17. Jeda

3.6K 263 6
                                    

Here we go again, Bestie!
.
.
.
Hayoo, vote nya mana?!
.
.
.
.

"Mami," panggil Davina sembari memeluk lengan Mami yang sedang sibuk menggoreng ayam.

"Pasti ada maunya nih, kalo begini," Dewa datang dari arah belakang sembari menyentil hidung Davina.

"Mas Dewa!" Pekik Davina.

"Heh, ini ada minyak panas tapi kalian malah rusuh. Sana-sana!" Usir Mami. Wanita paruh baya itu bersiap untuk mengangkat ayam goreng yang akan menjadi lauk makan malam hari ini.

Malam ini, Dewa dan Tara serta istri mereka  berkumpul di rumah. Hal ini dikarenakan kabar baik berupa akan hadirnya anak ke dua dari Dewa. Istri Dewa tengah hamil dengan usia kandungan 5 minggu.

"Mami," panggil Davina lagi. Perempuan yang baru saja sukses meluncurkan paket skincare khusus waterproof itu tampak ingin meminta sesuatu.

"Apa sih, kamu? Mau minta apa?" tanya Mami.

"Minta izin," balas Davina.

"Izin apa, Vin?" tanya Papi yang bergabung di dapur sembari menggendong cucu keduanya, yaitu anak Tara, Jena namanya.

"Mami Papi tau kan, kalo aku sama Mas Rasya itu serius." Sebenarnya Davina sedikit tidak yakin dengan dirinya yang memilih waktu dan tempat yang dirasa kurang tepat ini. Davina meminta izin di dapur dengan kondisi aroma ayam goreng yang masih mengepul menggelitik hidung mereka.

"Iya, tau. Rasya kemarin pas nganter kamu pulang udah minta izin buat lamar kamu. Dia udah ngelamar kamu?" tanya Papi. Jena dibiarkan turun dari gendongannya dan anak kecil itu pun berlari ke ruang tengah.

Davina menggeleng. "Tadi Mas Rasya jujur ke aku,"

"Dia hamilin cewek lain?" Potong Dewa.

"Amit-amit!" Pekik Davina. Tubuh Davina menyender di meja dapur. Davina menatap satu persatu anggota keluarganya yang berkumpul disana, kecuali Tara yang masih mandi.

"Mami Papi nggak masalah kan kalo nggak dapet cucu dari aku?" tanya Davina.

"Maksudnya?" tanya Mami.

"Mas Rasya nggak bisa punya anak, Mi."

"Dia....mandul?" tanya Papi dengan hati-hati.

"Bukan. Ah, gimana ya?" Davina menjadi bingung sendiri karena tidak tahu harus bercerita dari mana.

"Terus?" Dewa yang sudah tidak sabar lantas bertanya. Tangannya sedari tadi sudah aktif menguliti ayam goreng di meja makan.

"Mas Rasya ada trauma. Dia nggak bisa deket deket sama anak kecil." Dan mengalirlah kisah kelam dari kekasih Davina itu. Semuanya menyimak tanpa menyela.

"Nggak bisa di obatin emang? Kan sekarang udah canggih." tutur Mami.

"Nggak semudah itu, Mi. Itu trauma masa kecil. Jadi, membekas banget," ulas Davina.

"Nggak papa kan, Mi, Pi? Kan Mami Papi juga udah ada cucu dari Mas Dewa sama Mas Tara. Mas Dewa juga udah mau dua. Bentar lagi Mas Tara juga nyusul itu," terang Davina.

"Nyusul apa?" Sahut Tara yang datang sembari menggosok rambutnya dengan handuk.

"Tuh, habis keramas. Habis usaha itu," canda Davina yang langsung dihadiahi kekehan geli dari kedua orang tuanya dan Dewa. Apalagi raut wajah kebingungan Tara membuat tawa mereka semakin renyah.

WANGSA [selesai | terbit]Where stories live. Discover now