lethisa menanggapi sembari tersenyum tipis—itu hanya senyum kapitalis. Namun, jawabannya yang singkat membuat percakapan mereka jadi bergerak hanya ke satu arah. Lethisa tidak berniat membuka obrolan lebih luas.

“Apa anda Komandan Chester?” tanya gadis lain.

Chester hanya berdehem tanpa minat. Wajahnya sudah sangat masam. Sebisa mungkin, ia menghindari kontak mata dengan siapa pun. Ekspresinya sangat jujur.

Agak kecewa karena reaksi Chester, gadis bergaun kuning cerah itu beralih, melempar pertanyaan pada objek lain.

“Apakah anda datang bersama Komandan Chester, Nona Lethisa? Atau, apa ini hanya sebuah kebetulan?”

“Tidak, kami datang bersama. Saya yang mengajaknya.”

“Mengapa kalian datang ke sini bersama-sama?”

“Untuk berkencan.”

Chester sontak terbelalak. “Kencan? Anda menipu saya?”

“Tidak ada yang berniat menipu. Lagi pula, anda juga sudah setuju,” balas Lethisa seraya tersenyum kecil.

“Saya tidak pernah mendapat permintaan kencan dari anda. Anda hanya meminta saya meluangkan waktu dan menemani anda ke suatu tempat. Hanya itu saja.”

“Memangnya, apalagi namanya itu jika bukan kencan?”

Chester mendadak tak bisa berkutik. Ia terkesiap sembari menatap gadis di hadapannya dengan sorot mata tak percaya. Ia mendecak lalu membuang wajah masamnya ke sembarang sembari mendesis kesal. Dirinya benar-benar ditipu!

Tanggapan itu membuat Lethisa mendengus geli. Berhasil mengerjai sang komandan kesatria rasanya menyenangkan.

Sebelum ada yang kembali buka suara dan bertanya-tanya kepadanya lagi, Lethisa lebih dulu melambai kecil pada salah seorang pegawai butik dan memberi isyarat kepadanya agar berjalan mendekat.

“Aku ingin bertemu Victor. Bisa antarkan aku kepadanya?” kata Lethisa tanpa basa-basi.

“Bisa, Nona. Mari, saya pandu.”

Villainess Want to Die [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora