37

5.3K 459 17
                                    

Vote+comment nya sayang 💕

---Coffee---







Haechan menepuk-nepuk pantat Yuan yang sudah terlelap dengan nyaman di dalam box bayinya-disana, ada Bibi Kim yang sedang membereskan mainan-mainan milik putranya yang berserakan di mana-mana. Melihat putranya yang sudah tertidur pulas Haechan berhenti menepuk pantat Yuan, membungkuk sedikit lalu mencium pipi bulat milik putranya; menarik selimut agar tidak kedingan.

"Bibi, aku kekamar dulu ya, jika nanti Yuan rewel bangunkan saja aku. " Ucap Haechan.

Bibi Kim mengangguk, "baik nona. " Setelah mendengar jawaban dari Bibi Kim, Haechan segera keluar dari kamar putranya itu. Meninggalkan Yuan dan Bibi Kim di dalam sana.

Omong-omong, Bibi Kim memang selalu tidur di kamar Yuan-itu atas permintaan Haechan sendiri, dia hanya tidak ingin jika putranya menangis tidak ada yang mendengar nya. Mark juga sudah menyiapkan sebuah spring bed untuk Bibi Kim yang letaknya tak jauh dari bok bayi.

Setelah Haechan menutup pintu kamarnya, wanita itu berjalan ke kamarnya. Atensinya terjatuh pada kamar mandi yang tertutup, suara gemercik air masuk kedalam indra pendengaran nya-, sepertinya suaminya sedang mandi.

Setelah mengunci pintu kamarnya, Haechan melangkah ke kasur. Membaringkan tubuhnya disana, ketika ia sedang menarik selimut dengan secara bersamaan pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan suaminya yang saat ini bertelanjang dada dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Rambutnya juga basah.

"Yuan sudah tertidur? " Tanyanya sambil mengusak rambut miliknya dengan handuk kecil.

Haechan mengangguk pelan, "baru saja terlelap, tubuh ku terasa sedikit pegal. Tumben sekali putra mu rewel. " Ucapnya sambil merentangkan otot-otot tangannya.

Pemuda itu terkekeh sambil menghampiri Haechan, mengukung tubuh kecil istrinya. Membuat beberapa air menetes dari helaian rambutnya ke wajah Haechan.

"Eh? Bukankah kau baru saja mandi? "

"Memangnya kenapa hm? " Ucapnya dengan suara berat yang membuat bulu kuduk Haechan merinding apa lagi ketika suaminya mulai mengecupi setiap sisi wajah nya, hingga akhirnya Mark menyatukan kedua belah bibir mereka, melumat nya dengan sangat lembut. Melesatkan lidahnya ke dalam, mengitari seluruh bagian mulut istrinya.

Haechan memejamkan matanya, ia membalas setiap lumatan yang di berikan suaminya, sesekali melilit lidahnya dengan lidah Mark.

Tangannya tidak tinggal diam, pemuda itu membuka satu persatu kancing piyama milik istrinya hingga terlepas semua. Mengusap perut Haechan dengan lembut, hingga akhirnya berakhir di kedua gundukan milik istrinya yang masih terbalut bra.

Ciumannya merambat ke bawah, mengecup dagu istrinya dan berakhir di perpotongan leher Haechan. Mengecup, menjilat, mengigit, memberikan banyak tanda kemerahan disana.

"Uhhh, Mark sakit. " Haechan meringis ketika tangan besar milik suaminya meremas kuat salah payudaranya; sungguh rasanya memang sangat ngilu, apa lagi dalam kondisi hamil seperti ini.

"Maaf sayang, sudah lama sekali aku tidak menyentuh mu. " Ucapnya dengan suara serak, meniup belahan dada Haechan lalu mengecupnya dengan begitu ringan.

Mark kembali menurunkan kecupan nya, mengecupi perut istrinya membuat sang empu merasa geli. Sementara tangannya sibuk mengusap punggung halus Haechan, hingga akhirnya ia berhasil melepaskan pengait bra milik istrinya.

Ia menyingap bra nya sedikit keatas tanpa melepaskan benda tersebut. Haechan mengigit bibir bawahnya ketika Mark mulai menjilati sekitar putingnya, lalu mengulumnya, membuat beberapa tetes air susu kembali keluar dari dadanya ketika Mark menghisap nya.

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang