16. Is it True? •

539 112 382
                                    

Apakah Ini Sungguhan?

"Dunia ini memang sempit," batin Revan.

Entahlah, Revan jadi sedikit tertarik dengan Diandra. Ia pun kini tersenyum penuh arti menandakan jika ia punya ide cemerlang. Lanjut, Revan pun mengetikkan beberapa pesan teks kepada rekannya. Namannya adalah Hobbie Darius Dampster. Ia adalah kepala kesiswaan di lembaga kursusnya itu.

"Hobbie, aku memintamu mencari data siswa yang bernama Diandra," tulis Revan pada papan pengetikan di HP-nya itu.

"Baiklah," balas Hobbie.

Di sisi lain

Aroma gandum menyeruak hingga ke hidung dua sejoli yang kini tidak tahu mengapa mereka berbincang di suasana yang seperti ini. Ya, mereka kini berada di sebuah gudang penyimpanan gandum dimana itu adalah bahan yang digunakan untuk membuat adonan donat.

"Bisa-bisanya aku akan menikah dengan seorang bocah," cetus Kayla tidak terima. Bahkan, di umurnya yang 24 tahun harus menikah dengan seorang John yang baru berumur 22 tahun yang menurutnya seperti biji kencur.

Ayolah, jarak dua tahun apakah 'kan jadi penghalang dalam menjalin hubungan? Sungguh, mereka terlalu berlebihan jika harus memperdebatkan umur. Karena, ada poin yang lebih penting apakah hubungan asmara mereka berlanjut atau tidak.

"Apa katamu? Kau barusan mengejekku?" John memandang orang yang di depannya tajam.

"Kau tidak cemburu, ya? saat sepupumu mengakui Genda sebagai kekasihnya?" Kayla menyilangkan lengannya sambil mengintimidasi.

"Menurutmu bagaimana? Aku tidak tahu pasti, Revan sepertinya hanya pura-pura." Satu langkah kaki kini bergerak maju. Ditatap tajam mata sipit Kayla yang kini juga menatapnya. Jarak mereka hanya beberapa senti saja. Deru nafas mereka juga bertumbukan seperkian detik.

"Pura-pura?" Kayla memiringkan bibirnya tanda tak percaya.

"Jangan ulangi kalimat itu, mengerti? Karena, sebentar lagi kau akan resmi jadi isteriku," smirk John yang membuat Kayla sedikit takut. Jangan lupakan suara soft milik John yang membuat wanita siapapun merinding atau hampir terpesona 'tak terkecuali dirinya.

Kayla memejamkan matanya tatkala deru nafasnya dan John beradu. Siapa sangka, ia benar-benar tidak bisa berkutik dengan perlakuan John. Dirinya seolah tenggelam sejenak.

"Kau payah juga, ya? Aku tidak akan melakukannya," ucap John yang melihat Kayla dengan ekspresi err seolah dirinya akan menciumnya layaknya adegan romantis di serial drama? Otak Kayla pun tanpa hentinya masih memproses apakah bibir itu pernah berciuman atau tidak. Jika benar seperti itu, mungkin saja John sudah melakukannya dengan Genda yang notabennya adalah mantan kekasihnya.

"Ada apa?" John yang bingung karena ditatap dengan selidik. Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh wanita di depannya, ia pun hanya mendesah pelan.

"Hufth, jadi, kau ini penasaran? Haha, tenang saja, aku belum pernah mencobanya," timpalnya tidak terima.

"Terserah, aku tidak peduli denganmu." Kayla pun segera membuang muka. Dalam hatinya sedari tadi seolah mengatakan mungkinkah jika dalam hubungan asmara tidak melakukan hal tersebut.

__

Perpustakaan

Semenjak berpulangnya Ilham, Genda pun punya tugas double di mana ia akan menjaga perpustakaan milik si mendiang Ilham itu. Lebih tepatnya, perpustakaan itu ternyata sudah diwariskan padanya. Namun, di samping itu, ia juga menjadi rindu dengan suasana di restoran.

Fall on Deaf Ears [COMPLETED]Where stories live. Discover now