Bab 31

12.8K 1.3K 43
                                    

Angin mulai berembus lebih kencang sejak beberapa hari terakhir. Menyambut tibanya musim gugur, suhu udara mulai turun sedikit demi sedikit setiap harinya.

Lethisa menyusuri lantai marmer sembari mengikat tali pinggang pada mantel panjang yang ia kenakan agar tubuhnya tertutup rapat oleh kain beludru tebal berwarna biru gelap itu.

Semula ia berjalan dengan tempo cepat. Namun, ketika melewati ruang tamu yang pintunya terbuka dan mendengar suara canda gurau renyah di dalamnya, atensi Lethisa teralih sehingga ia memutuskan untuk berhenti. Ia mengernyit saat mengintip siapa sosok yang tengah berdialog di dalam ruangan.

Tanpa pikir panjang, Lethisa mengalihkan tujuannya dan berakhir memasuki ruangan tersebut dengan rasa penasaran.

“Aku tidak tahu kalau kau akrab dengan Duchess, Victor.”

Milana dan Victor sama-sama menghentikan percakapan ringan mereka dan segera menoleh, memandangi kedatangan Lethisa.

“Ibu justru mengenalnya lebih dulu, bahkan sebelum kau lahir, Lethisa. Ingatanmu masih belum kembali ya?”

Tanggapan itu justru membuat alis Lethisa kian menyempit. Ia memandangi Milana dan Victor secara bergantian sembari mengernyit dalam karena bingung sekaligus penasaran.

“Maksudnya?”

“Nenek Victor dari pihak ibu adalah pengasuh Ibu ketika Ibu masih kecil. Lalu, ketika remaja, Ibu Victor menjadi dayang pribadi Ibu. Karena kami sangat dekat, Ibu memutuskan untuk membawanya dari Finnomark ke sini ketika menikah dengan Ayahmu.”

“... Finnomark?”

Itu bukan kata yang asing untuk Lethisa. Ia yakin pernah mendengarnya, tapi tidak ingat pada momen apa dan apa itu Finnomark.

“Ah, apa kau juga lupa jika Ibu berasal dari kerajaan lain?” celetuk sang Duchess. “Ibu adalah keturunan salah satu Duke di Kerajaan Finnomark,” sambungnya.

Apa yang baru saja Lethisa dengar adalah sebuah informasi yang entah mengapa membuatnya merasa seolah menerima tekanan baru kala mendengarnya. Seolah akan terjadi sesuatu yang besar di masa depan, yang berkaitan dengan hal tersebut. Tetapi, untuk saat ini akan lebih baik jika berharap itu hanya kecemasan yang tidak perlu.

“Aku tidak pernah melihatnya di sini. Atau sudah, tapi aku tidak tahu karena tidak mengenalnya ..?” kata Lethisa ragu.

“Rhea, Ibu Victor sudah tidak tinggal di sini lagi sejak lama. Ketika ia menikah dengan seorang pengusaha tekstil, warga asli negara ini, Ibu memintanya berhenti bekerja agar fokus mengurus rumah tangganya saja.”

Lethisa mengangguk kukuh. “Oh ...”

“Walau begitu, Ibu masih suka memanggilnya ke sini untuk mengobrol bersama. Kau, Vanessa, dan Victor juga sering main bersama saat masih kecil. Tapi, karena kau lebih akrab dengan Victor dari dulu, kau jarang bertemu Vanessa. Biasanya hanya ketika kau pergi mengunjungi butik miliknya. Itu pun kalau dia ada di sana.”

Penjelasan itu membuat Lethisa akhirnya mengerti seperti apa hubungan yang terjalin antara Victor dengan Nona Wesley yang asli, dan bagaimana awal mula kedekatan mereka terjalin.

“Oh iya, lihat ini! Victor membawa kalung permata ini, oleh-oleh dari Ayah dan Ibunya yang baru kembali dari Finnomark. Ini cantik sekali bukan? Daripada untuk Ibu, sepertinya lebih cocok dipakaikan padamu.”

Villainess Want to Die [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang