20. Delirious? •

124 10 0
                                    

Mengigau?

"Ayah, kita pulang saja sekarang." Kayla pun menarik lengan Eddy dengan perasannya yang seketika tidak tenang. Bukan tanpa alasan, sudah pasti karena ia merasa bersalah akan suatu hal. Pijakannya ada di depan lobi sana, tetapi otaknya melayang jauh entah ke mana.

"Oh iya," balas Eddy pelan. Tanpa basa-basi lagi, Kayla pun lantas menyalakan mesin mobilnya dan menyegerakan pulang ke rumah. Sesaat mereka pergi, Revan, Genda, dan Ria pun sudah di parkiran. Namun detik setelahnya, pandangan Ria kini tertuju pada seseorang yang tengah sibuk berjualan tas di depan kios samping mall itu.

"Diandra!" pekik Ria keras, sampai membuat Revan dan Genda menoleh ke arah yang dituju gadis itu.

"Hah?" Genda merasa kupingnya mendengar nama yang tak asing.

"Iya, Diandra memang harus bekerja juga,"
timpal Revan pelan sambil tersenyum simpul ke arah Genda.

"Kau berjualan?" tanya Ria.

"Hmm," jawab Diandra seadanya.

"Dek, kau kenal dia?" tanya Revan.

"Belum lama ini sih. Pas belajar kelompok minggu kemarin, " jelas Ria yang mana membuat Revan mengangguk mengerti.

"Oh ya, Diandra ini salah satu siswa yang ada di tempat kursus Kakak." Ria pun secara otomatis melongo mendengar penuturan Revan.

"Ternyata memang benar, dunia ini sangat lah sempit," batin Diandra.

"Sebentar, tas rajut ini kau yang buat?" tanya Ria penasaran, ia pun sambil memilah-milah mana yang cocok untuknya.

"Tidak, aku kan gak punya modal untuk membuat tas-tas ini. Aku hanya membantu tetangga yang tidak jauh dari perkomplekkan rumahku saja," jelas Diandra sambil tersenyum.

"Hmm, baiklah aku mengerti. Anyway, aku beli dua, ya," ucap Ria.

"Okey," balas Diandra sambil memberikan dua pilihan warna tas rajut yang dipilih Diandar.

"Mau ikut kami?" tawar Ria.

"Ti-tidak, nanti merepotkan. Aku mau lanjut menjual ini hehe," tolak Diandra halus.

"Oh, baiklah. Tapi, kapan-kapan boleh dong aku ngobrol banyak sama kamu, Ndra. Kau bisa mampir ke rumahku, atau aku juga yang ke rumahmu langsung, boleh kan?" ujar Dia sambil berbinar.

"Tentu!!"

***

Mobil 🚘

"Kak Rev, jangan bilang kalau Diandra itu siswa yang kakak tolong waktu itu?" celetuk Ria pada Revan.

"Halah, kenapa dibahas!" gertak Revan pada Ria. Revan pun sontak menoleh ke samping dan menyadari masih satu tumpangan dengan Genda. Ria yang melihat ekspresi kakaknya itu pun langsung kicep dan berakhir dengan suasana di mobil sana yang dingin. Genda yang melihat reaksi berlebihan dari Revan pun hanya bingung.

***

Perpustakaan 📚📖

"Kak Genda! Jangan lupa ke rumah kami!!" pekik Ria keras lewat kaca mobil seraya melambaikan tangannya. Sementara Revan, ia hanya duduk di bagian joknya tak berniat untuk pamit sama gadis itu. Entahlah, Revan hanya merasa bibirnya kelu untuk sekadar berucap. Detak jantungnya berdegup secara tidak teratur sedari tadi.

Fall on Deaf Ears [COMPLETED]Where stories live. Discover now