Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa orang yang dekat sama gue semuanya pergi? Apa mereka mau ninggalin gue sendirian di dalam kesunyian yang gelap ini?" -Ran-
oOo
Rachel benar-benar bingung. Dia harus memilih untuk pergi atau diam di kamar saja. Bukan, dia bukan takut dengan Kayra. Hanya saja dia kecewa terhadap Keano. Keano baik terus kepadanya hanya untuk ini kah? Untuk meminta bantuannya agar bisa menyatakan perasaannya. Walaupun besok dia akan pergi ke luar negeri karena pekerjaan orang tuanya. Setidaknya Rachel harus membantunya karena malam ini adalah malam terakhir Rachel melihatnya.
Benar-benar terakhir.
Rachel menghirup oksigen dan menghembuskannya kembali dengan kasar. "Oke gue bantu!"
Dia langsung mengambil hoodienya yang menggantung di balik pintu. Tak perlu bersiap-siap yang berlebih-lebihan, karena dia hanya akan izin ke minimarket ke mamahnya. Pastinya jika berkata dengan jujur dia dilarang, karena sekarang jam hampir menunjukkan pukul sebelas malam.
Tak lupa juga Rachel membawa uang dengan nominal yang cukup besar, sebab dia akan naik taksi. Untungnya mamahnya sudah terlelap di kamarnya. Jadi, dia tak perlu berbohong lagi.
Rachel langsung menghentikan taksi yang lewat depan perumahannya. "Pak ke Jalan Manggarai ya."
"Baik Neng."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam perjalanan perasaan kalut Rachel perlahan muncul. Dia terus menatap keluar jendela dan Rachel juga mencoba untuk menenangkan dirinya dengan mendengarkan lagu. Dia benar-benar takut ucapannya tak terkontrol lalu menyakiti hati Kayra, karena jika takut Rachel akan sangat jujur.
Selang beberapa menit kemudian. Dering handphonenya berbunyi nyaring di dalam telinga. Tertera nama Keano di sana.
