01. Senja Dan Rindu

404 75 17
                                    

Senja kala itu, mengajarkan ku bahwasannya di dunia ini semuanya hanya sementara, tapi senja membuktikan bahwa ia akan kembali walaupun dengan warna yang berbeda, Semoga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senja kala itu, mengajarkan ku bahwasannya di dunia ini semuanya hanya sementara, tapi senja membuktikan bahwa ia akan kembali walaupun dengan warna yang berbeda, Semoga.

.
.
.

Masih teringat di benak ku, bagaimana gembiranya aku dan kamu menyambut senja kala itu.

Deru ombak menjadi nyanyian yang sangat menyenangkan. Matahari itu menjadi saksi bisu bahwa kisah kita memang habis tenggelem.

Senja waktu itu selalu membekas di dalam ingatan ku, bagaimana kamu tertawa begitu indah dengan senyum yang selalu merekah.

Kamu bilang aku harus bahagia? Tapi nyatanya kamu menghilang.

Kamu berjanji kepada ku, bahwasannya kamu akan meminta pada semesta agar akhir kisah kita bahagia. Namun semesta begitu kejam, Than. Ia merenggut mu begitu cepat, seolah senja itu menjadi akhir dari bahagia yang aku rasakan.

Senja kala itu tidak kembali lagi, pelangi setelah hujan itu benar-benar menghilang. Walaupun di jatuhi hujan, nyatanya pelangi itu tak muncul lagi.

Pelangi setelah hujan? Ia indah tapi hanya sesaat. Aku suka pada pelangi itu, dulu. Kini aku membencinya sebab semuanya hanya sebentar.

Salah aku mendefinisikan mu sebagai pelangi, sebab semuanya hanya sementara. Masih mending dengan senja, senja akan datang walaupun harus menunggu lama.

Tapi kini semua percuma, percuma menyesali kiasan itu.

Kamu benar-benar hilang dari kehidupan ku dan aku berusaha agar peran itu tak pernah hilang. Aku tau ini salah, tapi sungguh aku, tak mau menghilangkan mu dalam ingatan ku. Sebab berbagai warna yang aku kenal berasal dari mu.

Swastamita di depan sana tenggelem menuju peristirahatan, ia akan kembali esok dengan warna yang mungkin jauh lebih baik dari hari ini.

Aku berdiri memandangnya dengan tatapan yang mulai mengabur, ku pejamkan mata ku, lantas ku hatur kan doa, "Tuhan tolong bahagiakan, kebahagian aku itu. Tolong jangan beri dia sakit lagi dan berilah dia tempat yang paling baik."

Tepukan singkat di bahu ku, membuat ku menoleh ke arah lelaki itu, "Ayo pulang." Katanya, dan ku jawab hanya dengan anggukan singkat.

Aku termangu sembari memandang jalanan yang kini basah. Keadaan saat ini mengingatkan ku kembali soal kepergiannya satu bulan lalu. Bagaimana hujan turun sangat deras setelah kami mengunjungi pantai. Perisis seperti saat ini.

Nathan bilang hujan itu hebat menyembunyikan air mata kita, iya bener. Sama hal nya dengan hujan yang meredam tangis pilu malam itu, hujan jatuh begitu deras saat dia sudah tak berdaya lagi. Hujan menyambut kepergian, hujan menyembunyikan isakan orang-orang yang menangisi kepergiannya.

Aku terkejut saat mobil yang di kendarain bang Iyan tererem mendadak. Namun saat aku menoleh ke samping, dia tak ada di kursi kemudi.

"Bang?Bang Iyan.." Panik ku dan menoleh kesana kemari.

Senja Dan Rindu [END]Where stories live. Discover now