Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
"Jauhin dia? Na, gue juga udah jatuh hati sama segala kekurangannya." -Rachel SyafanaDenara-
oOo
"Rey," panggil Rachel.
"Jangan suka sama gue," lanjutnya.
"Siapa yang suka sama lo?" tanya Rey lemas.
"Lo!" ujar Rachel dengan nada yang masih mengegas.
"Gue?" tanya Rey dengan muka datar.
"Ck!" Rachel mendorong tubuh Rey, kemudian pergi.
Tubuh Rey limbung ke belakang hingga hampir terjatuh. "Gue cuma gak mau lo pergi lagi." Rey tak kuat karena kepalanya pusing dia berjongkok sambil menundukkan kepalanya.
Rachel berhenti. "Gue gak akan pergi lagi." Rachel baru berbalik begitu menyelesaikan ucapannya.
Dia kembali menghampiri Rey. "Lo kenapa?"
Rey hanya menggelengkan kepalanya. "Lo istirahat dulu, makan nanti sakit."
"Lo yang lagi sakit Rey. Ke UKS ya nanti gue bawain makan?"
"Rey! Rachel!" panggil Calista.
"Lo kenapa Rey?" Calista menghampiri keduanya.
Calista memegang dahi Rey, untuk mengecek suhu tubuh Rey. " Badan lo dingin semua. Ayo ke UKS." Calista yang baru datang langsung membawa Rey pergi ke UKS.
Dari binar mata khawatirnya Calista, Rachel paham akan suatu hal. "Kak Calista mulai suka sama Rey? Maybe."
"Rachel!" panggil Ran.
Ran berlari menghampiri Rachel. "Lo mau kemana Ra?"
Ran dari pagi tidak masuk ke kelas, entah alasan apa dia tak masuk Rachel tak mau mengurusnya. "Kenapa?"
"Gak apa-apa sih. Gue cuma nanya doang."
"Lo khawatir ga sama gue?" tanya Ran jail.
"Ngapain?" tanya Rachel.
"Lo kenapa?" tanya Ran.
Rachel enggan menjawabnya, dia kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi dari tempat ini. "Ra, lo lagi cape ya?" Rachel menghiraukan pertanyaan Ran lagi.
