Villainess Want to Die [END]

Prolog

Suasana pesta perayaan kemenangan perang yang digelar untuk para kesatria unit 'Serigala' setelah memenangkan perang selama delapan bulan terakhir kini tidak lagi dipenuhi oleh suka cita.

Berterima kasihlah kepada Lethisa.

Karena berkatnya, kini aula pesta dipenuhi oleh ketegangan. Karenanya, lagi-lagi para bangsawan dapat menonton drama buatannya itu sambil memandangnya dengan sorot mata jijik.

"TUNGGU APA LAGI? AYO BUNUH! BUNUHLAH SAYA DI HADAPAN SEMUA ORANG KARENA BERUSAHA MENYAKITI JALANG KESAYANGAN ANDA ITU, TUAN GRAND DUKE YANG TERHORMAT!"

Gadis itu menantang tunangannya dengan suara lantang di hadapan semua orang, tanpa ada sedikit pun rasa takut yang terukir di wajahnya. Ia berteriak dengan sorot mata yang teguh dan penuh dengan tekad.

Tekad untuk mati malam ini.

Ia sama sekali tidak gentar meski kini ujung sebilah pedang kebanggaan Devon Ethan Kline-tunangannya yang seorang Grand Duke dan juga komandan kesatria-sudah menempel dan sedikit menggores lehernya hingga berdarah.

"KAU!" gertak Devon marah.

Pria itu berdiri memunggungi Roselyn, menyembunyikan kekasihnya yang kini tengah menangis tanpa suara di balik punggungnya. Berusaha melindunginya 'lagi' dari perlakuan tunangannya yang gila dan kejam.

Rahang Devon mengeras. Urat-uratnya, mulai dari leher hingga pelipis sudah timbul. Genggamannya pada pedang juga semakin kuat. Ia sudah geram setengah mati.

Pada akhirnya, Devon menggerakkan sebilah lempeng besi tajam itu hingga berhasil menyayat permukaan kulit Lethisa dengan gerakan cepat. Lalu, aliran darah mulai tumpah ruah, mengalir dengan deras hingga membanjiri lantai pesta.

Pemandangan itu membuat semua orang yang melihatnya terkesiap dan menahan napas karena atmosfer kian mendingin dan mencekam.

"Ha ..! Haha ... hahaha!"

Gadis itu justru tertawa mendapati lukanya.

'Untung aku datang menggunakan gaun hitam malam ini.' Lethisa membatin.

VILLAINESS WANT TO DIE
©sourbxrries

Kalo suka, jangan lupa vote!
See you~

Revisi : 30-09-2023