18. Kamar Inap

242 25 0
                                    

Selamat membaca
Cerita Alter Ego

Playing Now | Idgitaf - Kasur Tidur

"Kita tidak bisa menggunakan kata 'selamanya' untuk sesuatu yang masih atau sedang berlangsung. Makanya mencintai seseorang selamanya itu hampir mustahil, tapi kehilangan seseorang selamanya itu mungkin." 
-Drakor Doom At Your Service-

oOo

Begitu dokter keluar dari kamar inap Ran, Rachel langsung menghampirinya. "Dok gimana keadaan pasien atas nama Ran?"

"Tadi keadaannya sempat memburuk karena tubuhnya lemah dan kekurangan darah. Karena penyakitnya juga kondisinya seperti itu. Dia kekurangan asupan gizi, ditambah dia kurang tidur dan beristirahat. Saya sudah kasih infus vitamin dan menyuntikkannya obat tidur. Agar dia beristirahat dengan tenang."

"Luka di kepalanya bagaimana Dok?"

"Sudah saya jahit. Kamu tenang saja dia akan segera pulih ketika bangun nanti."

"Oh iya mohon larang dia makan mie instan karena itu buruk untuk lambung dan pencernaannya. Saya permisi dulu."

Rachel menghela napasnya dengan tenang. "Ya tuhan makasih karena udah kasih umur panjang sama cowok rese itu."

Kedua tangan Rachel sudah terlilit perban. Ketika Ran ditangani dokter, dia juga diobati oleh salah satu perawat rumah sakit ini. Baju bagian lehernya penuh bercak darah. Dia ingin pulang, namun setelah baterai handphonenya terisi. Setidaknya Rachel harus menghubungi orang untuk menjaga Ran. Karena jika ada apa-apa ada yang bisa membantunya.

Rachel menatap nanar Ran yang tengah terbaring lemah di atas brankar. "Ran lo punya masalah apa sih sama Reysand? Sampe harus saling nyakitin kayak gitu."

Dia duduk di kursi yang ada di sebelah brankar tempat Ran berbaring, tak lupa untuk mengisi daya handphonenya. "Gue gak ngerti tentang lo. Lo itu misterius. Susah ditebak dan sikap lo mudah berubah-ubah."

"Kadang hari ini baik, tiga jam ke depan bisa murung, besoknya baik lagi, bentar-bentar sewot. Lo bikin bingung orang-orang yang ada di sekitar lo Ran, termasuk gue."

"Tapi please jangan sekarat atau mati di hadapan gue. Gue takut ditinggal orang. Gue tahu kita gak deket, tapi gue takut lo mati Ran. Gue takut banget. Cukup bokap gue aja yang pergi ninggalin gue selamanya."

Sebenarnya Ran sadar sejak Rachel duduk di sebelahnya. Dia sadar karena mimpi buruk yang menghampirinya. Hanya saja dia ingin mendengar apa yang akan Rachel utarakan. Jadi dia tetap memejamkan mata dan menikmatinya.

"Lo jangan, gue masih mau kenalan sama lo gue mau tahu sebenernya lo kenapa? Ada apa sama lo? Gue mau masuk ke kehidupan lo Ran."

"Gue terlalu kepo ya? Karena lo itu unik dan menarik di mata gue Ran. Walaupun rese, nyebelin, dan kadang nakutin."

"Eum gue jadi inget sama kata-kata yang ada di drakor yang gue nonton kemaren. Kurang lebih gini."

"Kita tidak bisa menggunakan kata 'selamanya' untuk sesuatu yang masih atau sedang berlangsung. Makanya mencintai seseorang selamanya itu hampir mustahil, tapi kehilangan seseorang selamanya itu mungkin."

"Eum, gue mau sedikit cerita sama lo. Ya walaupun lo gak sadar gak apa-apa. Gue gabut, itung-itung nungguin nge-charge hp gue."

"Ini hal ternyesek selama gue hidup. Nih ya pas tahun baru, papah minta keluarga besar papah kumpul di rumah buat nginep dan paginya have fun jalan-jalan. Sayangnya kakaknya papah gak ikut dateng. Papah gak ikut jalan-jalannya. Dia cuma ngasih uang dan terus kerja lagi, mantau laptopnya."

ALTER EGO Where stories live. Discover now