55. Beberapa Rasa Sakit

145 16 0
                                    

Selamat membaca
Cerita Alter Ego

Playing Now | Jeremy Zucker - Scared

Jika sakit maka ungkapkan, jangan ditahan atau dibiarkan.

oOo

"Skizofrenia?" tanya Dokter Heri.

"Penyakit itu adalah sebuah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap."

"Umumnya pengidap skizofrenia mengalami gejala psikosis, yaitu kesulitan membedakan antara kenyataan dengan pikiran pada diri sendiri."

"Dok saya sering melihat dia berbicara sendiri. Lalu Ran pernah mengenalkan seseorang yang saya sendiri tidak bisa melihatnya, namanya Rendi."

"Rendi?" tanya Dokter Wildan memastikan.

Rachel mengangguk. "Iya Dok."

"Tadi dia menyebut nama Rendi sebagai teman dekatnya."

Tiba-tiba perut Rachel terasa nyeri dan dadanya sesak. Namun, Rachel berusaha menahannya sehingga membuat mukanya jadi pucat. Dia tidak mau membuat orang-orang khawatir, Rachel pun menutupi sedikit wajahnya dengan rambutnya.

"Kalau begitu, tolong lusa bawa dia kemari lagi." Rachel mengangguk.

"Tolong juga yakinkan dia untuk mau sembuh, karena nanti dia bisa menyakiti dirinya sendiri hingga bisa mengorbankan dirinya sendiri hanya sekadar untuk delusinya semata."

•••••

Rachel menunggu Ran yang sedang check up lagi bersama dokter Heri di kafetaria rumah sakit sembari melanjutkan tulisannya. Sebelumnya, Rachel telah membeli obat pereda nyeri di mini market sebelah kafetaria. Dia juga menambahkan riasan di wajahnya agar tidak ketahuan sakit. Setelah diminum rasa sakitnya belum juga reda. Sampai Ran datang menghampirinya.

"Udah selesai," jawab Ran.

Rachel sedikit kaget karena ketika Ran datang dia sedang menahan rasa sakitnya. "Oh Ran."

"Cantik," ujar Ran.

"Kenapa? Karena pakai make up ya?"

Ran mengelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. "Pakai atau nggak pakainya make up. Lo selalu cantik."

"Tiba-tiba banget," ujar Rachel.

Ran ikut duduk di depan Rachel. "Raaa," panggil Ran.

"Hm?"

"Gak ada yang tiba-tiba. Semuanya berjalan perlahan, meski nantinya ada beberapa hal yang terlambat."

"Oh iya Ra, kenapa lo mau nulis kisah gue sih?"

Rachel terkekeh kecil. "Kenapa tanya gitu?"

"Mau tau," jawabnya singkat.

"Lo tahu, menulis adalah seni menyembuhkan dan sebuah bentuk kasih sayang pada diri sendiri. Karena lo bisa menuangkan semua perasaan lo pada tulisan. Itu sama sekali enggak menimbulkan rasa sakit, melainkan melegakan beberapa hal."

Rachel meremas baju bagian bawahnya, karena rasa sakit pada perutnya bertambah. "Gue mau lo juga sembuh Ran." Rachel memberi jeda beberapa saat.

"Lepasin rasa sakitnya jangan digenggam terus ya."

ALTER EGO Où les histoires vivent. Découvrez maintenant