28. Singularitas

603 89 8
                                    

Setelah pembelajaran berakhir dan guru pengajar keluar dari kelas, Nebula tiba-tiba menarik pergelangan tangan Biru hingga gadis itu tak sempat pamit pada teman-temannya. Nebula menggeret Biru ke rooftop sekolah. Biru ingin sekali menyentak dan kabur dari Nebula, namun harus gadis itu urungkan sebab melihat wajah datar Nebula saja sudah membuat kakinya bergetar, terlebih saat mengingat kejadian sewaktu istirahat tadi. Biru benci mengingatnya sebab tak bisa melawan lebih keras.

Usai pemuda itu membanting pintu rooftop, ia membawa Biru duduk si kursi panjang yang teduh.

Gadis itu menunduk, dan ketika Nebula handak mendekat, sontak ia langsung menghindar membuat sang empu harus menahan amarahnya.

"Gue minta maaf ... " lirih Nebula dengan mata yang mulai sayu, meraih cepat tangan Biru lalu mengenggamnya erat hingga sang empu tak bisa lagi menghindar dan melepaskan diri dari jangkauan pemuda itu.

Saat Biru sedang menahan semua rasa takut dan sakit di hatinya, Nebula tiba-tiba menidurkan kepalanya di paha Biru dan membuat gadis itu terkejut. Ia gugup dan berdebar, jantungnya bertalu-talu terlebih mendapati mata kelam Nebula memandangnya. Dengan segera, Biru mengalihkan matanya dari Nebula.

"Maaf, gue kurang ajar lagi. Gue nggak suka liat lo nunduk. Gue jadi nggak bisa mandang mata indah lo lagi ... yang ngebuat gue selalu inget sama mama gue. Mata lo bagi gue adalah obat rindu paling ampuh buat nyembuhin gue yang selama ini selalu luka karena rindu mama," papar Nebula sambil menikmati wajah baru Biru yang sedang tak ada semangat hidup dari bawah.

Mendengar hal itu, Biru tertegun. Terlebuh pada kata 'mama' yang membuatnya juga rindu pada mamanya sendiri. Sebenarnya, setiap kali Biru berkaca di cermin, hatinya selalu seperti di remas melihat wajahnya sendiri yang kata Samudra mirip Ayunda, mamanya. Tanpa sadar, lingkaran matanya memerah dan memanas. Tak lama air mata Biru jatuh kala semakin mengingat Ayunda. Air mata itu tergelincir dan jatuh tepat di atas pipi Nebula.

Pemuda itu tiba-tiba menenggelamkan wajahnya tepat di perut Biru hingga sang empu langsung terlonjak dan spontan ingin menjauhkan kepala Nebula. Namun pemuda itu berbisik tak jelas sambil menahan tangan Biru.

Nebula seperti teringat sesuatu yang menyakitkan. Ia memejamkan mata sambil menggenggam tangan gadis itu. "Maaf lagi, gue mau charger energi," bisik Nebula jelas hingga membuat Biru menatap rambut Nebula tak percaya.

"Papa gue suka main cewek." Pemuda itu tertawa kecil, dan Biru tentu merasa geli tak nyaman. "Gue dulu suka banget tidur di paha mama, tapi sehari sebelum mama meninggal, mama nangis dan air matanya jatuh tepat di atas pipi gue," gumamnya.

"Apa nanti lo juga bakal pergi? Ninggalin gue? Sendiri ... kayak mama ninggalin gue dulu?"

Biru masih membungkam suaranya dengan pikirannya yang berantakan. Nebula terdengar seperti anak kecil yang kehilangan arah, dan ingin pulang saat ia berada di sebuah labirin rumit.

Nebula membuka mata dan meluruskan pandangan ke atas memandang Biru yang juga sedang menatapnya. Jantung keduanya berdebar. Tatapan Nebula yang gelap dan tatapan Biru yang menyerah tampak melebur.

"Gue nggak tau gimana caranya ngebuat lo nyaman dan nggak takut lagi sama gue. Gue nggak suka kalau lo ngehidar dari gue, gue nggak suka liat mata lo itu natap orang lain lama-lama selain gue," ucap Nebula tanpa pikir panjang dan membuat dirinya sendiri merasa tak percaya bisa mengungkapkan bahwa dirinya seakan menggantungkan diri pada Biru.

