S2 eps 18 : Jurnal the Stars⭐

2 2 0
                                    

Delphinus.

3 Desember 2022.

Ini hari ke-3, dimana kakak iparku boleh pulang setelah operasi. Terbilang cepat, tapi begitulah prosesnya karena pakai bantuan dari negara. Hanya saja, aku khawatir akan banyak hal. Terutama mengenai bobot sang bayi yang memang masih perlu pemantauan dari pihak medis.

Sejujurnya, perasaanku campur aduk hari ini. Senang, sedih, takut, khawatir, dan yang lainnya menjadi satu kesatuan yang seolah ngga bisa dipisahin. Aku senang sekaligus bersyukur karena keponakanku lahir dengan selamat. Sedihnya, kata dokter berat badan dia kurang. Dan itu termasuk hal yang harus diwaspadai. Di saat dokter bilang gitu, hatiku langsung takut, panik dan cemas. Entah kenapa, aku langsung memikirkan hal yang seharusnya ngga aku pikirin; kemungkinan terburuk. Aku takut. Jujur aku takut. Tapi aku harus coba terus untuk positif thinking supaya hati bisa sedikit tenang. Hanya saja, tetap ada sedikit sudut di hati yang terus cemas. Mau menyalahkan ibunya, itu tidak mungkin. Ibunya juga pasti stress setelah tau kabar ini. Jadi satu-satunya yang bisa aku lakuin hanya berdoa. Semoga dia tetap baik-baik saja.

"Aku ingin lihat kamu tumbuh. Jadi, tetaplah hidup."

~~~

04 Desember 2022.

Hai hai. Aku sedikit kesulitan untuk membuat jurnal. Karena ini kali pertama aku mencobanya xixixi. Aku gak tau mau menceritakan apa saja. Karena aku bingung mau mulai dari mana. Oh iya, ini bulan Desember. Dimana bulan tersuram untukku juga keluarga. Kegelapan seolah menyelimuti di akhir tahun lalu dan efeknya benar-benar sampai seterusnya. Seharusnya, Desember di akhiri dengan kebahagiaan karena ini bulan Natal. Seharusnya begitu. Iya. Seharusnya.

Apa yang ingin aku syukuri? Masih tetap hidup? Masih diberikan kesehatan? Atau apa? Aku bersyukur kok, hanya saja aku benci dengan kehidupan. Entah kenapa rasa benci itu semakin membesar. Aku juga tidak tau pasti alasannya. Aku terkadang bimbang dengan diri sendiri. Lucu ya? Tapi begitulah aku. Aku tidak bisa mengekspresikannya dengan baik ternyata.

"Ini terlalu rumit. Dan otakku terlalu lama untuk memprosesnya."

~~~

05 Desember 2022.

HARI INI AKU KE PANTAI!! AAAAAAAA!!! Senang sekali rasanya. Setelah sekian lama aku ga mencium aroma laut, akhirnya hari ini aku dapat kembali merasakan hembusan angin yang bercampur dengan hempasan ombak. Pantainya masih sama seperti dulu. Hanya saja, sekarang ada tambahan beberapa ayunan dan semakin membuat pantainya indah. Aku lupa kapan terakhir kali ke pantai. Sudah lama sekali memang. Hari ini, aku bisa mendengar lagi debuman ombak, bisa mendengar suara burung-burung yang terkadang lewat. Oh, tadi ada burung elang lho. Aku bisa berjalan lagi di pasir putih sembari menikmati ombak kecil yang mampir ke tepi pantai. Aku juga bisa liat kepiting-kepiting kecil yang lagi main kejar-kejaran di atas pasir. Mereka lucu, dan mereka ingetin aku sama Daddy Namu xixixi.

Aku benar-benar bersyukur bisa ke pantai lagi. Melepas stress sekaligus memulihkan tenaga yang sudah banyak terbuang. Meski begitu, aku ga bisa nampik kalau aku juga sedih. Sedih karena hanya aku yang kesini. Seharusnya ada satu manusia lagi. Hanya saja dia memilih untuk tidur lebih dulu. Jadi, aku saja yang pergi. Tapi gapapa. Itu gapapa. Mungkin suatu saat aku bisa kesini sama dia. Iya kan? Suatu saat.

"Ketika mataku memandang kearah lautan lepas, disitu juga diriku teringat akan kamu."

~~~

06 Desember 2022.

Ini menyebalkan. Sepulang dari pantai, aku sakit. Benar-benar menyebalkan. Tidak ada cerita. Karena "Sakit itu tidak enak!"

~~~

The Story of Nine Stars [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang