25

8.9K 626 16
                                    

---Coffee---



|




6 months later

Saat ini kandungan Haechan sudah hampir menginjak tujuh bulan dan ia sudah bisa merasakan gerakan di dalam perutnya, entah si bayi yang menendang ataupun bergerak. Dan sejak beberapa bulan terakhir ini permintaan Haechan sudah cukup banyak merepotkan Mark dan juga Jeno. Di mulai dirinya yang menginginkan Sushi dini hari, ingin di belikan cake berbentuk beruang kepada Jeno, meminta di belikan kuda unicorn pada malam hari dan menginginkan jika kuda tersebut ada saat ini juga. Mark cukup pusing dengan permintaan random dari istrinya, Haechan akan terus merengek dan mengancam akan menangis jika keinginannya tidak di turuti.

Yang membuatnya kesal bukan main adalah ketika Haechan meminta untuk menyentuh perut berotot milik Yuta, padahal jelas-jelas suaminya juga memiliki hal itu. Haechan merengek, bahkan mengancam tidak mau makan selama tiga hari jika Mark tetap tidak ingin menuruti ke ingin nannya.

Dengan segala keterpaksaan, akhirnya Mark mengizinkan Haechan untuk mengusap perut milik Yuta. Dengan raut wajah datar dan mata yang menajam kearah Yuta yang tentunya dengan senang hati ia membiarkan Haechan mengusap perut miliknya.

Rasanya Yuta sedikit senang menjahili temannya itu, walaupun pada akhirnya Mark bersikap ketus pada dirinya.

Mood Haechan juga sangat sering berubah-berubah. Dan satu lagi, wanita itu jadi lebih sering menempel padanya setiap saat, bahkan ketika Mark tengah mandi pun Haechan terus berdiri di depan kamar mandi, mengentuk-ngetuk pintunya ingin masuk ke dalam yang tentu saja tidak Mark biarkan, dia masih sangat waras untuk tidak menyetubuhi istrinya dalam keadaan hormonnya yang sedang memuncak.

Seperti saat ini Mark sedang mengerjakan tugas kantornya dengan menahan segala gejolak dalam tubuhnya yang sudah mengebu-ngebu. Bagaimana tidak, jika sedari tadi Haechan duduk di pangkuannya menggeliat terus menerus sambil memeluk lehernya, bahkan sesekali wanita itu mengendus ceruk lehernya.

"Markeuu... " Panggil Haechan dengan nada manjanya, ia menyenderkan kepalanya pada dada bidang milik suaminya sembari memainkan dasi yang di pakainya.

Mark mengalihkan atensinya pada sang istri mengusap lembut punggung milik Haechan, " kenapa hm? ada yang kamu inginkan? " Tanyanya dengan lembut.

Haechan menggeleng pelan. "Apa pekerjaan mu masih lama? "

"Mungkin sebentar lagi? " Jawab Mark ragu, ia sendiri tidak tau pasti kapan pekerjaannya akan selesai karena sedari tadi dirinya saja tidak bisa konsentrasi.

"Yak! Kau sudah mengatakan hal yang sama satu jam yang lalu. " Sentaknya.

"Sabar ya? Pekerjaan saya sedang banyak hari ini, kamu bosan? Ingin saya antarkan pulang? Atau ingin sesuatu? Jika ini selesai kita akan mem-, "

"Awh! " Ucapan Mark terpotong kala mendengar rintihan dari istrinya.

"Hei? Ada apa? Apa terasa sakit? Kamu merasakan keram lagi? Ingin saya paggilkan dokter? " Tanyanya khawatir sembari mengusap wajah istrinya.

Haechan terkekeh, kenapa sikap suaminya ini sangat berlebihan si. Padahal dulu Mark tidak pernah seperti ini. Haechan menggenggam lengan suaminya setelahnya menaruhnya pada perut besar miliknya.

"Kau merasakannya? " Tanya Haechan sambil menatap kearah suaminya.

Mark mengangguk cepat, ia tersenyum. "Apakah bayi kita sedang menendang? " Tanyanya dengan antusias.

Haechan mengangguk, " iya, sepertinya baby ingin di ajak bicara oleh Daddynya. "

Pemuda itu terkekeh, "apa itu sakit? "

Cᴏғғᴇᴇ • MarkhyuckWhere stories live. Discover now