64. Selamat Tinggal

148 8 0
                                    

Selamat membaca
Cerita Alter Ego

Playing Now |Ocean & Engines - Niki

Playing Now |Ocean & Engines - Niki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ran kalau nanti gue datang lagi, tolong pura-pura untuk gak kenal sama gue ya dan gue berharap kita gak akan pernah ketemu lagi."

oOo

Rachel terbangun setelah operasi. Matanya mengerjap mencari orang di sekelilingnya. Ran yang seharusnya ada di brankar sebelah pun tidak ada. Dia melihat jam dan ternyata sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Rachel menghela napas, kemudian memegangi perutnya yang masih terasa nyeri.

Rachel mengambil handphone dan mencoba menelepon Ran. Akan tetapi dering teleponnya malah terdengar nyaring di atas brankar milik Ran.

"Nyari apa?" tanya Rey yang muncul dari pintu masuk.

"Lo habis dari mana?" tanya balik Rachel.

"Habis antar mamah pulang, gue yang jaga lo malam ini." Rey menaruh tas berisi seragamnya di bawah nakas, karena besok Rey tetap harus berangkat sekolah.

"Tolong antar gue cari Ran, please!" pinta Rachel.

"Tapi lo baru aja habis operasi Ra, lebih baik lo istirahat aja Ra. Gue aja yang cari Ran," jawab Rey berusaha melarang Rachel.

"Please Rey," rengek Rachel.

•••••

Ran menatap lurus keluar jendela. Dia telah setuju dengan semua prosedur yang dijalankan oleh Dokter Wildan. Setelahnya dia meminta waktu untuk sendirian di ruangan check Dokter Wildan.

Ran sedari tadi merenungi perkataan Rachel selama ini, perkataan bahwa Rachel tidak melihat Rendi. Dia pun pernah berpikir, dia dan Rendi bertemu ketika Ayah Ran meninggal. Saat itu mereka sepantaran, sama sama anak SMP. Seharusnya saat ini Rendi juga sudah SMA seperti dirinya. Tapi mengapa dia selalu memakai seragam SMP terus setiap mereka bertemu.

"Lo nungguin gue?" tanya Rendi.

Ran melihat ke samping. "Tunjukin kedua tangan Lo Ren."

Rendi menunjukkan kedua tangannya pada Ran. "Itu luka bakar sama sabetan duri bunga mawar?" tanya Ran dan Rendi pun mengangguk pelan.

Ran menunjuk kaki Rendi yang penuh dengan luka juga. "Luka di kaki ini karena lo selalu lari kalau orang rumah ribut?" Rendi mengangguk kembali.

Air mata Ran yang sedari tadi dia tahan karena memikirkan Rendi akhirnya luruh. Tangan Ran gemetar, dia mengambil kotak obat di sampingnya. Ran pun langsung membersihkan dan mengobati luka-luka di tangan Rendi dengan sangat perlahan sembari menunduk dan terisak beberapa kali.

ALTER EGO Where stories live. Discover now