Bab 26

13.5K 1.5K 61
                                    

Setelah undangan pertunangan Devon dan Roselyn disebar dan akhirnya tiba di kediaman Wesley, Lethisa buru-buru pergi keluar. Bermodalkan alasan ingin membeli gaun untuk menghadiri pesta tersebut, ia bisa menghampiri Victor dengan leluasa tanpa membuat siapa pun yang melihatnya curiga.

“Kakakku pulang dari Finnomark besok. Jadi, aku tak akan di sini untuk menggantikannya lagi. Kalau kau ingin bertemu denganku di lain waktu, lebih baik datang ke tempat biasa saja. Aku di sana setiap hari.”

“Yang biasanya bertemu denganmu itu si Wesley, bukan aku. Aku mana tahu tempat biasa yang kau maksud ada di mana.”

Lethisa menanggapi kalimat itu tanpa minat sembari sibuk melihat-lihat halaman katalog pakaian di tangannya, mencari desain gaun paling sesuai dengan seleranya.

Victor mendengus kasar. Menghadapi Lethisa dalam mode ‘Aku bukan Lethisa yang kau kenali, aku Lethisa yang lain’ selalu membuatnya kesal bercampur jengkel. Tetapi, ia tidak bisa melakukan apa pun selain bersabar.

Victor menarik napas dalam kemudian menghembuskannya perlahan-lahan, berupaya mempertebal kesabarannya sebelum akhirnya berujar.

“Bilang saja pada kusirmu untuk pergi ke kedai Red Moon di distrik sembilan. Setelah itu, kau tinggal sebut namamu dan katakan jika kau ingin bertemu denganku kepada pegawai di sana,” kata Victor menjelaskan.

Distrik sembilan adalah kawasan komersial yang dipenuhi oleh pertokoan dan kedai-kedai kelas menengah ke bawah.

Sedangkan kedai Red Moon ialah restoran milik Victor, yang merupakan markas rahasia guild-nya. Hanya segelintir orang yang mengetahui hal itu. Hanya mereka yang mengetahui kode rahasianya yang bisa menjadi pelanggan informasi.

Terkecuali Lethisa. Sebab Victor memberinya hak istimewa.

Hanya dengan menyebutkan namanya saja, semua pegawai di sana pasti akan langsung mempersilakannya untuk masuk ke ruangan tersembunyi di bagian paling belakang bangunan tersebut—ruangan pribadi milik Victor.

Lethisa hanya mengangguk tanda paham tanpa berujar.

“Omong-omong, apakah aku sudah mengatakannya padamu? Soal Pangeran Edgar punya satu sekutu lain.”

Atensi Lethisa berhasil terisap seluruhnya oleh kalimat itu. Ia menurunkan katalog di tangannya dan memandangi Victor dengan kening berkerut, penuh akan keingintahuan.

“Belum. Siapa?” balasnya penasaran.

“Seorang perempuan, hubungannya lebih intim dari sekutu yang lain. Mungkin kekasihnya. Tapi aku belum tahu siapa dia.”

“Apa hanya itu informasi yang kau tahu?”

“Ya ...” Victor mendelik mata. “Tidak mudah untuk mencari tahu tentang hal yang lain.”

Lethisa menghela napas gusar sembari memijat pangkal hidungnya dengan rasa kecewa. Jika informasi yang diterima hanya sepotong seperti ini, ia pasti akan terus memikirkannya dengan gelisah dan tidak bisa merasa lega sebelum mengetahui apa kelanjutannya.

“Akan kuselidiki lagi nanti. Dan, apa pun hasilnya, akan segera kuberitahukan padamu,” ujar Victor lagi.

“Baiklah. Aku juga akan mencoba mencari tahu soal itu.”

Villainess Want to Die [END]Where stories live. Discover now