23. Cek Kandungan with Papa

4.6K 295 0
                                    

Selamat hari raya idul fitri 1444 H!
Maaf lahir batin ya dari akuu....
Maaf atas segala typo dan kekurangan dari cerita ini...
Semoga dihari yang suci ini kita bisa kembali menjadi jiwa yang suci...

Yang udah gede masih dapet THR ga nie?

Semoga kita terhindar dari kata "Kamu udah gede, nggak usah ya,"

Dannn... ini THR dari aku. Nggak seberapa sii, semoga kalian sukaa..

Happy reading!

..
..
..
..

Tubuh Davina tergolek malas di satu sisi ranjang. Sementara di sisi yang lain telah terisi Rasya yang tengah sibuk mengecek kondisi usaha kosmetik istrinya lewat laptop di pangkuannya.

Hari ini tepat 14 minggu perkiraan usia kehamilan Davina dan nanti siang rencananya mereka akan kontrol ke dokter kandungan. Tapi, hingga pukul 10 pagi ini, Davina masih tetap bertahan dalam kondisi belum mandi. Ia hanya beranjak dari tempat tidur untuk salat subuh yang dilanjutkan dengan tidur kembali. Davina turun dari kasur hanya karena panggilan alam.

Sebenarnya ini adalah Hari Selasa dimana seharusnya orang kantoran seperti Rasya pergi bekerja, namun khusus untuk hari ini Rasya izin bekerja secara daring sehingga ia dapat mengantarkan istrinya ke rumah sakit. Toh, pekerjaannya akhir-akhir ini ringan bahkan sekarang pun ia bisa meninjau perkembangan produksi Daveena.

Sedikit cerita tentang Daveena. Daveena adalah usaha yang dirancang Davina sejak ia masih kuliah di jurusan Teknik Kimia. Sewaktu kuliah Davina hanya bisa menyimpan racikan miliknya dalam hati hingga ketika dia lulus, perlahan ia bisa merintis nama baik di sosial media dan mengangkat merk Daveena yang dapat bersaing di pasaran Indonesia.

Tok.. tok..

Suara ketukan pintu membuat Rasya dan Davina saling melempar pandangan. Davina yang menggelengkan kepalanya membuat Rasya mulai turun dari kasur dan membuka pintu.

"Hai, Abang!" Sapa Raisa dengan ceria.

Rasya hanya mengangguk sekilas. Ia menyingkir dari depan pintu dan membuka pintu kamar sepenuhnya hingga istrinya dan adiknya bisa saling melihat.

"Kenapa, Rai?" Dari ranjang, Davina meregangkan lengannya dan menarik guling untuk ia peluk.

"Agenda Mbak hari ini ngapain? Aku mau ke Rumah Daveena, mau ikut nggak?" tanya Raisa. Rumah Daveena adalah sebutan untuk bangunan yang digunakan sebagai tempat produksi sekaligus kantor dari Daveena. Rumah Daveena berjarak sekitar 10 km dari rumah kediaman Rasya dan Davina. Hal itu membuat Davina tidak ke Rumah  Daveena setiap hari dan hanya berkunjung ketika niat atau memang diperlukan saja.

"Nanti aku cek kandungan." Davina mengusap perutnya secara singkat.

"Oh iya, iya. Jam berapa? Mau sama siapa? Mau aku temenin, Mbak?" tanya Raisa dengan beruntun.

"Sama Ayahnya debay dong!" tunjuk Davina pada Rasya yang masih berdiri di dekat pintu dengan bangga.

"Abang? Jjinja? Really? Finally, Abang aku...," Raisa merentangkan kedua tangannya dan menarik Rasya untuk dipeluknya singkat.

"Jadi, udah mau main sama aku, Abang Sayang?" tanya Raisa. Sungguh, ia ingin bermain dengan kakaknya itu sekali saja agar dapat ia simpan di dalam ingatannya.

Awalnya wajah Raisa tampak kegirangan. Namun, melihat Rasya yang hanya diam mematung saat ia peluk membuat senyuman sedikit luntur. Raisa menoleh ke arah Davina yang sudah duduk. Davina menggeleng pelan.

WANGSA [selesai | terbit]Where stories live. Discover now