"Kenapa lo selalu mandang si Arvinjing itu? Apa yang lo liat dari dia?" tanya pemuda itu menuntut dengan mata setajam elangnya.

Biru yang muak dengan Nebula lantas mulai menjawab. "Gue suka sama dia, atau bahkan cinta. Lo nanya apa yang gue liat dari Arvin? Arvin itu anak baik-baik, baik dan segalanya. Beda sama lo yang nggak jelas, dan tempramen!" seru gadis itu tanpa peduli.

Tak kuat merasakan sakit juga amarah di dadanya Nebula bangkit dan meninju tembok di dekatnya. Biru tersentak ketakutan tatkala pemuda itu meninju tembok begitu brutal seakan tak merasa sakit. Meski belum puas, Nebula berbalik pada gadis itu dengan keadaan kacau. Pemuda itu sedikit mendekati Biru yang sudah berdiri dan termundur beberapa langkah.

Nebula tertawa menyedihkan. "Goblok banget gue ngerendahin harga diri sama cewek tolol kayak lo!" Lalu ia meludah ke samping. "Gue udah ganteng, kaya, kenapa juga gue harus mau jadi guru privat lo waktu itu?!"

"Cih! Anjing banget!"

"Gue emang brandal! Tapi setidaknya gue gak muka dua kayak si Arvinjing lo itu!"

Setelah meludah kembali, Nebula cepat menghentak berlalu pergi dengan amarah yang masih tersisa. Meninggalkan Biru dengan segala siksaan dalam batinnya. Entah mengapa ulu hatinya berdenyut begitu nyeri. Ia menggigit bibir bawah dan mengepalkan tangan guna menahannya. Biru merasa di tenggelamkan tak bisa bernapas, dan dadanya terasa seperti terbakar nyeri.

"Ya ... seharusnya gue emang nggak pantes Nebula deketin. Gue bukan siapa-siapa, bukan apa-apa. Gue cuma cewek tolol," lirihnya sambil mengusap kasar air mata.

Biru tak merasa pernah mendekati lubang hitam super massive layaknya Nebula. Tanpa aba, benda mengerikan itu mendekat, membuatnya berputar di lingkaran horizon peristiwa sebelum menelannya bersama cahaya atau gelombang elektromagnetik yang lain. Di saat gelombang dan partikel itu berhasil di remuk dan lenyapkan, Biru justru masih tetap hidup. Dia membawanya ke tempat terdalam dari dirinya, singularitas yang gelap dan belum pernah terjamah secara langsung oleh satu penelitipun selain Biru. Gelap.

Beberapa lubang hitam adalah hasil dari bintang yang sekarat. Begitu juga dengan Nebula. Pemuda itu layaknya bintang sekarat itu, hilang cahaya dan hilang harapan.

Suatu ketika, lubang hitam itu menggila dan memuntahkan Biru dengan luka. Di saat Biru merasa berharga, di detik itu juga Biru merasa antara ada dan tiada.

-'- -'- -'- -'- -'-

Stiky note: Lubang hitam (bahasa Inggris: black hole) adalah bagian dari ruang waktu yang merupakan gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stiky note: Lubang hitam (bahasa Inggris: black hole) adalah bagian dari ruang waktu yang merupakan gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur. Teori relativitas umum memprediksi bahwa butuh massa besar untuk menciptakan sebuah lubang hitam yang berada di ruang waktu.
- wikipedia.

Saya jadi tertarik banget sama lubang hitam setelah nonton film Interstellar ;) visualnya amazing banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya jadi tertarik banget sama lubang hitam setelah nonton film Interstellar ;) visualnya amazing banget. Terus alurnya juga seru meski agak pusing. Saking si lubang hitam ini nyantol terus di otak saya, entah kenapa setelah baca-baca artikel di internet tentang lubang hitam saya tiba-tiba mencocokkan lubang hitam dengan karakter si Nebula (bukan nebula yang debu luar angkasa). Aneh banget emang saya.

LautanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang